Fokus di gambar pemandangannya saja ya, jangan di saya, hehe |
Wabah covid-19 yang semakin mengganas ternyata berdampak
pada perjalanan kereta api.
Hampir semua perjalanan kereta api jarak menengahdan jauh dihentikan. Hanya kereta luar biasa yang beroperasi itu pun dengan
jumlah kursi yang sangat terbatas. Sungguh, melakukan perjalanan kereta api
pada masa ini adalah sebuah hal yang mustahil.
Makanya, saya hanya bisa mengenang kembali pengalaman
perjalanan kereta api pada waktu belakangan. Dan kali ini, saya ingin mengenang
beberapa stasiun yang menjadi favorit saya. Diantara ratusan stasiun kereta api
di Indonesia, inilah lima stasiun kereta api yang menjadi favorit saya.
1. Stasiun Ngrombo (Daerah Operasi 4 Semarang)
Kalau rumah saya dekat Stasiun Ngrombo, pasti setiap hari datang ke sini. |
Perjumpaan saya pertama kali dengan stasiun ini terjadi saat
menaiki Kereta Api Ambawara Ekspres. Saya kaget ada stasiun yang memiliki
tempat duduk bagi pengantar calon penumpang di bagian atas. Layaknya sebuah Gedung
Olahraga (GOR), para pengantar calon penumpang bisa duduk sambil melihat kereta
api yang datang dari atas.
Jadi, saya sebagai penumpang seakan menjadi tontonan bagi
mereka yang mengantar keluarganya atau sekadar melihat kereta api. Bisa jadi, stasiun
ini adalah satu-satunya stasiun yang memiliki desain bangunan seperti ini.
Memang, sejak pemugarannya di tahun 2013, stasiun terbesar yang ada di
Kabupaten Grobogan ini menempati bangunan baru untuk naik turun penumpang serta
layanan tiket. Sementara, bangunan stasiun lama yang berada di sisi timur tidak
lagi difungsikan.
Stasiun ini melayani perjalanan kereta api jarak jauh dan
menengah yang melalui jalur utara. Diantaranya adalah Ambarawa Ekspres relasi
Surabaya Pasar Turi-Semarang Poncol PP, Harina relasi Surabaya Pasar Turi-Bandung
PP, dan Jayabaya yang merupakan kereta Malang-Jakarta lewat utara.
Sementara, ada satu perjalanan kereta api lokal yakni Kedung
Sepur tujuan Semarang yang merupakan satu-satunya kereta api lokal di Daerah
Operasi 4 Semarang. Kereta Ambarawa Ekspres yang saya naiki kerap bersilang
dengan kereta ini yang memiliki bentuk unik berupa adanya pita berwarna merah
pada bagian depannya dengan warna dominan biru yang khas.
2. Stasiun Cirebon (Daerah Operasi 3 Cirebon)
Bagian depan Stasiun Cirebon |
Nah ini menjadi salah satu stasiun favorit saya karena
bentuk bangunannya yang khas. Menurut beberapa literatur, Stasiun Cirebon atau
yang sering dikenal sebagai Stasiun Kejaksan adalah salah satu stasiun penting
yang dibangun pada masa kolonial dalam upaya ekspansi percabangan jalur menuju
Prupuk-Kroya (Purwokerto).
Lantaran menjadi percabangan penting dua jalur utama kereta api Jawa (jalur utara dan selatan), maka stasiun ini sering disinggahi berbagai kereta api yang menuju dan dari Jakarta. Tak salah jika sebutan stasiun transit tersemat pada stasiun ini. Hanya saja, stasiun ini lebih banyak disinggahi oleh kereta api kelas eksekutif atau bisnis. Sementara, untuk kereta kelas ekonomi lebih banyak singgah di Stasiun Cirebon Prujakan.
Penampakan langit-langit Stasiun Cirebon |
Penumpang menunggu kereta di pergantian malam |
3. Stasiun Maguwo (Daerah Operasi 6 Yogyakarta)
Peron Stasiun Maguwo. Tampak samar Bandara Adisucipto |
Bagi penggemar kereta api Prambanan Ekspres (Prameks),
stasiun ini adalah salah satu stasiun favorit untuk memulai perjalanan dari
Jogja ke Solo atau sebaliknya. Alasannya, letaknya sangat strategis berada di
lingkungan bandara Adi Sucipto.
Kalau saya sendiri, jika akan ke Solo atau Klaten, saya lebih senang memulai perjalanan dari sini. Saya tinggal naik bus dari Tempel ke Terminal Jombor lalu naik bus Trans Jogja dan turun di Halte Adisucipto. Halte ini berada di sebelah Stasiun Maguwo. Tanpa perlu masuk ke wilayah Kota Jogja, perjalanan pun lebih cepat. Makanya, saya jarang naik Prameks dari Stasiun Tugu atau Stasiun Lempuyangan. Daripada terjebak macet di dalam kota kan lebih baik langsung bablas lewat ring road utara.
Penumpang KA Prameks berebut masuk |
Ketertarikan saya pada stasiun ini lantaran bangunannya yang simpel seperti stasiun KRL. Hanya ada dua deret peron yang salah satu sisinya untuk kereta jurusan Solo dan sisi lainnya untuk jurusan Kutoarjo. Di setiap sisi peron, terdapat berbagai gambar candi yang ada di Jawat Tengah dan DIY. Sambil menunggu kereta, melihat sejenak gambar tersebut adalah sebuah kenikmatan.
Gambar candi di stasiun Maguwo |
Sayangnya, untuk berpindah jalur dari satu sisi peron ke
sisi peron lain, calon penumpang harus melewati jalur kereta api dengan anak
tangga yang cukup curam. Makanya, kehati-hatian sangat diperlukan agar tidak
terperosok atau malah tertabrak kereta api. Stasiun ini juga kerap dilewati
kereta jarak jauh yang melintasi jalur selatan. Makanya, mendengar pengumuman
dari petugas stasiun harus tetap dilakukan. Meski, kadang pengumuman tersebut
bersahut-sahutan dengan suara kedatangan atau keberangkatan pesawat terbang.
4. Stasiun Notog (Daerah Operasi 5 Purwokerto)
Suasana peron Stasiun Notog dengan latar pegunungan |
Ah, ini menjadi salah satu stasiun favorit saya sepanjang
mblasak melakukan perjalanan dengan kereta api. Bentang alam berupa pegunungan
yang membatasi Kabupaten Banyumas dan Cilacap menjadi pemandangan yang bisa
disaksikan dari stasiun ini. Meski stasiun ini adalah stasiun kelas III/kecil,
tetapi daya tariknya amatlah tinggi.
Bangunannya sebenarnya sama seperti stasiun kecil lainnya.
Tidak ada loket untuk pembelian tiket
karena stasiun ini tidak melayani penumpang hanya kereta BBM saja. Walau
demikian, jalur kereta yang melintasi stasiun ini amatlah unik karena juga
melewati dua terowongan yakni Kebasen dan Notog.
Anak-anak bermain di lapangan dekat Stasiun Notog |
Oh ya, jika ingin memotret stasiun ini, ada baiknya izin
dulu ya dan kalau bisa disertai surat. Jangan seperti saya yang ditegur kepala
stasiun lantaran tiba-tiba saja memotret. Tapi tak apalah, ini buat pengalaman
untuk ke depannya. Kapan lagi bisa memotret stasiun dengan panorama seindah
ini?
5. Stasiun Wonokromo (Daerah Operasi 8 Surabaya)
Sebuah kereta berhenti di Stasiun Wonokromo |
Tentu, Stasiun Wonokromo adalah stasiun terfavorit versi
saya. Setiap pulang ke Malang, saya hampir selalu singgah di sini untuk
menunggu kereta api lokal menuju Malang. Selain dekat dengan perbelanjaan DTC,
Stasiun Wonokromo juga memiliki keunggulan dengan adanya pengamen tuna netra
yang bersuara merdu.
Jumlah kursi pada peronnya juga banyak jadi saya jarang
sekali tak kebagian kursi meski sedang banyak penumpang. Saya senang memotret
bangunan stasiun ini dari arah DTC atau dari arah jembatan penyebarangan
Wonokromo. Lumayan lo bisa dapat gambar beberapa kereta yang sedang tiba.
Oh ya, karena Stasiun Wonokromo adalah stasiun percabangan
dari arah Surabaya menuju Malang dan Kertosono, maka ada tiga buah lonceng yang
ada di stasiun ini. Lonceng sebelah utara digunakan sebagai tanda kedatangan
kereta dari arah utara (Stasiun Surabaya Gubeng), lonceng sebelah tengah untuk
kedatangan kereta dari arah Stasiun Sepanjang (arah Kertosono), dan lonceng
sebelah selatan digunakan sebagai tanda kedatangan kereta dari arah Stasiun
Waru (arah Malang).
Saat lonceng dibunyikan, secara otomatis sang pengamen yang
sedang menyanyi akan menghentikan kegiatannya untuk memberi kesempatan kepada
petugas stasiun untuk mengumumkan kepada calon penumpang kererta apa dan dari
arah mana yang yang akan melintas.
Dengan kenaikan kasus covid-19 di Kota Surabaya yang begitu
tinggi, bisa jadi kenangan untuk transit di stasiun ini menjadi kenangan yang
tak terlupakan. Kalau ke Jogja saya akan lebih memilih langsung melalui jalur
selatan tanpa transit lagi demi keselamatan diri. Namun, saya kadang kepikiran
bagaimana ya kabar pengamen tuna netra yang suaranya begitu terngiang di
telinga saya hingga sekarang?
Itulah beberapa stasiun favorit versi saya selama perjalanan
menggunakan kereta api. Saya tidak tahu lagi kapan saya bisa jalan-jalan lagi
karena meski pemerintah sudah membuat protokol kenormalan baru, tetapi dengan
berbagai pembatasan rasanya menaiki kereta api tidaklah semenarik dulu. Meski
demikian, saya masih berharap ada sebuah keajaiban agar virus ini benar-benar
hilang sehingga kita bisa jalan-jalan dengan kereta api dengan nyaman.
Salam.
stasiun ternyata menarik juga untuk di jadiin objek, tapi ya harus banyak komparasinya biar tambah seru...he he he
ReplyDeleteiya mas sebenarnya masih banyak staisun lagi tapi nanti enggak cukup
Deletekapan kapan saya bikin part 2 nya ehehe
Eeee...mas, Stasiun Cirebon-nya Megah banget yah, kayak Mool gitu. Adem nih kayaknya kalau nungguin kereta disana. :)
ReplyDeleteSabar yah mas, Ntar keretanya bakal lancar lagi......
adem banget mas
Deletesepoi sepoi kalau malam bikin bisa tidur makanya hati2 biar engga ketinggaalan kerete
amin iya udah sakaw naik kereta nih mas huhu
Waduuuh, lihat post ini jadi kangen naik KA :') Apalagi aku pengen banget ajak suami naik KA karena belum pernah (sebelum nikah dia belum pernah naik kendaraan umum kecuali pesawat, Grab pun baru ngalamin setelah nikah). Semoga aja situasi cepat membaik. Lihat stasiun Cirebon indah juga ya ternyata :)
ReplyDeleteiya mbak indi seru naik kereta
Deletesemoga cepat pulih dan mbak indi bisa naik kereta yaa
Lah memang napa sih kok musti pakai ijin dulu buat motret stasiun Notog?.
ReplyDeleteKan itu ruang publik, semestinya tak perlu ada acara perijinan.
Terkecuali tujuannya untuk komersialisasi dan prewedding.
Dih, kok aku jadi malah bahas perijinan hahaha .. ðŸ¤
memang ada peraturan mas dari KAi tentang pembatasan memotret di area stasiun atau bagian perjalanan KA lainnya'
Deletememang dikeluhkan banyak railfans terutama yang suka fotografi
bisa jadi karena stasiun ini bukan untuk penumpang jadi ada pembatasan
kalau stasiun yg buat penumpang masih boleh kok mas
Stasiun ngrombo di bagian timur, kenapa tidak dipakai lagi mas?
ReplyDeletemungkin direlokasi di bagian yang baru mbak
Deletetapi masih digunakan untuk kantor kayaknya
aku sekilas aja soalnya pas lewat
ada banyak stasiun yang kayak gini mbak habis dibangun baru nanti bagian lama kurang difungsikan
Dari semua stasiun itu, sepertinya stasiun kereta api Cirebon favorit saya, gaya bangunannya itu bagus sekali ya, tidak seperti stasiun lainnya.😄
ReplyDeleteiua bagus stasiunnya
DeleteLucu banget ih Stasiun Ngrombo :( jadi pengin ke sanaa liat langsung. Boleh foto-foto juga nggak sih dari atas itu?
ReplyDeleteboleh banget bebas kok kalau di sini
DeleteSeru ya mas.. bisa motretin banyak stasiun kereta. pengen juga nyobain gini di kota saya
ReplyDeletecoba aja bang
DeleteFoto-fotonya bagus bang ikrom. Cuma ada beberapa yang, mungkin, terkesan miring karena garis horisontalnya tidak lurus. Contohnya foto stasiun Ngrombo dan Cirebon. Keduanya bagus cuma agak miring..
ReplyDeleteAkan lebih baik kalau garis horisonnya diluruskan. Soalnya agak aneh jadinya karena bangunannya seperti mau "jatuh"
Yang peron stasiun Maguwo itu bagus, kena banget...