Search Engine Optimization (SEO) menjadi salah satu hal yang diagungkan oleh banyak blogger saat ini.
Banyak bukan berarti semua. Nyatanya, ada juga blogger yang tidak mau ambil pusing tentang SEO ini. Pada mulanya, saya adalah salah satu blogger yang tidak memusingkan SEO ini. Bagi saya, ngeblog adalah seni. Sebuah hal menyenangkan yang menjadi aktivitas jeda pekerjaan.
Saat awal ngeblog dulu, saya memang sempat membaca sekilas tentang SEO dan beberapa artikel yang SEO-friendly. Nyatanya, semakin saya mempelajari dan mendalami serta mencoba mengaplikasikan, artikel yang saya tulis tidak memiliki nyawa. Tidak memiliki sesuatu yang menarik dibandingkan saya menulis tanpa teknik SEO.
Saya pun akhirnya menulis artikel suka-suka saya. Yang penting sudah sesuai dengan “standar” yang saya patok yakni mencakup apa yang ingin saya utarakan. Serta, tetap sesuai dengan tagline blog ini yakni Unimportant to Important. Bagi orang lain tidak penting tetapi bagi saya dan sebagian orang lain penting sekali. Tidak penting yang sebenarnya penting dan bisa membuat pembaca berujar “oh iya ya”, “oh baru tahu saya”, dan seterusnya.
Meski demikian, pada beberapa waktu terakhir, Google sebagai pemilik situs pencari sangat baik hati mengubah algoritmanya. Jika dulu mereka akan menampilkan blog dengan artikel yang “SEO-friendly”, dengan kata kunci yang dibombardir sedemikian rupa dan sederet aturan lain, kini semuanya berubah. Artikel yang benar-benar dicari oleh banyak orang serta dikupas dengan baik dan mendalam yang akan muncul pada lama pencarian Google.
Maka, saya pun tertarik kembali mempelajari SEO yang barangkali bisa saya terapkan tetapi tidak mengubah sedikit pun idealisme dalam ngeblog. Beruntung, kemarin komunitas blog yang saya ikuti, yakni Indonesia Social Blogpreneur mengundang narasumber yang ahli dalam SEO. Tak lain adalah Ilman Akbar, seorang profesional digital matketing dan penulis buku 101 Young CEO. Melalui IG live, durasi sesi sharing selama hampir 90 menit tidak terasa karena asking asyiknya materi yang beliau paparkan.
Baca juga: Belajar Menulis Konten Digital yang Baik
Pahami konsep apa itu SEO
Sebenarnya, SEO adalah cara gratis untuk meningkatkan trafik. Meski gratis, tentu kita butuh usaha maksimal dalam menjalankannya. Sama seperti beberapa penjelasan SEO lain, ada beberapa hal yang mempengaruhi SEO, yakni on page (konten itu sendiri) dan off page (backlink dan sejenisnya).
Keduanya harus berjalan beriringan tetapi SEO on page harus dilakukan dengan mantap dulu sebelum melakukan SEO Off Page. Ibarat kata begini, kita memiliki penampilan yang cantik atau tampan. Tentu yang menilai penampilan kita cantik atau ganteng adalah dari orang lain.
Kalau penampilan kita sudah baik secara keseluruhan, maka otomatis orang lain akan melirik kita. Ini berbeda jika kita belum maksimal dalam menjaga penampilan tetapi kita sudah merasa cantik atau ganteng maksimal.
Eh, aku ganteng lho.
Jika kalimat ini saya ucapkan, apakah Anda percaya? Saya yakin tidak.
Berbeda halnya jika saya melakukan perawatan wajah dan kulit seperti Puteri Indonesia 2020, berolahraga secara teratur, dan berlatih public speaking. Hanya dengan satu tayangan video singkat atau satu foto pun orang akan menilai. Oh Mas Ikrom ganteng ya. Perutnya sixpact lagi. Ngomong bahasa Inggrisnya lancar. Cocok nih buat ikutan Manhunt International 2020.
Ini hanya analogi ya, bukan kenyataan. Namun, semoga paham apa yang saya maksud.
Jadi, inti dari SEO adalah kita punya konten yang dicari oleh banyak orang, dikupas lebih dalam, enak dibaca, dan tentunya membuat pengunjung betah untuk terus membaca konten kita yang lain.
Konten adalah kunci dan konten menjawab pertanyaan kata kunci
Maka, bisa dikatakan bahwa dalam SEO saat ini konten adalah kunci. Dulu, saya memang sempat mendengar agar kata kunci diulang-ulang. Agar dimasukkan dalam 100 kata pertama. Agar mengandung berapa persen ini dan itu.
Iya, itu dulu sangat penting. Makanya saya sempat kesal kenapa sih blog yang artikelnya hanya mengulang kata kunci bisa muncul nomor 1. Sebagai orang yang mencari informasi yang kita inginkan rasanya pingin gebrak meja saking keselnya. Bagaimana tidak kesal, tidak ada informasi yang bisa dibaca selain kata kunci dan kata kunci.
Puji syukur, kini semua berubah. Kata kunci tetap penting dan amat disarankan ditampilkan dalam judul artikel.
Tetapi, tidak harus mengulang kata kunci sehingga artikel terbaca aneh. Sesuatu yang benar-benar saya benci hingga kini. Rasanya sia-sia meluangkan waktu untuk membaca blog yang isinya kata kunci dan kata kunci. Anda juga kan?
Menurut Mas Ilman, konten yang berpeluang lebih besar untuk masuk laman pertama mesin pencarian adalah konten yang menjawab kata kunci. Semakin lengkap dan menarik, maka kemungkinannya akan besar.
Ini sudah saya buktikan ketika beberapa waktu lalu, konten lama saya tiba-tiba saja naik trafiknya. Padahal, dulu saya tidak menyangka akan bisa jadi nomor 1. Ternyata, setelah saya cek dengan kata kunci tertentu, tulisan saya muncul di bawah Wikipedia. Bahkan ada yang benar-benar di atas.
Jika menulis artikel dengan lengkap banyak dicari, bukan mustahil untuk menjadi nomor 1 di mesin pencari |
Saat saya cek lagi tulisan saya, memang saya menuliskannya dengan detail. Selengkap mungkin dengan banyak informasi baru yang dibutuhkan pembaca. Menjawab apa yang ingin mereka cari. Dan lagi-lagi, sesuai dengan tagline blog ini. Bagi sebagian orang tidak penting tetapi bisa saja penting bagi sebagian orang lain.
Riset kata kunci penting tapi jangan sampai menodai semangat menulis
Untuk itulah, riset kata kunci penting dalam SEO. Tetapi, saya tidak mau menghabiskan waktu hanya untuk meriset kata kunci secara berlebihan. Ini memang dilematis karena saya juga tipe bodo amat kepada kata kunci ini karena yakin kalau menulis dengan hati dan menyuguhkan apa yang terbaik bagi pembaca, otomatis artikel kita akan dicari.
Riset kata kunci kadang-kadang saja saya lakukan yang lebih
kepada tujuan pemilihan judul. Namun, kini saya lebih berfokus pada kata kunci
yang sebenarnya banyak dicari oleh banyak orang tetapi belum banyak blogger
yang menulisnya.
Kata kunci tersebut juga harus saya kuasai dengan baik dan saya benar-benar tertarik menuliskannya. Sehingga, saat saya mulai menulis, ada dua tujuan yang saya kejar. Pertama, menembak kata kunci yang banyak dicari. Kedua, menikmati setiap kalimat yang saya tulis. Dua hal ini harus berjalan beriringan.
Makanya, kemarin saya menulis mengenai peripih candi karena belum banyak blog yang mengulasnya. Saya juga menulis tentang rumah Doktor Azahari juga dengan alasan sama. Saya menulis partai komunis di Kota Malang lantaran konten ini banyak dicari mahasiswa sejarah. Dan lain sebagainya.
DA, PA, dan nilai algoritma blog jangan jadi patokan
Selain konten dan backlink, pemeringkatan dalam bentuk nilai DA, PA, Alexa rank dan sejenisnya sering didengungkan para blogger. Semenjak Tsunami Akbar perhitungan Moz Rank beberapa waktu lalu yang membuat hampir semua blogger putus asa, saya termasuk yang masa bodoh.
Memang DA dan PA sempat saya cek dan nilai DA saya terjun bebas dari 23 menjadi 8. Tetapi, ini juga dikarenakan saya berganti domain dari xyz menjadi com. Wajarlah dan saya tidak terlalu kecewa.
Apa yang saya lakukan ternyata diamini oleh Mas Ilham. Nilai DA dan PA serta tetek bengeknya sebenarnya tidaklah terlalu penting. Ini tetap dipakai oleh beberapa brand atau agensi blog tetapi sebenarnya tidak benar-benar perlu dirisaukan.
Alasannya, itu semua adalah buatan pihak ketiga. Nilai DA dan PA tinggi bukan berarti secara otomatis artikel dalam blog tersebut banyak dicari dan sebaliknya. Tidak menjamin pula artikel yang menautkan link web lain juga akan ikut tinggi trafiknya. Semuanya akan kembali kepada bagaimana Google menilai artikel tersebut. Google tidak menggunakan nilai DA dan PA untuk merangking artikel suatu blog dalam mesin pencarinya.
Alexa rank blog ini yang sebenarnya tidak terlalu saya pusingkan. |
Jadi, daripada pusing memikirkan DA dan PA, lebih baik kembali kepada menulis artikel yang kata kuncinya banyak dicari, kompetitornya rendah, dan diulas dengan mendalam.
Teknik SEO ala-ala yang saya lakukan
Pemaparan menarik dari Mas Ilman membuat saya semakin percaya diri dalam mengembangkan blog ini dalam kerangka teknik SEO yang saya bisa. Apa saja itu?
Menulis beberapa topik sub niche yang saya kuasai dan saya senangi.
Berhubung terlanjur menjadi blog campur aduk, maka agar blog ini tetap
punya niche, maka ada beberapa topik yang lebih banyak saya ulas. Antara lain
sejarah, kontes kecantikan (beauty pageant), kereta api, dan pendidikan. Namun, saya tetap menulis tulisan receh curhatan tanpa banyak memikirkan teknik SEO atau niche tadi
Mengganti judul yang belum mengandung kata kunci.
Ini banyak terdapat di tulisan lama. Tiga bulan terkahir saya konsisten mengubah judul yang tidak mengandung kata kunci dan terbaca kurang menarik.
Menambahkan keterangan pada ALT teks.
Kegiatan ini juga saran dari
Mas Ilham untuk menambahkan keterangan pada bagian tersebut sesuai dengan kata
kunci tulisan kita. Memang saya akui, terbatasanya waktu membuat saya tidak
pernah melakukannya. Makanya, sembali mengecek judul, saya juga menambahkan
teks ini. Siapa tahu bisa membantu agar menjadi nomor 1 di google. Menambahkan ALT teks juga sekalian membantu mereka, para tuna netra yang kebetulan membaca tulisan kita. Hitung-hitung amal ya.
Memberi tautan internal.
Ini juga jarang saya lakukan karena dulu seringnya setelah tulisan OK langsung saya posting. Tautan internal juga lumayan berpengaruh pada trafik tulisan kita. Pembaca bisa tertarik untuk menuju tulisan yang kita tautkan sehingga nilai pantulan (bounce rate) blog ini bisa dikurangi.
Membaca sekilas laporan Google Analytic
Kegiatan ini hanya sesekali saya lakukan karena memang tak banyak waktu untuk melakukannya. Saya hanya melihat kata kunci apa yang banyak dicari di blog ini sehingga saat akan mencari ide tulisan baru, saya bisa menyesuaikan dengan kata kunci tersebut jikalau memungkinkan. Saya juga tahu waktu yang paling sering membuat trafik blog ini tinggi dan sebaliknya. Dari Google Analytic akhirnya saya tahu bahwa blog ini jarang dikunjungi pada hari Sabtu dan Minggu.
Mencari backlink.
Lantaran saya tidak sreg menanam backlink di sana-sini, maka salah satunya cara adalah menanam link tulisan blog ini pada artikel yang saya tulis di Kompasiana. Syukur-syukur jika artikel tersebut bisa jadi Artikel Utama atau Terpopuler. Trafik dari pembaca Kompasiana pun bisa sekalian beralih ke blog ini. Tetapi, saya sangat berterima kasih dan terbuka jika ada blogger lain yang mau menanam link di blog ini atau menanam link artikel saya di blognya. Melalui guest post misalnya.
Baca juga: Tips Agar Tulisanmu Menjadi "Headline" (HL) di Kompasiana
Membuat lay out tulisan.
Berhubung saya suka menulis artikel dengan lengkap dan mendalam, maka saya selalu membuat lay out menulis. Kegiatan ini sebenarnya sudah lama saya lakukan karena saya sering lupa akan menuliskan apa saja. Jadi, poin-poin yang akan saya kejar akan saya tulis dulu barulah saya elaborasi lebih lanjut dalam tulisan di blog. Tapi ini tidak semua hanya tulisan yang butuh referensi banyak saja.
Contoh lay out tulisan blog yang saya buat |
Terakhir, tetap melakukan blogwalking.
Walau tak banyak berpengaruh bagi saya ngeblog akan hampa tanpa blogwalking. Lebih baik saya meluangkan waktu untuk BW daripada terlalu memikirkan SEO. Dengan BW, semangat ngeblog saya kembali terisi dan ada saja ide menulis lagi.
Itu saja yang bisa saya utarakan pada tulisan panjang kali ini. Semoga bermanfaat dan yang terpenting tetap semangat ngeblog. Tetap fokus menulis saja apa yang disukai dan tidak terlalu risau memikirkan SEO. Sayang kalau semangat ngeblog hilang akibat tetek bengek SEO yang membuat pusing. Namun, ini pendapat saya ya jika berlainan sangat diperbolehkan.
Salam.
Hai Kak, menarik sekali. Lengkap sekali penjabarannya.
ReplyDeleteTapi, DA PA-ku paling aneh. PA tinggi sekali, sangat berbeda dengan DA-ku.
Mungkin karena aku keseringan otak-atik tulisan lama kali ya?
Ah, sudahlah, tidak perlu terlalu aku pusingkan karena aku bukan blogger profesional (hanya suka-suka).
Untuk menambahkan ALT gambar itu maksudnya seperti apa ya Kak? Nggak paham nih. Maaf.
saya juga sama mbak
Deletesetahu saya, DA juga dipengaruhi dari usia domain dan beberapa faktor lain seperti loading blog
ini saya naik karena ada banyak yg saya kurangi di blog saya semisal gambar gambar yang berat
saya juga sih penting biar nyaman aja pembacanya hehe
ALT teks maksudnya sudah saya edit
alternatif teks
kan kalau kita upload gambar selain deskripsi gambar kan juga ada ALT teks mbak
nah itu yang kita isi dengan kata kunci
Menarik dan lengkap sekali pembahasannya.
ReplyDeleteSama seperti mas Ikrom, aku juga selalu membuat catatan atau lay out ke dalam corat coretan kertas sebelum kuketik di monitor.
Tujuannya biar kubaca berulang dulu kira-kira udah enak dibaca belum :)
nah benar mas biar runut ya mas
DeleteSaya suka analoginya mas, jadi ngerti saya kedudukan SEO.
ReplyDeleteSalam kenal
terima kasih salam kenal juga
Deletehadeuh, dari jaman dulu kalau ngomongin SEO justru jadi keliatan banget kalau mamang teh bego banget, hingga nggak pernah mikirin lagi per SEO an....akibatnya blog nyungseb dan hiatus berkepanjangan.... mau balik kanan, sayang sama blog yang udah jadi temen galau....gimana coba kalau begini?
ReplyDeletenah iya kan kalo lama engga diurus ya nyungsep huhu
DeleteSaya sangat setuju dan sependapat dengan artikel ini
ReplyDeleteSaya sebenarnya jenuh juga dengan boombarnir pertanyaan tentang SEO.
Sedangkan semangat membuat konten saja tak mau.
Tapi inginya otak Atik ini dan itu, jeroan template yang digerayangi.
Dan webmaster yang dipikirin. 😄
Dengan rajin menulis secara otomatis sudah belajar ilmu SEO, apalagi dengan adanya kata kunci.
nah benar kan mas bumi
Deletesuka bingung kalau ribet SEO tapi buat konten aja gamay
maunya ketinggian eh tapi enggak ada usaha
kan aneg hehe
iya kata kunci lama-lama lo bisa sendiri kalau sering nulis dan nemu kata kunci apa yang trafiknya tinggi
Aku kalau nulis pakai teknik seo itu suka jadi nggak ngalir pak. Tapi klo nggak pakai teknik SEO nanti yang baca tulisannya dikit, sayang juga. Jadi serba salah hahaha 😂. Katanya SEO sekarang lebih manusiawi ya ga kayak dulu. Tetep konten no 1 ya yang harus kita benahi dulu. Seo nyusul ya
ReplyDeletenah iya mbak serba repot ya
Deletetapi memang konten nomor 1
nanti SEo akan ikut dengan sendirinya
Belajar teknik SEO buat blog emng ga mudah buat sebagian orang biar dpt peringkat utwma di google, dl wt blog pertama sy yg udh RIP juga sempet nerapin metode itu dan memang terbukti ada yg masuk halaman google dngn mwmasukkan kata kuncj tertentu, tpi kadang sy juga liat blog yg tulisannya kaku banget krna maksain banget buat jadi number one di pencarian google..tpi semua tergantung ama yg nulis sih tujuannya apa, buat nulis aja ato biar masuk mesin pencari
ReplyDeletebenar si jadinya kaku
Deletedan benar pula tujuannya apa
tapi jujur kalau sebagai pembaca, liat artikel penuh kata kunci tapi enggak nyambung ya jadi males baca ya mbak hehe
Betul banget mas. Kalo Penuh dgn jiwa jadi enak bacanya. Ketimbang kata kunci doang.
ReplyDeletesepakat
DeleteCapek kalau SEO_SEO-an. Bagi saya SEO ya patuh aja di aturan google search console itu kan kita dapat laporan tiap bulan atau kalau ada yang salah. Kalau salah ya perbaiki. Simpel saja.
ReplyDeleteKalau dulu SEO yang backlink-baclink itu memang terasa, sekarang gak ngefek. Mungkin akan ngefek kalau backlink dari situs besar, dan itu pasti mahal beli link-nya. Apalagi kalau ngeblog cuma buat catatan seperti saya. Sudah males sekarang mikir SEO.
nah iya google udah mengubah algoritmanya
Deleteemang penting backlink tapi ya konten adalah kunci
Sepertinya sama mas Ikrom, saya dulu juga pernah belajar SEO ala kadarnya tapi tidak terlalu pusing harus menggunakan tehnik SEO tersebut dalam artikel.
ReplyDeleteKatanya SEO on page itu artikel yang utama, sepertinya benar sih jika artikel kita bagus maka google juga akan memberikan page one artikel itu. Tapi aku pernah cari artikel sesuatu tapi yang muncul di page one bahkan nomer satu tidak sesuai harapan, tulisannya sedikit tapi anehnya jadi nomor satu, yang nomer dua dan tiga malah lebih bagus.
iya mas kadang nomor dua dst malah lebih bagus
Deletemakanya kadang males ya liat artikel macam itu
Paham aku mas paham akan analogi yang mbok sampeyan sebutke itu, tapi jajalo wae mas daftar manhut 2020, sapa ngerti jadi hihi
ReplyDeleteNaini !!!! Sukaaaak aku bacane, jadi nambah elmu sekaligus perkhazanahan di dunia tulis-menulis yang makin berseni ini sekaligus menjawab pola-pola penulisan yang SEO-friendly...
Aku percaya algoritme sekarang ga kayak dulu lagi yang nampilin artikel sarat kata kunci thok di laman satu google, tapi sekarang udah mulai adil dengan menjagokan artikel yang lengkap, banyak menjawab apa yang ditanyakan search engine, dan tulisannya pun runut dengan kalimat yang luwes (jadi saiki wes ga perlu akeh2 gebrak meja kan ahahahah)
Buat triknya....iki sami banget mas....ku pun demikian soale...yakni biar ga bikin bosen, jadi tetep memperhatikan pembaca pada kalangan sendiri (sesama blogger yang sebagian besar mungkin demene konten ringan atau receh), tapi di samping itu pula tetep memperhatikan pembaca dari belantara internet yang bukan kalangan seprofesi dan nyasar ke blog kita karena ndilalah kejaring keyword yang sesuai dengan kebutuhannya.
So, sama bangat...nulis receh tetep jalan yang istilahe nulis enteng aja, nulis yang kira-kira banyak dicari dan ngebost traffict juga jalan.....misal nek dirimu fokus ke sejarah, pageant atau sosial budaya, aku fokus ke tema hiburan seperti yang jadoel2, kuliner, review buku, dan sinopsis film, xixixiix...
aku daftar Mister Supranational wae mbak melu Gandhi Fernando wakakaka
Deleteiya bener google makin pinter jadi yang nemu artikel ga perlu gebrak2 meja saking keselnya hahahah
huum udah kadung campur aduk ya dan kalau nulis satu niche aja bosan maka buat aja beberapa yg kita sering suka
nanti bakal bise jadi satu kesatuan sendiri kok
tulisan receh pun kalau kata kuncinya pas dan banyak dicari ya bakal nomor 1
tergantung rezeki juga hehe
Ah, senang ada blogger yang rupanya berpandangan sama dengan saya. DA, PA< Alexa Ranking tidak penting. Hahahah
ReplyDeleteSetuju mas IKrom bahwa SEO ala-ala tetapi dengan penjelasan detail dan lebih lengkap berpeluang besar menang dalam persaingan di SERP dibandingkan SEO yang dipaksakan. Mungkin karena tulisannya menjadi terasa membingungkan dan nggak jelas.
Tetap semangat yah mas Ikrom.. Biar saya tetap ada temannya.
Kalau nggak sendirian lah saya
Ah senang jug seferekuensi dengan Bapak master nulis ini hehe
Deleteiya pak memang kalau membingungkan, orang akan langsung skip dan yakin deh google ga bakal pajang lama-lama
semangat juga ya pak
saya juga senang ada temannya hehe
Menarik dan mendetail ulasan mengenai SEOnya. Saya suka sekali dengan cara bung melihat SEO, bahwa tutur kata yang runut, relevan dan enak dibaca lebih utama. Karena jujur saja kalau lagi blogwalking dan nemu artikel yang SEO (mengulang kata kunci banyak buanget) pengen seger kabur. Karena saya bukan robot yang tahan dengan skem seperti itu.
ReplyDeleteIni kunjungan pertama saya moga dapat berkunjung kembali
nah iya kan mas ingin segera kabur
Deletewah makasih lo ya sudah berkunjung semoga betah dan balik lagi hehe
total banget nih sharingnya, setuju tentang ulasan SEOnya
ReplyDeleteSelama sepuluh tahun ngeblog, sebelum pindah merk jadi Kearipan, ga pernah mikir soal SEO. Tapi berkat pandemi, ga tau kenapa jadi iseng ngulik ginian. Awalnya ya karena pas karantina banyaknya nonton anime ya jadinya yg banyak ditulis soal anime. Ternyata trafiknya tinggi, dan setelah edit ulang dengan beberapa tips SEO kayak nulis alt image (yg paling males saya lakuin) dan penggunaan heading-sub heading, makin nanjak aja.
ReplyDeleteTapi yg bikin sebel, portal berita macam CNN sampai Kompas kok jadi kayak blog, meski diselipinnya di hard news, dari rekomendasi anime sampai spoiler manga One Piece terbaru ada. Bahkan kemarin nemu portal Bola sampe nulis soal arti lirik sholawatan.
masa mula2 buat blog saya bingung juga fasal SEO ni tapi lama kelamaan saya dah faham...10 tahun kot berblogging... kalau tak faham juga tak tahulah hahahaha
ReplyDeleteIni mirip-mirip bapak Antony pacarnya Candy-Candy hahaha
ReplyDeleteSaya termasuk yang pernah sebal dengan DA turun.
Tapi setelah sekarang gelombang blogger yang mendengungkan DA/PA makin banyak, tetiba saya jadi nggak peduli lagi dengan DA.
Karena akhirnya semua job itu balik ke rezeki.
Ada job yang menginginkan DA tinggi, tapi ada juga job yang menginginkan support medsos.
Jadi selalu ada jalan.
Justru kadang banyaknya teori itu bikin orang jadi males nulis, dibatasi oleh keyword dan berbagai panduan yang bikin puyeng :D