Asyiknya Berwisata Petik Jeruk di Tengah Momen PSBB Malang Raya
byIkrom Zain-
25
Jangan lupa pakai masker ya kalau keluar rumah
Halo semuanya, apa kabar? Semoga tetap sehat dan sejahtera ya di tengah
pandemi ini.
Sebelum memulai tulisan ini, izinkan saya mengucapkan Maaf Lahir
Batin ya. Barangkali ada salah kata atau tulisan di dalam blog ini. Yah namanya
manusia biasa kan pasti ada saja kesalahan. Karena saya bukan Tuhan Yang Maha
Esa, jadi mohon dimaafkan ya.
Pada kesempatan kali ini, saya akan bercerita
mengenai liburan singkat Idulfitri di tengah pandemi covid-19. Lah, katanya di
rumah saja kok malah liburan. Apa ada tempat wisata yang buka?
Ya jelas belum. Wisata kali ini saya lakukan
bersamaan dengan silaturahmi ke keluarga dekat yang masih satu kota. Kebetulan
kota tempat tinggal saya, Malang sedang melaksanakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Harusnya sih saya ada di rumah saja. Tetapi, ya karena ajakan
orang tua yang tidak mungkin menolak, maka saya pun bersilaturahmi ke keluarga
dekat. Berbeda dengan lebaran tahun lalu, kali ini kami hanya beranjangsana ke
tiga keluarga dekat yang ya masih dekat dengan rumah.
Salah satu keluarga dekat yang kami kunjungi berada
di Desa Kalisongo, Dau, Malang. Dari rumah saya hanya sekitar 15 menit. Daerah
ini sebenarnya lebih dikenal dengan Petung Sewu. Sebelum covid, Petung Sewu terkenal
akan agrowisata petik jeruknya dan wisata berbasis alam seperti perkemahan.
Dulu, saya ingin sekali merasakan wisata ini tapi
belum kesampaian. Eh ndilalah, saat bertamu ke saudara saya yang ada di sana,
ternyata beliau sedang mengelola kebun jeruk seluas kurang lebih setengah
hektar.
Usaha ini semakin digelutinya lantaran Mas Rudi,
saudara saya tersebut terkena dampak dari penutupan pabrik tempatnya bekerja.
Jadinya, daripada menganggur dan tak ada penghasilan, lebih baik waktu dan
tenaganya digunakan untukmengolah kebun
jeruk ini.
Ingin menghirup udara segar, maskernya dicopot sebentar
Ternyata, usaha yang dilakukannya tidak sia-sia.
Berkilo-kilo jeruk Pontianak sudah berhasil dipanen. Beberapa diantaranya
dikonsumsi sendiri dan sebagian dijual di pasar terdekat. Malah, sebelum
lebaran kemarin, ada seorang tengkulak yang berniat untuk memborong jeruk yang
belum dipanen. Tetapi, lantaran belum masak pohon, jadi tawaran itu ditolak.
Jeruk Pontianak memang menjadi komoditas perkebunan
utama di Petung Sewu ini. Lantaran, hawa sejuk tempat ini yang lebih dingin
dari Kota Malang membuat jeruk mudah sekali berbuah. Walau sejuk, Petung sewu
tidak terlalu dingin dibandingkan denga Kota Wisata Batu. Di sini, suhu
rata-rata berkisar 25-27 derajat Celcius.
Adik saya memilih jeruk yang matang
Lantaran sedang berada dalam musim kemarau, maka
pengairan tanaman ini membutuhkan perhatian khusus. Penyiraman dilakukan dengan
pembuatan cekungan yang dibuat mengikuti bentuk tajuk pohon terluar. Air akan
dialirkan melalui parit-parit di setiap sisi alur tanaman sesuai kebutuhan.
Makanya, di setiap pohon saya temukan semacam cekungan kecil dan jalan air yang
tidak terlalu lebar.
Jeruknya mulai menguning
Pekarangan yang memuat berbagai kebun jeruk terletak
di belakang rumah Mas Rudi. Dari depan, tak tampak bahwa ada kebun jeruk yang
luas. Ketika saya masuk melalui dapur dan pintu belakang, saya terkejut bahwa
pekarangannya sangat luas sekali. Sampai-sampai, saat saya masuk lebih dalam,
rumah Mas Rudi sudah tak terlihat lagi.
Ibu saya memamerkan jeruk hasil panen
Lantaran lama berada di rumah dan tidak menemukan
kesegaran yang optimal, saya pun tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk
beriwsata sejenak. Kapan lagi coba dua bulan lebih tidak menemukan sensasi ini.
Saking bahagianya, saya bahkan refleks mencopot masker yang saya gunakan terus.
Sebentar saja merasakan hawa segar tak mengapa kan? Toh ini pekarangan pribadi
dan tidak ada orang lain yang masuk selain Mas Rudi sendiri. Positive thinking
saja.
Fatih, sepupu saya gembira dengan jeruk yang dipetiknya
Singkat cerita, saya pun beriwisata petik jeruk
singkat sambil berfoto ria. Anggota keluarga lain pun juga. Untunglah
pekarangan ini amat luas sehingga kami masih melakukan physical distancing. Ini
juga sekaligus sebagai usaha baru untuk melakukan apa yang disebut dengan "new
normal". Berwisata sambil menerapkan protokol kesehatan.
Zaki, putra dari Mas Rudi dengan jeruk hasil petikannya
Nah, kami dibekali gunting untuk memangkas ranting
jeruk yang sudah siap dipanen. Ciri-ciri
buah jeruk yang siap dipanen adalah jika dipijit tidak terlalu keras; bagian
bawah buah jika dipijit terasa lunak dan jika dijentik dengan jari tidak
berbunyi nyaring, dan warnanya menarik (kuning). Lagi-lagi, karena belum musim
panen, cukup sulit untuk mencari jeruk dengan ciri seperti itu. Yang sering
saya dapatkan adalah jeruk yang masih hijau dan berbunyi ketika dijentik.
Namun, saya malah tetap memetik beberapa jeruk yang belum matang tersebut untuk
dijadikan minuman hangat penambah stamina dan daya tahan di musim pandemi ini.
Ayo dipilih yang mana...
Jeruknya enak lho...manis...
Selain tanaman jeruk,
ada juga tanaman cabai yang tumbuh subur berselingan diantara pohon jeruk yang
tinggi menjulang. Mas Rudi ternyata juga menanam cabai sebagai pengisi lahan
yang kosong. Beberapa cabai sudah tampak memerah dan siap untuk disantap
bersama gorengan. Selain cabai, beberapa tanaman sawi juga tampak memenuhi
pinggiran pekarangan meski tidak terlalu banyak.
Tanaman cabai yang mulai siap panen
Pengalaman berwisata singkat, murah
meriah, dan aman nyaman tersebut membuat saya kembali bersemangat. Sungguh, di
tengah berbagai pembatasan besar yang ada, bersua dengan pemandangan hijau
seperti ini adalah oase tersendiri. Saya juga semakin sadar, kita juga harus
bisa move on dari corona dengan mulai menerapkan langkah serius agar kesehatan
mental kita tetap terjaga dengan berwisata. Membantu tenaga medis juga tetap
diperlukan.
Hasil panen
Makanya, berwisata di
dekat rumah saja adalah salah satu caranya. Entah ke sawah, ke kebun, atau ke
sungai yang penting tetap jaga kebersihan dan memakai masker saat berada di
jalan dan banyak orang berlalu-lalang. Barulah, jika dirasa tempat itu amat
sepi apalagi milik pribadi yang tidak semua orang bisa menjangkaunya, kita bisa
menghirup udara segar sejenak.
Jadi, sudah siap
berwisata dengan keadaan new normal?
Keren mas meski ditengah Pademi covid 19 dihari raya idulfiti ini masih bisa menikmati lebaran dengan menikmati indahnya kebun jeruk yang sudah mulai matang menggoda.😊😊
Wah ini jenis wisata favorit saya! Masuk kebun terus metik buah. Beruntungnya dirimu mas, saya udah lama nggak wisata kaya gini. Itu cabenya enak dimakan bareng menjes, kepedesen minumnya jus jeruk pontianak.
Ternyata perawatannya tidak mudah ya Apalagi menjelang musik kemarau Wah saya jadi penasaran dengan rasanya, bolehlah kirim ke Jakarta Satu ton saja :D Saking bahagianya, lupa pakai masker :D Tak apalah dipekarangan pribadi ini ya :D
saya cuma pernah wisata petik apel sama strowberry aja di malang kayanya seger yaaa makan jeruk segar di malang yg hawanya dingin... jeruknya dingin juga gk kak kalau langsung dr pohon gitu? hehehe
memang sensasi metik jeruk langsung dari pohonnya sangat luar biasa, sambil menghirup udara segar.
ReplyDeletebenar refreshing sejenak
DeleteKeren
ReplyDeletemakasih
DeleteTulisan dengan cerita yang bagus
ReplyDeleteMaoang msh PSBB yaa? Wah, padahal pengen ke malang, pengen jalan2
ReplyDeleteudah kelar mas
Deletesilakan tapi jangan lupa pakai masker ya
waduh hati-hati pak, masih jamane corona
ReplyDeleteiya makanya ga berani jauh jauh di kebon aja jalan jalannya huhu
Deletewahh menikmati keseruan sama keluarga juga nih pak.. saya mau masuk malang sampe ga bisa hehe.
ReplyDeletealhamdulillah
Deleteiya kalau bukan plat N suruh putar balik
Keren mas meski ditengah Pademi covid 19 dihari raya idulfiti ini masih bisa menikmati lebaran dengan menikmati indahnya kebun jeruk yang sudah mulai matang menggoda.😊😊
ReplyDeleteBetul kang satria, kapan kang satria nyusul punya kebun jeruk sendiri, kan punya lahan yang luas di Bekasi.😊
Deletewkwkw silahkan nanam mas satria
Deletewah seru juga bisa jalan-jalan kekebon jeruk lalu di makan di tempat.
ReplyDeletesalam kenal mas
iya seru mas
Deletemakasih salam kenal ya
Wah ini jenis wisata favorit saya! Masuk kebun terus metik buah. Beruntungnya dirimu mas, saya udah lama nggak wisata kaya gini. Itu cabenya enak dimakan bareng menjes, kepedesen minumnya jus jeruk pontianak.
ReplyDeleteiya alhamdulillah pas dekat dan masih di dalam rumah hehe
Deleteiya cabenya udah pada memerah terus jeruknya bikin es ya hmmm
Wau tempatnya asik ya dg ciri khas berudara dingin, memang malang yang selalu.
ReplyDeleteDulu jaman SMA pernah ke selecta beli apel malang klo nggak salah 10 ribu sudah dapat buanyak
wah selecta ya di sana tempatnya buah memang ada pasarnya...
DeleteSaya dari dulu ingin petik jeruk langsung dari pohonnya tapi belum kesampaian, maklum ngga punya lahan untuk bikin kebun jeruk.
ReplyDeleteAlhamdulillah mas Ikrom Zain bisa metik jeruk langsung dari pohonnya ya. Enak banget rasanya.
Minal aidzin wal Faidzin mohon maaf lahir dan batin ya mas Ikrom. Mohon dimaafkan segala salah selama ini dalam ngeblog 🙏
iya saya juga engga ada lahan ini punya sodara hehe
Deletealhamdulillah enak mas
iya maaf lahir batin juga ya mas
Ternyata perawatannya tidak mudah ya
ReplyDeleteApalagi menjelang musik kemarau
Wah saya jadi penasaran dengan rasanya, bolehlah kirim ke Jakarta
Satu ton saja :D
Saking bahagianya, lupa pakai masker :D
Tak apalah dipekarangan pribadi ini ya :D
iya mas kalau engga pas bisa busuk
Deletewkwk tar habis corona yaa
iya emang sengaja ini cuma bentar banget
sesekali lah engap pakai masker juga dan masih di dalam rumah
wkwk
saya cuma pernah wisata petik apel sama strowberry aja di malang
ReplyDeletekayanya seger yaaa makan jeruk segar di malang yg hawanya dingin... jeruknya dingin juga gk kak kalau langsung dr pohon gitu? hehehe