Grand Slam pageant. - Global Beauties |
Laiknya pertandingan sepak bola yang memiliki lisensi, kontes kecantikan pun juga memiliki hal serupa.
Lisensi ini dimiliki oleh seorang National Director (Natdir) di sebuah negara yang berhak mengirimkan wakilnya ke suatu kontes kecantikan internasional. Natdir diperbolehkan untuk melakukan handpick (pemilihan tertutup) atau pun menyelenggarakan kontes kecantikan nasional terbuka yang diikuti banyak kontestan.
Lisensi yang dimiliki seorang Natdir memiliki banyak keuntungan sama halnya dengan franchise (warlaba). Selain bisa mengirimkan wakilnya, ia juga bisa mendapatkan sponsor dari berbagai produk kecantikan atau produk lain. Sponsor tersebut biasanya mendukung sang kontestan dalam berbagai aspek.
Tak hanya itu, Natdir juga bisa melakukan berbagai kerja
sama menguntungkan yang nilainya bisa jadi jauh lebih tinggi dibandingkan harga
lisensi yang ia bayarkan. Maka, memiliki lisensi sebuah kontes kecantikan saat
ini sebenarnya menjadi salah satu hal yang bisa dijadikan ladang bisnis
meskipun tidak berarti menciderai tujuan dari kontes kecantikan tersebut.
Level Kontes Kecantikan
Dalam dunia kontes kecantikan, ada semacam level yang membedakan antara kontes kecantikan satu dengan lainnya. Ini mirip juga dengan yang terjadi pada dunia sepakbola saat ada liga tertentu yang memiliki grade berbeda dengan liga lain. Misalkan, Liga Inggris tentu berbeda grade-nya dengan Liga Spanyol yang bisa dilihat dari jumlah peserta liga yang lolos ke Liga Champions Eropa.
Demikian pula pada kontes kecantikan, jika dikelompokkan ada dua jenis berdasarkan tingkatannya. Tingkat pertama yakni Grand Slam Pageant dan tingkat kedua adalah Minor Pageant. Sebenarnya, ada 4 grand slam pageant yang banyak diakui yakni Miss Universe, Miss World, Miss International, dan Miss Earth.
Empat kontes kecantikan tersebut sudah diakui oleh para
pelaku pageant dengan persaingan yang ketat dan prestise yang dimiliki oleh
sang juara. Akan tetapi, pada beberapa tahun terakhir, ada dua kontes
kecantikan yang kini dimasukkan juga menjadi grand slam pageant, yakni Miss
Supranational dan Miss Grand International (MGI).
Sedangkan, untuk minor pageant lain yang belum bisa dikatakan memiliki prestise yang tidak sebaik grand slam pageant adalah Miss Intercontinental, Miss Miss Globe, Miss Polo, Miss Charm, Miss Tourism International, Miss Eco International, Miss United Content, dan masih banyak lainnya.
Pada kesempatan kali ini, saya akan membahas harga lisensi untuk grand slam pageant saja. Lantaran, kontes bertitel grand slam adalah kontes yang banyak peminatnya, terutama jika lisensinya dipegang oleh Yayasan Puteri Indonesia.
Pemegang Lisensi Kontes Kecantikan di Indonesia
Di Indonesia, ada empat yayasan yang memegang Grand slam beauty pageant. Mereka adalah Yayasan Puteri Indonesia (YPI), Yayasan Miss Indonesia, Yayasan El John Pageant, dan Yayasan Dunia Mega Bintang. Empat yayasan tersebut melakukan pemilihan secara terbuka bagi wakilnya yang akan menuju kontes kecantikan internasional.
Empat yayasan pemegang lisensi pageant mayor di Indonesia |
YPI memegang tiga lisensi, yakni Miss Universe, Miss International, dan Miss Supranational. Dulu, YPI pernah memegang empat lisensi ditambah Miss Grand Indonesia. Namun, karena ada ketidaksepahaman antara pengelola MGI dan YPI, serta terlalu banyak lisensi yang dipegang, maka sejak 2018 YPI hanya mengirimkan tiga puterinya ke ajang internasional. Inilah alasan mengapa posisi tiga besar Puteri Indonesia selalu menjadi incaran dan sangat ditunggu oleh pageant lover karena semuanya akan dikirim ke kontes kecantikan internasional.
Trio Romansa, tiga besar Puteri Indonesia yang akan mewakili Indonesia di ajang internasional. - Dokumen YPI |
Yayasan Miss Indonesia yang dinaungi oleh MNC Grup memegang lisensi Miss World. Ibu Liliana Tanoesudibjo menjadi Natdir dan kerap menjadi juri dalam beberapa gelaran kontes ini. Cik Lili – sapaan akrabnya – juga sangat berperan dalam bekerja sama dengan menggandeng sponsor atau pun saat perhelatan Miss Indonesia. Perlu diketahui, lisensi Miss World ini juga pernah dimiliki oleh YPI. Runner-up I Puteri Indonesia 2005 pernah dikirim ke Miss World 2006. Namun, sejak 2006, lisensi ini diambil alih oleh Yayasan Miss Indonesia.
El John Pageant memiliki lisensi Miss Earth, sebuah kontes yang eksis sejak tahun 2001. Pemenang ajang ini secara otomatis akan mewakili Indonesia di ajang tersebut. Selain Miss Earth, El John Pageant juga memagang lisensi Miss Tourism International, World Miss University, dan lain sebagainya.
Yayasan Dunia Mega Bintang yang dimiliki oleh Ivan Gunawan sejak 2020 ini memegang lisensi Miss Grand International (MGI). Yayasan ini pun baru beberapa minggu kemarin menggelar kontes secara terbuka. Oh ya, sebelum dimiliki yayasan ini, MGI juga sempat berganti-ganti lisensi. Mulai YPI, El John Pageant, dan Yayasan Dharma Gantari. Saking seringnya ganti lisensi, kadang teka-teki siapa pemegang lisensi tahun berikutnya pun muncul.
Harga Lisensi Miss Earth
Kita mulai dari Miss Earth yang datanya diambil pada tahun 2016. Harga lisensi untuk Miss Earth adalah 3.000 – 15.000 dollar Amerika. Jika dirupiahkan, sekitar 42 juta hingga 210 juta tiap tahun. Tiap negara membeli dengan harga berbeda. Harga ini cukup tinggi karena Miss Earth merupakan empat besar kontes kecantikan.
Lisensi Miss Earth cukup menggiurkan karena banyak sponsor pada perhelatannya. Masing-masing sponsor juga akan memberikan penghargaan khusus bagi kontestan yang memenuhi syarat perlombaan tertentu. Miss Earth juga memiliki banyak gelar bagi para pemenang keduanya, semisal Miss Earth Air, Miss Earth Water, dan Miss Earth Fire.
Harga Lisensi Miss Supranational
Meskipun terhitung baru diadakan, Miss Supranational juga dilirik oleh banyak negara. Terbukti, setiap penyelenggaraan kontes ini tiap tahun, pesertanya selalu lebih dari 70 negara. Harga lisensi Miss Supranational adalah 1.000 dollar AS. Jika dirupiahkan sekitar 14 juta rupiah tiap tahun. Harga ini cukup murah jika dilihat dari penyelenggaraanya yang cukup wah.
Panggung yang cukup spektakuler dan para penonton yang banyak membuat gelaran Miss Supranational juga ditunggu. Belum lagi, hadiah yang diterima oleh pemenang juga banyak. Menurut Wilda Situngkir, Puteri Indonesia 2018 yang memenangkan runner-up 3 Miss Supranational, ia mendapatkan hadiah uang senilai 25 juta rupiah. Padahal, ia finish di urutan keempat. Bisa dibayangkan kan berapa hadiah sang pemenang?
Harga Lisensi Miss Grand International
Ternyata, harga lisensi MGI hampir sama dengan Miss Supranational, yakni sekitar 14 juta rupiah tiap tahun. Sama pula dengan Miss Supranational, gelaran ini juga masih baru dan cukup banyak penggemarnya. Ajang yang berbasis di Thailand ini juga kerap mengundang perhatian penggemar kontes kecantikan karena sesi opening number yang unik dan nyentrik.
Hadiah yang didapatkan oleh sang pemenang pun juga banyak. Menurut Ariska Puteri Pertiwi, runner-up 3 Puteri Indonesia 2016 yang menjadi Miss Grand International 2016, ia mendapatkan uang sejumlah sekitar 500 juta rupiah. Jumlah yang fantastis pada tahun tersebut. Selain uang, Ariska pun mendapatkan duplikat mahkota yang cukup indah dan menarik.
Harga Lisensi Miss International
Jika kontes kecantikan lain lisensinya dibayarkan setiap
setahun sekali, maka lisensi Miss International dibayarkan setiap dua tahun
sekali. Entah karena orang Jepang yang memiliki kontes ini sudah kaya atau apa,
tidak disebutkan berapa harga lisensi untuk kontes ini. Namun pasti ada
beberapa persyaratan dan administrasi yang harus dipenuhi oleh pemegang
lisensi.
Oh ya, selain Indonesia, pemegang lisensi Miss International di beberapa negara juga sekaligus memegang lisensi Miss Universe dan Miss Supranational. Haiti, Filipina, dan beberapa negara lain adalah contohnya. Dan sama pula, peraih runner-up 1 dari kontes nasional yang akan dikirim ke ajang ini.
Kevin Liliana mendapatkan uang tunai sekitar 400 juta saat memenangkan Miss International 2017. - Kompas |
Miss International juga memberikan hadiah yang fantastis bagi pemenangnya. Kevin Liliana, wakil Indonesia yang memenangkan kontes ini pada tahun 2017, mengaku mendapatkan uang tunai dalam bentuk Yen jika dirupiahkan sekitar 400 juta rupiah. Sebanyak 200 juta diserahkan dalam bentuk amplop saat malam penganugerahan dan sisanya selepas menjabat atau saat lengser dan menyerahkan mahkota ke peraih Miss International tahun berikutnya.
Harga Lisensi Miss World
Miss World merupakan kontes kecantikan modern tertua yang masih eksis hingga saat ini. Harga lisensi ajang ini adalah 10.000 dollar AS atau sekitar 140 juta rupiah tiap tahun. Harga ini termasuk murah karena prestise dan penyelanggaraan yang sudah dikenal memiliki track record baik. Tak heran, Miss World adalah kontes kecantikan internasional yang memiliki jumlah kontestan terbanyak.
Setiap tahun, lebih dari 100 peserta yang ikut serta di ajang ini. Memenangkan Miss World juga menjadikan banyak pemenangnya semakin dikenal. Aishwarya Rai adalah salah satunya. Ia mengharumnkan nama India menjadi Miss World 1994 dan namanya semakin dikenal.
Harga Lisensi Miss Universe
Nah, kontes kecantikan yang paling besar dan paling ditunggu ini rupanya memiliki harga lisensi yang unik. Tiap negara memiliki harga lisensi yang berbeda. Ada yang membayarkan hanya 10.000 dollar AS atau 14 juta rupiah per tahun. Ada pula yang membayar hingga 150.000 dollar AS per tahun atau sekitar 2 milyar rupiah. Wow, banyak sekali.
Entah apa yang mendasari perbedaan harga tersebut, tetapi harga lisensi yang murah biasanya diberikan kepada negara yang baru pertama kali atau tampil kembali di ajang ini. Uniknya lagi, jika suatu negara memenangkan Miss Universe, maka pada tahun berikutnya ia tidak perlu lagi membayar lisensi ini.
Misalkan, Filipina memenangkan Miss Universe pada tahun 2018, berarti pada 2019 ini tidak perlu membayar lisensi lagi. Demikian pula Afrika Selatan yang pada tahun 2019 memenangkannya, maka pada tahun 2020 atau jika diundur pada 2021, pemegang lisensi Miss ajang tersebut tidak perlu membayar lagi. Asyik ya, kapan ya kira-kira YPI tidak perlu membayar lisensi ini alias wakil kita bisa juara?
Senorita Colombia 2020 María Fernanda Aristizábal harus rela tidak dikirim ke Miss Universe setelah lisensi Miss Universe pada ajang tersebut dicabut. - Missosology |
Nah, selepas mengetahui harga lisensi kontes kecantikan, apakah ada yang tertarik untuk membelinya? Kalau ada yang tertarik, kira-kira kontes kcantikan yang mana?
Yuk diskusi.
*) Catatan
1. Harga lisensi ini bisa berubah dan tergantung situasi.
2. Dua peraih juara grand slam pageant asal Indonesia bercerita bahwa semua hadiah uang tunai diberikan penuh. Tidak diambil sedikit pun oleh pemegang lisensi dalam hal ini YPI.
3. Antonia Porsild dari Thailand menerima uang USD 35.000 (sekitar 490 juta rupiah) saat malam pengukuhannya sebagai Miss Supranational 2019. Videonya bisa dilihat di YT Miss Supranational.
4. Hadiah untuk pageant lain belum diketahui karena belum ada wakil Indonesia yang memenangkannya dan bercerita secara blak-blakan.
Ternyata harga lisensinya berbeda-beda.
ReplyDeletedan mis universi yang lebih wow
Sebenarnya ajang ini kan bernilai bisnis atau semacam wiralaba ya
Kalau secara pribadi saya bingung, karena terlalu banyak ajang seperti ini, dan saya anggap sebagai hiburan belaka. Nonton yang bening-bening.
iya mas bisnis lah hehe
Deletehahahah kalau saya suka natcosnya aja sih
seru aja sambil belajar budaya negara lain
Wow kutercengang nih mas ikrom, baru tahu ternyata beda2 lisensi eh
ReplyDeleteTapi diantara ajang pageant, yang familier di kupingku ya miss universe dan miss world, lainnya belum begitu terdengar euforianya, kalau di aku ya..,
Tapi klo suruh milih miss universe ato miss world aku lebih seneng nonton miss universe
Putri indonesia atau miss indonesia, aku pilih putri indonesia, maksude kalau kulihat dari kepopuleran alumninya ya 😁
Eh berarti yang bab miss universe, andai suatu negara menang trus tahun berikute ga bayar lisensi, nah pas berikute kan sebelume misale ga menang tuh, itu bayar lagi ga mas kalau mau ngikutkan kontestan asal negaranya di tahun berkute lagi?
Btw aku baru tahu igun pemegang lisensi miss grand international #pengetahuan baru nih hihi
Wah saya malah suka nonton Miss Teri dari Gunung Merapi, mbak Nit. ada ceritanya, panjang pula
Deletehahaha mak lampir ya
Deletemiss universe soalnya gratenya paling tinggi mbak
Deletepemenang di ajang lain belum tentu bisa masuk TOP 15 di Miss Universe
tapi yang TOP 15 Miss Universe banyak yang menang di ajang lain
makanya paling wow
kalau pastinya aku enggak tau sepertinya bayar lagi sih kan engga menang hehe
Mas Ikrom tahu detil masalah kontes kecantikan seperti Miss world, Miss universe, Miss earth dll ya. Kalo aku kurang paham karena dari dulu kurang tertarik. Tapi informasi nya bermanfaat sih buat nambah wawasan, jadi tahu kalo ternyata harus pakai lisensi ya kalo mau ikut kontes.
ReplyDeletehahahah iya harus ada lisensi
DeleteMenyikapi hal ini meski terkadang lisensi berbeda-beda saya berharap Negara kita bisa menjadi pemenang dalam ajang Miss Universe. Meski untuk mencapainya harus berjibaku dengan keseriusan yang kokoh.😊😊
ReplyDeleteiya tahun ini targetnya menang bang
Deletebaru tau ternyata ada tingkat perhelatan ajang kecantikan. yang udah familiar ternyata Grand Slam Pageant.
ReplyDeleteBagi saya pribadi yang paling akrab di telinga dalah miss universe
iya ada tingkatannya bang
DeleteWow, sangat fantastis ya. Baru tahu saya, terima kasih sharingnya:)
ReplyDeleteterima kasih kembali
DeleteMaka dari itu.. satu kata.. "mewahh"
ReplyDeletemevvah
DeleteAku tuh sampe bingung lho mas Ikrom kok banyak banget kontes pageantnya dan tetep paling mahal lisensinya Miss Universe ya.
ReplyDeleteawalnya cuma 3 mbak lama lama banyak hahah
Deleteiya MU paling tinggi gratenya
yang familiar cuma miss universe dan miss world, dan dua itu memang paling wow dan paling mahal juga ya lisensinya.. yg unik miss universe, dari USD 1.000 (itu 1.000 atau 10.000 ya?) sampai USD 150.000.
ReplyDeleteiya mas benar 1000 dollar untuk negara yg baru pertama tampil
Deletesampai 150.000
makanya ini unik karena harganya engga sama
Dari semua itu yang aku tau cuma Miss universe dan Miss world doang, mas. Itu pun aku gak pernah nonton. Takut makin insecure kalau nonton banyak cewek cantik gitu.🙈
ReplyDeletewkwkw iya mbak tapi sekarang cantik bukan patokan
Deleteyang menang kemarin banyak yang bilang secara fisik enggak cantik kok
tapi lebih ke personality
Ternyata Miss Universe dan Miss World itu beda beda ya, hehehe.. btw terima kasih informasinya yang super lengkap ini..
ReplyDeleteterimakasih kembali
DeleteWowjuga ya lisensinya apalagi hadiahnya.
ReplyDeleteBtw, saya paling suka miss universe, dulu saya paling suka liatin acara putri Indonesia, sampai acara miss universe.
Sekarang, udah nggak tertarik, entahlah, mungkin setelah prinsip budaya Indonesia diabaikan oleh para wanita cantik tersebut.
Ingat banget dulu, si Artika dihujat habis-habisan karena pakai busana renang one piece, eh sekarang malah dengan pedenya berlenggak enggok pakai cd dan beha aja hahahaha
solanya beda sekaranf tujuannya mbak
Deletekalau dulu ya cuma buat keliling indonesia aja
sekarang udah harus ikut ke sana haha
Sepertinya ajang kontes kecantikan seperti Miss Universe dan Miss World cuma adu sponsor ya. Semakin banyak lisensi yang terjual, maka sponsor juga akan semakin banyak dan untung. Mungkin kontes pencarian bakat juga seperti itu ya, seperti idol dan got talent.
ReplyDeleteKalau saya punya uang banyak pun sepertinya tak tertarik untuk membeli lisensi kontes kecantikan. Mending saya bikin sendiri, kontes kecantikan Miss Understanding. Nanti pemenangnya misunderstanding (salah paham) terus. Hehe.
iya sama lah kan ini hiburan juga mas
Deletehahah ya iyalah mending buat yang lain
tapi yang pengen ya banyak lo