Sebenarnya, saya termasuk tipe orang yang merencanakan segala hal dengan baik dan benar.
Sejak kecil dulu, otak saya selalu terlatih untuk mengerjakan apa yang sudah saya pelajari dan saya lakukan setiap hari. Mulai A hingga Z di dalam otak sudah terbiasa untuk bisa melakukan segala hal dengan terstruktur dan sistematis. Bahkan, kegiatan seperti mandi pun saya lakukan tepat pada waktunya. Mandi sore misalnya yang harus tepat saat azan asar berkumandang.
Tetapi, ada kalanya hidup tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Terkadang, ada momen-momen tertentu yang membuat kita harus mengeluarkan tenaga dan upaya lebih. Alias, kepepet.
Kepepet biasanya timbul di kala kita berada pada posisi sulit. Menurut penelitian dari Andrew Huberman, PhD - profesor neurobiologi dan oftalmologi - otak manusia memiliki kinerja yang cukup unik dalam mengatasi kepepet ini. Otak akan mencari cara untuk menyeimbangkan kekuatan sinyal saraf di tengah situasi ancaman.
Kemampuan ini akan membantu seseorang untuk mengatasi kecemasan berlebihan, fobia, atau gangguan stress pascatrauma. Akibatnya, otak akan mengalihkan kelumpuhan dan ketakutan kita dalam menghadapi tantangan menjadi sebuah keberanian.
Baca juga: Mendalami Otak Altruis dan Psikopat
Dari sini dapat disimpulkan bahwa kepepet akan membuat otak kita bekerja ekstra untuk mengadapi segala permasalahan yang sedang kita hadapi. Otak akan bekerja lebih baik jika kita berada pada posisi yang biasa-biasa saja. Makanya, ada seruan untuk berani meninggalkan zona nyaman agar kita terbiasa hidup kepepet dan bisa berkembang lebih baik.
Berani naik motor lagi selepas tertabrak dan koma beberapa jam
Dalam perjalanan hidup saya, ada kemampuan yang timbul akibat kepepet. Salah satunya adalah saya bisa menaiki motor saat berkuliah semester 3. Kemampuan ini benar-benar di luar prediksi saya karena selama beberapa tahun saya tidak berani naik motor.
Alasannya, saat duduk di bangku kelas XII SMA, saya tertabrak motor di dekat rumah dan koma selama beberapa jam. Lalu, saya harus berada di UGD sampai pagi dan menyaksikan beberapa orang di dekat saya meregang saya.
Praktis, sejak itu saya tidak berani menaiki motor yang sebetulnya sudah bisa saya lakukan. Untuk menyeberang jalan pun tidak berani. Tetapi, pada suatu titik saya bertekad untuk bisa naik motor lagi karena sudah kepayahan menaiki angkot untuk kuliah dan pulang. Saya keteteran melakukan perkuliahan dan selalu capai jika sudah berada di kelas karena harus berjalan kaki jauh dan menunggu angkot ngetem. Akhirnya, setelah memberanikan diri, saya pun bisa naik motor lagi hingga sekarang.
Tampil di depan umum untuk berbagi ilmu menulis
Sebagai penulis, jujur saya jauh
lebih senang berada di balik layar. Lebih puas memaparkan apa yang saya ketahui
dalam bentuk tulisan. Dibandingkan dengan berbicara, saya lebih pede menulis.
Berani berbicara di depan umum benar-benar butuh keberanian |
Namun, saya berpikir bahwa kemampuan menulis tidak akan ada artinya jika tidak diimbangi dengan kemampuan berbicara. Minimal, berbicara dengan beberapa orang. Pada tahun 2018 saya berkesempatan untuk berbagi pengalaman menulis kepada banyak orang. Di sebuah hotel pula. Sungguh, saya kurang percaya diri awalnya karena saya merasa jam terbang saya di bidang ini belum ada apa-apanya.
Baca juga : Belajar Menulis Konten Digital yang Baik
Namun, jika pikiran itu tetap menggelayut, kemampuan saya akan sebatas itu-itu saja. Makanya saya memberanikan diri untuk berlatih berbicara di depan dan alhamdulillah berhasil. Saya tidak terlalu terbata-bata saat menjelaskan beberapa hal yang saya bisa dalam kepenulisan serta keasyikan mendalami kegiatan blog ini. Tentu, the power of kepepet kembali muncul pada diri saya.
Dulu anak rumahan sekarang hobi jalan-jalan
Keberanian akibat kepepet lainnya adalah jalan-jalan sendirian keluar kota. Sejak kecil hingga kuliah, jangankan traveling ke luar kota, pergi ke pasar saja saya tidak berani. Mengunjungi rumah saudara di dalam kota saja saya was-was.
Namun, ketika saya memasuki kuliah semester akhir, rasanya saya sudah eneg dengan segala kegiatan di kampus. Saya perlu keberanian untuk melangkah lebih jauh lagi melihat dunia sekitar sehingga semangat saya dalam menyusun skripsi pun kembali muncul. Jadi, saya memutuskan jalan-jalan sendirian keluar kota.
Kenangan solo traveling sendirian pertama kali ke Blitar sekitar tahun 2012 |
Blitar dan Surabaya menjadi dua kota yang saya kunjungi. Selain dekat, keduanya juga bisa dijangkau dengan kereta api lokal dengan harga murah. Untuk ukuran mahasiswa miskin, berjalan-jalan dengan cara itu adalah yang paling masuk akal.
Dan puji syukur, saya bisa melewati itu semua meski sempat satu kali salah naik kereta dan kehabisan uang. Cerita lengkapnya bisa dibaca di sini. Alhasil, saya pun punya pemikiran seperti ini.
Tidak ada yang perlu ditakutkan dari dunia luar. Asal kita bisa menjaga diri dan tetap semangat dalam berjalan, maka kita akan baik-baik saja. Sejak saat itu, saya rajin menabung untuk kegiatan traveling.
Berkat corona, saya bisa mengasah kemampuan berjualan
Pandemi covid-19 membuat saya memiliki keahlian untuk berjualan. Keahlian ini juga muncul akibat kepepet karena saya tidak punya uang dan tak lagi berpenghasilan tetap. Saya pun berjualan apa yang bisa dijual seperti jeruk, masker, makanan buatan adik, dan lain sebagainya.
Dulu, saya selalu pesimis untuk
berjualan karena bingung jika akan menawar atau mungkin ragu jika barang
dagangan tidak laku dan busuk. Ternyata, setelah belajar sedikit mengenai
pemasaran, ternyata itu hanyalah ketakutan semata. Saya pun berani berjualan
dan berkeliling mengantarkan barang pesanan. Saya pun berani keluar rumah lagi
dan tidak takut dengan covid-19 lantaran yakin saja kalau sudah pakai masker,
rajin mencuci tangan, dan tidak berada di kerumunan semua akan baik-baik saja.
Menikah
Ini yang ditunggu-tunggu oleh netizen yang menanyakan kapan saya akan menikah. Jujur, keberanian ini timbul juga karena kepepet. Saya dulu berpikir kok rasanya menikah mengerikan ya harus bertanggung jawab ini itu. Tetapi, saya kembalikan lagi, kalau saya tidak menikah, lha terus hidup saya bagaimana? Apa iya gini-gini aja sampai tua.
Makanya, selepas saya sudah klik dengan calon, maka saya pun memberanikan diri mengajak orang tua saya untuk menemui orang tua calon saya. Dan Alhamdulillah setelah diterawang weton, katanya sih sudah pas. Sebetulnya akan dilaksanakan bulan Agustus ini. Tetapi karena ada corona dan beberapa alasan lain, maka harus diundur insya allah awal tahun depan. Keputusan ini pun juga butuh keberanian tingkat tinggi. Serius.
Itulah beberapa hal mengenai keberanian dan kemampuan yang saya miliki setelah berada di dalam posisi kepepet. Percayalah, Tuhan sudah mendesain otak kita untuk bisa mengubah ketakutan menjadi keberanian dalam keadaan kepepet ini. Kita pun akan memiliki kekuatan "super". Tinggal bagaimana kita mempergunakannya dengan cara yang baik.
Lalu, bagaimana dengan Anda? Cerita yuk!
Saya pernah baca tentang the power of kepepet ini, kayak kalau kita dikejar anjing, yang awalnya nggak bisa lari tiba-tiba bisa jadi pelari super, katanya itu namanya tenaga prana.
ReplyDeleteDi kehidupan pun kita juga bisa belajar dari kepepet ya, kayak mas ikrom ini, jadi berani tampil di depan umum, jalan2 sendiri sampai memutuskan buat nikah😁
Cye... Selamat ya mas, semoga lancar sampai hari H.
oh ya mbak tenaga prana
Deletemakasih tambahannnya
wkwkw iya mbak amin makasih yaaa
semua jadi tiba-tiba bisa saat kepepet. Bener banget itu hehehe
ReplyDeletetepat sekali
DeleteAku juga sudah merasakan The Power of Kepepet. Sama dengan Bang Ikrom, karena kepepet aku bisa kembali naik sepeda motor, setelah mengalami musibah dibegal. Sempat 6 bulan lamanya gak berani naik sepeda motor, akhirnya karena ada kerjaan selain kuliah, kalau gak bawa kendaraan sendiri akan sangat membuang waktu di jalan, akhirnya memaksakan diri untuk berani lagi.
ReplyDeleteastgahfirullah mbak kok bisa
Deletehadu itu trauma banget pastinya
tapi ya gimana lagi ya
semogha enggak kejadian lagi
Banyak hal tak terduga karena diawali dengan kepepet. Artinya memang sesungguhnya orang tersebut mampu. Makanya kepepet itu jadi alasan. Eh aku juga orang yang senang dibalik layar. Sampai slogan aku saja laki° dibalik layar. Sepertinya aku juga harus mulai melatih berbicara ini.
ReplyDeleteDan paling penting nih. Semoga lancar pernikahannya mas.
di balik layar itu enak si engga ada beban
Deleteamin makasih ya mas
The power of kepepet saya timbul saat skripsi. 3 tahun menelantarkan skripsi dan akhirnya hanya dikerjakan dalam waktu 3 bulan karena sudah kena ultimatum. Hehehe...
ReplyDeleteBtw, semoga lancar pernikahannya mas :)
wow keren mbak itu mesti dapat pencerahan juga yaa
Deletemakasih mbak
The power of kepepet memang bisa membuat manusia lebih kuat dan lebih berani. Contohnya saya kadang kalo kepepet ya terpaksa ngutang di warung.😂
ReplyDeleteSelamat ya mas Ikrom, akhirnya mau menikah juga nanti. Tapi masih pakai hitungan weton juga ya?
wkwkwk saya engga ngutang si tapi ya nahan enggak makan
Deletewkwk iya pakai weton
makasih ya mas
Kalau sdh kepepet, rasanya semua hal bisa dilakukan 😂😂😂
ReplyDeleteSaya sdh diumur yang harus menikah si ini, tapi belum ada calon dan ga bisa pake the power of kepepet yg harus buru2 gt. Kalau sdh ketemu org yg pas mgkn bisa segera di pepet 😅
Mohon doanya ya
lah iya engga buru buru
Deletetpi gata klo saya udah kepepey hehe
saya doakan semoba dapat jodoh ya mbak
aminnn
Emang bisa dikatakan, berkat corona ada hal positif lain yang dirasakan.
ReplyDeleteWow, poin terakhir adalah pertanyaan yang ditunggu-tunggu netijen. "kapan nikah?".
Selamat yah mas, akhirnya menemukan jodoh, semoga lancar prosesnya.
iya benar sekali ya '
Deleteamin makasih ya mbak
Wah, selamat ya yang mau nikah. Meskipun tertunda karena corona, semoga acaranya lancar.
ReplyDeleteTapi di tempat saya malah beda lo. Gara-gara corona, malah banyak yang nikah, cukup dengan hajatan kecil saja. Berhubung corona, biaya nikah jadi kecil, karena ngga perlu ngundang banyak orang, hehe.
saya beda kota mbak dan jauh jadi ya enggak bisa hehe
Deleteamin makasih ya mbak
Wah, selamat ya mas dengan calon pasangannya. Semoga acaranya bisa berjalan dengan baik di awal tahun depan nanti 🙏
ReplyDeleteKadang-kadang memang harus kepepet dulu baru bisa kreatif dan berani ya. Saya ingat banget waktu saya magang di Pekanbaru, saya terpaksa harus bisa mengendarai motor di jalan raya besar bareng sahabat yang kebetulan juga magang di tempat yang sama. Awalnya saya takut banget. Di Jakarta aja saya nggak pernah bawa motor di jalan raya, kecuali di deket area rumah dan waktu SMA memang bawa motor juga sih. Tiba-tiba harus bawa motor, di kota asing pulak. Akhirnya mau nggak mau ya memberanikan untuk bawa motor. Sejak saat itu, saya malah lancar bawa motor di jalan raya sampai hari ini. Tinggal belajar nyetir mobil aja nih yang belum kesampaian... apakah harus menunggu momen kepepet juga 😄
iya mbak dimulai dari jalan komplek dulu terus jalan raya lama lama berani dan bisa hehe
Deletesama saya juga engga berani nyetot mobil berasa maen game takut hehe
makasih ya mbak
Alhamdulillah,, Smeoga lancar yah mas... sampe hari H..
ReplyDeleteYah sama saya juga gitu, the power of kepepet selalu datang membantu.. Liat skripsi saya, hasil power of Kepepet.
amin makasih ya mas
Deleteiya skripsi itu emang kudu kepepet ya mas
saya juga gitu haha
Wah hebat the power of kepepet bisa mengatasi semua trauma yang pernah dialami mas Ikhram.
ReplyDeleteSalut mas Ikhram bisa bangkit dari trauma bisa naik sepeda motor lagi.
Bisa traveling ke luar kota sendiri berani jualan .
Inti nya bagaimana kita akan tahu berhasil atau tidak jika kita tidak mencobanya?
Selamat mas Ikhram.. semoga lancar awal tahun depan acara pernikahannya.
benar kita harus berani dan pd mencoba
Deletemakasih ya mbak
kadang power gak keluar karena kurang percaya diri aja musti di stimulus hehe
ReplyDelete