Rizal Park, Manila. - Sumber : rappler |
Saya tak memiliki rencana traveling yang benar-benar begitu membuncah selain ke Filipina.
Sebenarnya, rencana ini sudah saya rencanakan beberapa tahun sebelumnya. Saya bahkan sudah membuat paspor dan membeli tiket Jakarta-Manila PP. Namun, Allah masih belum menghendaki rencana saya dengan bentuk ujian. Saya sakit menjelang keberangkatan. Akhirnya, tiket itupun saya batalkan.
Nah, jika ada kesempatan lagi untuk keluar negeri, maka tanpa pikir panjang saya akan langsung menuju Filipina. Lantas, mengapa saya begitu mengidamkan untuk ke negeri tetangga Indonesia ini? Apa yang menarik dari Filipina? Mengapa saya tidak ke Singapura, Thailand, ataupun Malaysia seperti kebanyakan orang Indonesia yang baru pertama kali traveling?
Jawabannya karena negeri ini eksotis. Ia mirip dengan Indonesia, baik bentang alam maupun budayanya. Persinggungan saya dengan Filipina sebenarnya tak sengaja. Dulu, saya memiliki tetangga yang menjadi TKW di Hongkong. Ia menikah dengan TKF (Tenaga Kerja Filipina) yang juga seorang Fater (pendeta). Mereka berdua sangat friendly. Saya pun kerap bermain piano bersama sang fater dan beliau banyak menceritakan tentang Filipina. Beliau belajar bahasa Indonesia dan Jawa kepada saya dan saya pun belajar bahasa Tagalog serta Cebuano padanya.
Sayangnya, beberapa waktu kemudian mereka pun pindah rumah. Sejak saat itu, saya tak lagi berhubungan dengan mereka. Namun, saya malah tertarik dengan Filipina. Melihat sinetron dan film Filipina, menyanyikan lagu Philpop, hingga semakin serius belajar bahasa Tagalog. Dan akhirnya, saya punya mimpi untuk ke Filipina serta menjelajahi tiga daerah di negeri itu, yakni Luzon, Visayas, dan Mindanao. Kalau diumpamakan, ini seperti menjelajahi Indonesia dari Sabang hingga Merauke.
Ide gila ini memang cukup absurd dan berat. Tapi saya yakin, dengan keteguhan hati dan usaha keras serta doa tawakkal, pada suatu nanti saya akan bisa mencapainya. Lantas, apa saja yang akan saya lakukan ketika mengunjungi negeri itu?
Mengenang Perjuangan Jose Rizal
Salah satu pahlawan favorit saya adalah Jose Rizal. Meski bukan pahlawan Indonesia, saya kagum dengannya yang sangat berani menulis dengan kritik pedas terhadap penjajah Spanyol. Karena tulisannya yang vokal, Jose Rizal pun dihukum mati dengan berondongan tembakan setelah ditahan sebelumnya.
Keberaniannya inilah yang terus menginspirasi saya untuk tidak takut menulis hal-hal yang semestinya tidak terjadi, seperti kasus korupsi dan segala bentuk penyelewengan yang saya ketahui. Saya ingin memaknai lagi tujuan menulis saya agar ada kebaikan yang tersemai dan menghilangkan berbagai hal yang tidak baik seperti yang dilakukan oleh Jose Rizal.
Monumen Penembakan Jose Rizal. - https://philippineslifestyle.com |
Di sana, saya ingin sekali melihat tulisan-tulisan Jose Rizal terakhir sebelum ia dihukum mati. Saya ingin memaknai lagi bagaimana sebuah tulisan bisa mengubah nasib suatu bangsa dan tentunya saya ingin memperteguh tekad saya bahwa dengan tulisan, bukan hanya keuntungan pribadi yang saya dapat melainkan ada manfaat yang bisa dipetik banyak orang.
Melihat Konser Abra dan Yeng Constantino
Abra adalah salah satu rapper papan atas Filipina. Meski usianya sudah berkepala 3, tapi ia masih imut-imut layaknya anak SMP. Ketika nge-rap, Abra sangat lincah dan memiliki aneka kosakata lucu yang membuat penonton terpingkal. Sementara, Yeng Constantino adalah penyanyi wanita Filipina yang bagi saya mirip dengan Ayu Ting Ting.
Yeng memiliki suara serak-serak basah namun bisa bernyanyi hingga beberapa oktaf. Bersama Sarah Geronimo, ia sering merajai tangga lagu Filipina. Satu hal yang saya suka darinya adalah konsisten menelurkan mini album setiap semester. Baginya, ia harus tetap berkarya selama ia bisa. Keduanya juga pernah duet dalam acara musik ASAP yang ditayangkan oleh stasiun TV ABS-CBN. Kalau ada konser mereka, baik solo maupun duet, sungguh saya benar-benar ingin melihat mereka.
Raymond Abracosa (Abra), rapper papan atas Filipina. - Rappler |
Yeng Constrantino. https://sa.kapamilya.com |
Bernyanyi di Pinggir Jalan dan Dilihat oleh Banyak Orang.
Salah satu keunikan Filipina adalah warganya gemar bernyanyi dan dilihat oleh khalayak umum. Banyak tempat karaoke terbuka yang berada di warung, pinggir jalan, ataupun di tempat terbuka. Tidak seperti di Indonesia yang memiliki tempat karaoke di tempat tertutup.
Saat berkunjung ke Filipina, saya ingin melatih mental bernyanyi di tempat umum karena dari cerita tetangga saya tadi, orang Filipina cukup mengapresiasi siapa saja yang mau bernyanyi di depan umum. Kegiatan ini juga menjadi ajang bagi saya untuk melatih kemampuan bahasa Tagalog yang sudah saya pelajari. Selama ini, untuk mendukung rencana tersebut, saya bahkan rajin bernyanyi dengan Pinoy di aplikasi Smule. Walau masih belepotan, namun saya sedikit banyak belajar untuk mengucapkan kosakata bahasa Tagalog terutama mengucapkan konektor “ng”, “ang”, at”, ko’y”, dan lain sebagainya.
Mengunjungi Daerah Konflik Marawi, Filipina Selatan
Salah satu impian terbesar saya saat mengunjungi Filipina adalah menyambangi Marawi, sebuah kota yang hancur akibat pertempuran tentara Filipina dengan gerakan separatis ISIS. Kota ini mulanya sangat cantik. Ada banyak tempat wisata yang bisa dikunjungi seperti Danau Lanao dan Pantai Bagang. Namun, kecantikan kota ini sirna kala gempuran separatis ISIS menyerbu pada tahun 2017 kemarin. Hingga kini, puing-puing kota yang masyarakatnya mayoritas beragama Islam ini masih tampak jelas.
Kota Marawi sebelum dan sesudah perang. - ABS CBN |
Saya ingin sekali memaknai apa yang sebenarnya terjadi dengan kota ini. Apa yang membuat sebuah kota yang cantik berubah menjadi kota yang mengerikan. Jika saya bisa mengulik lebih dalam, saya ingin membuat sebuah cerita berdasarkan apa yang saya alami dan membagikannya kepada khalayak di Indonesia untuk dijadikan bahan pembelajaran. Persatuan bisa saja musnah jika ada pihak yang ingin mengganggunya. Semoga saya mendapatkan kesempatan ini dan jaminan keamanan saat berada di sana.
Terakhir, Saya Ingin Menjelajahi Bentang Alam Filipina yang Menarik
Air terjun menjadi fokus saya kala berjalan-jalan di sana. Ada ratusan air terjun yang tersebar di tiga region tadi, terutama di Mindanao. Salah satunya Asik-Asik Waterfal. Air terjun ini sangat asyik dan memiliki keunikan berupa dedaunan hijau yang mengelilinginya. Namun, satu hal yang membuat saya terpukau, di dekat air terjun tersebut banyak warga yang menggunakan aliran air sungai yang mengalir untuk kegiatan sehari-hari. Namun, mereka cukup menjaga kelestarian sungai tersebut sehingga airnya masih terlihat jernih. Saya tahu berbagai air terjun ini dari blogger Kulas, seorang warga Kanada yang kini tinggal di Filipina.
Asik-asik Waterfal. - Wandering feet |
Kyle Jennerman alias Kulas, blogger asal Kanada yang sangat mencintai Filipina. Darinya saya belajar apa itu makna jalan-jalan dan menulis blog - Rappler |
Itulah keinginan saya jika ada kesempatan untuk mengunjung suatu tempat. Saya percaya bisa mewujudkannya karena tidak ada hal yang tidak mungkin. Jika rencana ini berhasil, saya berjanji akan menulis seluruh perjalanan saya dan menjadikannya dalam bentuk buku agar bisa dimaknai oleh banyak orang.
Tags
Catatanku
Wah nekat juga mas sampe ke Marawi
ReplyDeletebtw saya suka ulasan ttg jose Rizal meski cmn 2 paragraf.