Sebenarnya saya jarang sekali nongkrong di kafe.
Tapi memang mengerjakan tugas di kafe sangat menyenangkan. Suasana adem dan didukung dengan fasilitas internet nirkabel adalah kenikmatan yang luar biasa. Siapa sih yang enggak betah mendapatkan suasana yang nyaman dan tentram sesuai amanat Pancasila dan UUD 1945?
Walau demikian, dengan tidak mengurangi rasa hormat kepada para pengguna kafe yang memiliki bajet minim, tentu ada beberapa hal yang harus diperhatikan kalau kita ingin berlama-lama nugas di kafe. Jangan sampai kita mendapatkan stigma buruk lantaran hanya memesan menu yang murah namun bisa seharian atau bahkan seminggu duduk di depan laptop.
Lalu, apa saja yang bisa kita lakukan agar kita bisa tetap nyaman lama di kafe untuk mengerjakan tugas?
Pertama, pilih waktu yang tak terlalu ramai pengunjung di kafe tersebut.
Caranya dengan melihat jam operasionalnya di Google map. Saya sering menggunakan cara ini karena saya tidak terlalu suka mengerjakan tugas di tempat ramai.
Meski kafe tersebut murah dan nyaman, tetapi dengan banyaknya pengunjung yang membanjiri kafe tersebut malah membuat konsentrasu saya buyar. Makanya, dengan melihat jumlah pengunjung di Google map, saya bisa memprediksi waktu kunjungan saya.
Biasanya, waktu selepas ashar hingga maghrib adalah waktu ideal bagi saya untuk ngafe. Tak banyak pengunjung di kafe yang saya tuju. Kalaupun ada, biasanya hanya anak-anak SMA yang baru saja pulang sekolah. Anak-anak mahasiswa baru menghantam kafe yang saya tuju selepas maghrib. Waktu yang cukup lama tersebut bisa saya maksimalkan untuk mengerjakan tugas.
Kedua, masih menggunakan Google map
Saya juga memprediksi durasi pengunjung berada di kafe tersebut. Entah satu jam, satu setengah jam, atau bahkan dua jam. Durasi ini saya anggap durasi yang masih wajar dan dalam batas toleransi. Saya juga pikir-pikir menggunakan fasilitas di kafe lebih dari tiga jam yang ekivalen dengan lama perjalanan kereta api Joglosemarkerto.
Ketiga, pilih paket makanan yang habisnya lama.
Saya biasanya memilih steak atau pizza yang perlu waktu lama untuk menghabiskannya seorang diri. Saya kerap menghindari memesan kentang goreng atau zuppa soup karena cepat habis dan tidak enak jika dingin.
Kalau pergi bersama rekan, kami biasanya memesan dalam waktu yang tidak bebarengan. Jadi, kami menghabiskan satu makanan dulu dan memesan kembali jika makanan pertama habis dan begitu seterusnya. Dengan demikian, kami memiliki rentang waktu yang cukup lama untuk berada di kafe.
Keempat, pilih ruangan bebas asap rokok.
Ruangan ini biasanya tidak begitu dipilih oleh pengunjung karena tidak bisa melakukan kegiatan menyenangkan tersebut dengan leluasa. Tujuan orang – terutama pria – ke kafe adalah nongkrong dan merokok bersama teman-teman. Makanya, area merokok biasanya rame pengunjung. Kalaupun saya beserta perokok aktif, saya biasanya memilih perbatasan area merokok dan tidak merokok. Saya masih bisa mengerjakan tugas dengan leluasa di area tanpa rokok, sementara rekan saya bisa merokok sambil intip-intip dari luar.
Kelima, pilih paket minuman isi ulang
Selain hemat, saya juga bisa memperpanjang minuman yang saya minum jika habis. Jadi, saya tidak mengerjakan tugas dengan gelas minuman kosong.
Keenam, hindari tempat yang dekat dengan meja kasir dan pelayan.
Selain lebih ramai, ada kemungkinan kita akan mendapat tatapan yang tidak enak dari pelayan kafe karena menggunakan fasilitas internet nirkabel terlalu lama. Namun, ada juga lho kafe yang malah memberikan kelonggaran bagi pengunjungnya untuk mengerjakan tugas. Mereka bahkan mempromosikan kafenya sebagai tempat nugas-able dan wifi-able. Kafe-kafe seperti inlah yang harus mendapat perhatian khusus dan mendapat predikat kafe layak nugas.
Ketujuh, kalau memungkinkan, bawalah kabel oloran alias rol kabel agar bisa mengisi baterai laptop maupun ponsel dengan nyaman.
Namun, jangan lupa untuk permisi dahulu kepada pemilik kafe apakah boleh menggunakannya. Dari beberapa pengamatan saya, biasanya kafe yang nugas-able malah memberikan ruang stop kontak yang cukup untuk pengunjungnya.
Terakhir, hindari kafe yang menyughkan live music.
Selain menganggu telinga, biasanya ada acara atau event tertentu yang menbuat kita tak nyaman. Masak iya nugas dengan iringan musik jedag-jedug dan ceikikikan tawa? Makanya, lebih baik memilih kafe yang hanya memutar musik dari pemutar biasa.
Itulah beberapa tips agar kita bisa mengerjakan nugas di kafe dengan nyaman. Tips-tips tersebut akan sangat berguna kalau kita memiliki uang untuk membeli makan dan minum di kafe yang kita inginkan.
Sekian.
Tags
Catatanku
Tips-nya mantab ini, Mas.
ReplyDeleteKalau emang niatan nebeng kerja di Kafe emang patut dijadikan refrensi ini tips-nya.
Salam,