Pemilihan Putri Indonesia (PI) yang diselenggarakan oleh Yayasan Putri Indonesia (YPI) menurut saya adalah salah satu ajang kontes kecantikan terbaik di dunia versi saya.
Ini bukan lantaran saya orang Indonesia melainkan ada sesuatu hal yang membuat kontes kecantikan ini berbeda. Salah satunya adalah kentalnya budaya nasional seperti baju kebaya yang dikenakan saat pemilihan berlangsung dan penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar. Tak hanya itu, malam penganugerahan ini bagi saya terlihat cukup kalem walau euforia di dalamnya sangatlah terasa. Intinya, pemilihan PI tidak meninggalkan unsur budaya Indonesia dan tetap meriah.
Lantas, bagaimana dengan pemilihan di negara lain? Apakah juga menampilkan hal yang sama, sebuah kerifan lokal dengan negara lain atau mungkin ada fotmat yang berbeda. Maka, saya pun menelusuri beberapa kontes kecantikan serupa di beberapa negara.
Dimulai dari Filipina, salah satu negara ASEAN yang kuat dalam tradisi peageant dan masuk dalam empat besar terbanyak mendapatkan gelar setelah AS, Venezuela, dan Puerto Rico.
Flipina bahkan memiliki jumlah kontestan yang lebih banyak dibandingkan Indonesia. Maklum, jika di Indonesia para peserta mewakili masing- masing provinsinya, maka di sini peserta bisa mewakili provinsi, region, munisipalitas (kotamadya), atau kota lain. Jadi, panggung acara yang bertajuk Binibining Pilipinas ini terlihat sangat besar.
Oh ya, kalau PPI akan memilih tiga wakil yang akan menjadi wakil Indonesia di ajang internasional, maka Binibinang Pilipinas memilih 6 wakil sekaligus, yakni Miss Universe, Miss International, Miss Supranational, Miss Grand International, Miss Intercontinental, dan Miss Globe. Penganugerahan mahkota pun jauh lebih heboh. Hanya saja, di tahun 2020 nanti, ajang Miss Universe akan terpisah dengan ajang ini lantaran lisensi untuk ratu sejagad pada event ini berakhir. Akankah keglamoran ajang akan sedikit pudar?
Haiti Memilih Wakil Kontes Kecantikan di Ruang Terbuka
Lain Filipina lain pula Haiti. Saya yang terkesima dengan semangat Gabriela Vallejo – Miss Haiti 2019 - pada ajang Miss Universe kemarin jadi penasaran bagaimana proses pemilihan wakil Haiti tersebut. Ternyata cukup menarik. Tak seperti di Indonesia dan Filipina, ajang Miss Haiti yang memilih wakil untuk Miss Universe dan Miss International dilakukan di ruang terbuka. Seperti ajang kampanye caleg atau parpol bagi saya.
Sebuah panggung besar dengan sound system heboh dan para penonton yang menyesakinya. Tak hanya itu, saya juga baru paham jika Haiti menggunakan bahasa Prancis sebagai bahasa resminya, bukan Spanyol ataupun Potugal seperti negara Karibia lainnya.
Bahasa Spanyol jadi pebgantar kontes kecantikan beberapa negara
Seperti Cuaracao misalnya. Wilayah dependensi yang dibaca kyurasao ini menggunakan bahasa Spanyol sebagai pengantarnya walau merupakan dependensi Belanda. Ajang kontes kecantikan Curacao dilakukan di tempat yang sederhana. Kalau saya amati mirip sebuah Mall. Saya jadi ingat pegelaran Miss Malang Town Square (MATOS) yang kerap saya lihat beberapa waktu lalu. Namun jangan salah, para penonton juga sangat meriah pada ajang kecantikan yang sudah ada sejak 1963 ini.
Kontes Kcentikan Israel melalui talkshow
Yang unik, jika negara lain menggelar ajang kecantikan secara terbuka, tidak demikian halnya dengan pergelaran Miss Israel. Entah saya yang belum paham formatnya atau bagaiamana, pengumuman pemenang Miss Israel yang akan mewakili negara ini di ajang Miss Universe kok seperti acara kuis interaktif atau talkshow. Layaknya acara Ini Talkshow di NET TV atau acara TV lain. Padahal, Miss Israel pernah menyabet ajang Miss Universe tepatnya tahun 1976.
Negara yang juga menggelar ajang kecantikan dengan panggung yang tidak terlalu megah adalah Irlandia. Negara ini menggelar kontes kecantikan dengan panggung seperti peragaan busana. Panggung boleh kecil tapi kemeriahan acara pun tetap berlangsung. Tetap ada keharuan dan first walk yang membanggakan dari sang pemenang.
Pemilihan Miss Jepang seperti Senbatsu AKB48
Entah karena terbawa suasana atau tidak, pengumuman Miss Universe Japan bagi saya kok terasa seperti suasana pengumuman Senbatsu - member terpilih MV baru – dari AKB48. Oh ya, beberapa kali pergelaran ini sempat menuai perhatian karena para pemenangnya tidak merepresentasikan wajah orang Jepang. Ini terjadi karena sang pemenang merupakan keturunan campuran. Orang Jepang menyebutnya Hafu atau Half dalam bahasa Inggris.
Pemenang tahun 2015 untuk Miss Universe merupakan keturunan kulit hitam dan tahun 2016 untuk Miss World merupakan keturunan India. Cemoohan rasisme terhadap mereka pun tampak. Waduh. Padahal Putri Indonesia malah kerap merupakan keturunan campuran dan kita malah bangga ya. Seperti Dik Fred kemarin. Halah. Jepang mungkin perlu belajar ke Amerikan Serikat yang untuk kali ini memiliki tiga putri berkulit hitam. Miss USA, Miss Teen USA, dan Miss America dimenangkan semua oleh keturunan kulit hitam.
Pemilihan Miss USA tetap yang terbaik
Diantara sekian negara yang menyelenggarakan pemilihan putri untuk wakil Miss Universe dan kontes kecantikan lain, saya masih memegang Amerika Serikat sebagai yang terbaik di samping Indonesia tentunya. Wajar saja, di sana kan memang sudah menjadi tradisi. Mereka juga sudah memenangkan gelar sebanyak 8 kali dan hampir selalu masuk putaran selanjutnya. Sebelum menjadi Miss USA, banyak kontestan secara berjenjang memulainya lewat Miss Teen USA. Miss USA juga satu paket dengan Miss Universe. Promosi yang mereka lakukan juga jor-joran.
Melihat antusiasme ajang ini di Indonesia yang heboh seperti pertandingan sepak bola, kira-kira bagaimana ya ajang ini di tahun 2020 nanti. Mengingat ekspektasi para pecinta PG sangat besar di sini. Apapun itu, siapapun yang menang nanti terus didukung ya. Jangan juga merundungnya jikalau tidak bisa mendapatkan hasil yang diekspektasikan. Mereka juga sudah berusaha kan?
Salam.
Tags
Hiburan
Oh iya, Indonesia punya baru kan pergelaran kaya gini, Miss Global. Eh, ga baru ding....sorry Bali yang baru pertama ikut, saat itu aku datang pas acara penganugerahan mahkotanya.
ReplyDeleteBagusnya acara seperti ini mereka punya purpose bagus dan konsen pada satu hal. Seperti pariwisata, kemanusiaan dsb.
wah itu drama baget mbak yg 2019 kemarin rame kan ya pas ada bapak bapak naik panggung terus Miss Colombia marah marag gajelas wkkwkwk
Deleteaku gatau gimana pemilihannya di Indonesia mungkin yg di Bali itu
Saya jarang lihat acara pemilihan putri seperti ini, tapi cukup mengikuti beritanya karena di Instagram banyak yang share jadi mau nggak mau kelihatan :D
ReplyDeleteLumayan seru juga yaaa kalau dipikir-pikir, karena setiap negara punya cara pilih berbeda, dan budaya yang berbeda juga. Tapi ketika dibaurkan jadi satu, tetap bagus semua. Sepertinya terakhir kali saya lihat acara pemilihan putri ini jamannya Artika Sari Devi deh hahaha entah tahun kapan itu saya juga lupa :D
Artika Sari Devi itu a few years back.....lama banget, hahahaha.
DeleteKalau aku lumayan sering nonton di TV!! Karena suamiku itu suka nonton acara semacam ini, entah kenapa.
American Top Model, Asian Top Mode kaya gini aku nonton karena dia saja...
makanya aku ga aneh juga Mas Ikrom suka JKT 48, ngebahas putri-putrian gini, karena suamiki begitu pula.
Kpop misalnya, suamiku lebih tahu daripada aku. Kalau aku suka drama-nya musicnya ga terlalu, lebih suka lagu soundtrack.
wakakakakka ya gimana ya mbak udah seneng dari dulu sih zmaannnya angelina sondakh
Deleteiya emang artika itu bersejarah dia kan pertama kali placement satu satunya dari asia juga
ya, setiap negara memang memiliki caranya masing2 dalam pemilihan putri, entah itu Miss Universe, Miss International dsb. Meski begitu, euforia kemeriahannya sepertinya hampir sama di masing2 negara.
ReplyDeletebener ada euforianya masing masing ya tiap negara
DeleteMas Ikrom anak Peagent yah???
ReplyDeleteaku anak manusia wkwkw
Deletegara gara baca iinni saya langsung browsing miss brazil hehe. cantikk
ReplyDelete