Saat masih kurus. |
Namanya kuliah, pasti ada tingkat stres tertentu yang bisa membuat mahasiwa depresi bahkan bunuh diri.
Agar tetap waras dan kesehatan mental saya terjaga, kadang saya butuh hiburan tertentu. Tak sekadar hangout di Mall, saya butuh hiburan yang di luar nalar. Liar, hingga membuat beberapa teman saya geleng-geleng kepala. Lucunya, saya baru menyadari betapa absurdnya saya kala kuliah selepas lulus.
Kuliah di jurusan Kimia memang mengerikan. Saya harus menulis laporan praktikum dengan tangan saudara-saudara. Kadang ada 3 praktikum yang harus saya tulis tangan dalam seminggu. Belum mata kuliah lain yang perlu memahami mekanisme reaksi dengan seksama agar tak tertukar layaknya putri dalam sebuah sinetron. Kalau hanya kuliah dan pulang, rasanya reaksi ledakan di dalam otak akan segera berlangsung.
Nah, apa saja hal-hal absurd yang saya perbuat ketika kuliah dulu? Berikut beberapa ceritanya.
Pertama, saya pernah menghapus mata kuliah demi melihat drama Korea “You Are My Destiny”.
Drama yang diperankan oleh Yoona SNSD itu begitu menarik perhatian saya. Jang Sae Byuk, sang tokoh utama menghipnotis saya untuk tetap semangat berbagi walau dalam keadaan kekurangan.
Malangnya, waktu tayang drakor ini tepat pada jam akhir kuliah, yakni sekitar pukul 4 sore. Nah, saat itu sebenarnya tidak ada jam kuliah selain salah satu kuliah bernama Managemen Laboratorium. Karena mata kuliah ini merupakan mata kuliah pilihan, saya dengan haqqul yakin untuk mengapusnya dari KRS.
Baca juga: Lagu Girlband/Idol Grup Favorit saat Kuliah
Saat kuliah berlangsung, saya adalah satu-satunya mahasiwa satu angkatan yang tidak mengikuti mata kuliah itu. Tidak boleh ada mata kuliah yang bisa membuat saya tidak bisa melihat drama korea kesayangan. Itu prinsip.
Akibat dari perbuatan saya adalah pada semester akhir, kala ada pembekalan PKL, dosen pembimbing matkul yang saya hapus tahu bahwa saya adalah the only one mahasiswa yang tak mengikuti kuliahnya. Kala saya ditanya mengapa saya tidak mengikuti mata kuliahnya, dengan (tidak) jujur saya mengatakan ada urusan penting yang harus saya selesaikan selama satu semester itu. Ya, urusan penting dan gawat. Menonton drama korea di televisi.
Saat semester 8, saya baru menyadari kalau saya kurang SKS untuk bisa lulus. Akhirnya, saya memohon-mohon kepada salah satu dosen untuk menyelenggarakan sebuah mata kuliah dengan peserta 4 orang saja yang kesemuanya kurang SKS. Jangan ditiru ya adik-adik mahasiswa.
Menggunakan tas kresek saat kuliah
Favorit aku. - Wikipedia |
Entah, apa yang ada di benak saya ketika melakukan hal ini. Yang jelas, dengan menggunakan tas kresek, saya mendapat keasyikan sendiri. Saya jadi bahan perhatian, tidak saja rekan satu kelas, namun angkatan lain bahkan lintas fakultas. Terlebih saat saya harus mengikuti perkuliahan di Gedung Kuliah Bersama (GKB). Tas kresek hitam saya tenteng layaknya menunjukkan kegiatan saya sedang pindahan. Saya mulai waras kembali saat mengerjakan skripsi karena harus membawa laptop yang tidak mungkin saya bawa dengan tas kresek.
Ketiga, saya pernah mengalami drama mengerjakan PKMK (PKM Kewirausahaan).
Drama ini terjadi lantaran saya memburu syarat untuk beasiswa PPA. Masalahnya, di jurusan saya, beredar rumor bahwa PKM yang disetujui hanya PKM GT (Gagasan Tertulis) dan PKMP (Penelitian) kalau tak salah. Pokoknya yang masih berhubungan dengan kimia. Sementara, PKMK yang berhubungan dengan ekonomi, majanemen, keuangan, dan sejenisnya, dari isu yang berkembang tidak akan disetujui.
Saya memang malas dengan namanya birokrasi dan berdebat untuk hal tak pasti. Jadi, saya dan rekan satu jurusan yang mengerjakan PKMK dalam topik yang sama memutar otak bagaimana caranya supaya PKM kami bisa disetujui. Akhirnya, ide cemerlang namun berisiko pun kami ambil.
“Jadi gini, Jeng. Kita ambil saja ketuanya dari jurusan lain. Terus kita cari kakak tingkat yang bersedia numpang tanda tangan,” seru rekan saya.
Saya sepakat. Inti dari PKM yang bisa disetujui selain isinya yang seusai aturan adalah lintas angkatan dan ditandatangani ketua jurusan dari ketua tim PKM. Jadi, kami mencari dua orang “relawan lain” yang bersedia masuk tim kami. Saya masih ingat kala harus menuju jurusan Sastra Jerman demi mendapatkan tanda tangan itu.
Baca juga: Minta Jurnal Kepada Peneliti, Kenapa Tidak?
Rekan saya mendapat temannya dari jurusan tersebut yang dikenalnya. Bersyukurnya, kajur dari jurusan itu seorang ibu muda yang sangat pengertian. Kami yang dari jurusan lain diterima dengan tangan terbuka. Walau sempat ditanya mengenai isi dari PKMK kami, kajur tersebut lebih tertarik kegiatan perkuliahan kimia kami. Dan dengan doa dari segenap bangsa Indonesia, akhirnya PKMK kami ditandatangani dan bisa lolos ke tingkat universitas. Alhamdulillah.
Walau penuh dengan drama, selama penyusunan PKMK ini, saya mendapat ilmu banyak yang tak saya dapat di bangku kuliah. Apalagi kalau bukan ilmu ngeblog. Ada beberapa bagian dari PKMK yang mengharuskan saya untuk terus mengakses situs Multiply sebagai kegiatan pemasaran. Saya menggunakan ajang ini sekaligus untuk belajar menulis blog. Dari sini saya semakin yakin dengan namanya soft skill yang harus diasah sejak kuliah.
Keempat, berjalan kaki dari kampus ke rumah.
Ya, jalan kaki dengan jarak sekitar 3,5 km menurut Google map. Apa pasal saya melakukannya? Tak lain uang saya habis.
Jadi, sebelum bisa naik motor, saya harus naik angkot dari rumah ke kampus. Untuk naik angkot pun, saya harus jalan kaki terlebih dahulu ke daerah yang namanya Sumbersari. Nah, pada suatu hari, saya asyik memfotokopi diktat kuliah tanpa melihat isi dompet. Setelah pamit dan berpisah dengan rekan-rekan yang kos tak jauh dari kampus, saya merogoh saku dan hanya menyisakan uang 1.000 rupiah dari 3.000 ongkos angkot yang dibutuhkan. Akhirnya, mau tak mau ya jalan kaki. Kata orang Malang, biar tahes.
Mengerjakan skripsi di stasiun
Mengerjakan skripsi di stasiun membuat saya bersemangat kembali. Padahal, di pikiran saya kala itu sudah mau mutung. Tidak mau meneruskan kuliah lagi akibat otak saya yang sudah mulai berasap. Agar bisa kembali dingin, saya harus mendengar dan melihat aktivitas kereta api. Mendengar pengumuman kereta api dan melihat PPKA memberikan semoboyan 40 rasanya sudah bahagia. Begitu pula saat melihat orang mengantre di loket dan berlalu lalang. Padahal, saya membawa laptop dan serius mengerjakan skripsi. Rasanya, saya ikut traveling.
Hitungan kimia komputasi yang ruwet dan membuat saya bête pun bisa kembali saya urai setahap demi setahap. Apalagi, kala saya mendengar masinis kereta membunyikan semboyan 35, rasanya saya lebih bahagia. Akhirnya, dengan bantuan suasana stasiun kereta api dan barokah dari Tuhan YME, skripsi saya rampung tepat pada waktunya.
Itulah lima hal absurd yang pernah saya lakukan saat kuliah.
Kalau kamu sendiri pernah melakukan hal apa?
Cerita yuk.
Tags
Catatanku
Berbahagialah yang bisa kuliah. Kalau saya boro-boro. Ada keinginan dan sampai saat ini pun masih ada keinginan. Tapi ya itu kepala sudah berasap. Rasanya sulit untuk diajak bekerjasama.
ReplyDeleteCiri-ciri orang pintar memang begitu, melakukan hal yang dianggap orang tidak wajar.
wakakaka itu bukan pintar mas tapi aneh heuhheu
Deletewah bisa menghilangkan KRS demi drama korea, mantap
ReplyDeleteashiappp bu
Deletewihh.. jurusan kimia? sama dong.. Tos dulu ah.. hehe..
ReplyDeletekuliah di jurusan kimia tuh emang kayak gak ada istirahatnya. apalagi kalo udah ngerjain laporan.. dan semua laporan harus tulis tangan. ku pikir kampus ku doang loh yang laporannya harus ditulis tangan.
dulu, waktu kuliah aku menghabiskan waktu luang ku di organisasi sih. jadi gak bosen2 banget. saya juga rajin bikin pkmk, pkmgt dan pkmp, alhamdulillah waktu itu ada yang didanai meski gak lolos pimnas nya.
meski kuliah di kimia berat, tapi kalo diingat-ingat lagi tuh ya seruu juga.. hehe
waaaa aku terharu ada teman satu jurusan
Deleteiya ngangeni mbak tapi klo diulang lagi
ya, males heuheu
aku paling males itu nulis reaksi kimia organik wakakakaka
aku cuma sekali itu se soale aku tipikal mahasiswa malas sesuai tulisan ini :P
Njay, tak kirain cuman saya yang ngenes harus nulis berlembar lembar laporan, sebagai mahasiswa keperawatan, hampir tiap minggu saya nulis laporan asuhan keperawatan pake tangan, dan itu bisa nyampe 5/6 lembar folio huhu
ReplyDeleteEpic sih itu ninggalin kuliah demi drakor, wkwkwkwk
Kalo saya, ninggalin dines praktik terakhir demi jalan jalan ke Bandung Super Mall wkwkwk
Dan secara ga sengaja, karena niat "pamer", di posting tuh jalan2 di facebook, ga sadar kalo saya sama dosen pembimbing berteman, akhirnya terciduk dong itu bolos sama dosen hadeh
kayaknya kuliah yang berhubungan dengan praktikum harus tulis tangan deh hehe
Deletewakakak malah pas praktik malah parah tuh dan ketauan
emang pas bete banget ya mas
Dari kompasiana dolan ke blog Mas Ikrom. Siip aneka rasa sensasi dari PKMK, drakor yg mengalahkan KRS hingga bertapa di stasiun. Pribadi adaptif yg dapat menikmati semua suasana.
ReplyDeleteSalam sukses ya Mas.
Bu Prih
Deletesaya tersanjung sekali njenengan mampir ke blog proibadi saya
terimakasih nggih
wah adaptif ya, saya jadi malu hehe
Wkwkwk... Koncoq iki super duperr pokoke... Biarpun tdk ahli kimia.. Qm pun jadi penulis yg hebat krom... Semangad krom
ReplyDeletewakakakaka
DeleteWkakakakakak...
ReplyDeleteDemi apa menghapus mata kuliah? Cuma demi nonton Drama Korea... kan aku jadi pengen ngakak. Andai aku dosennya ya, mungkin aku udah ngomel-ngomel panjang lebar.
Soalnya aku juga menerima mahasiswa atau siswa magang di tempat kerjaku dan mereka suka juga nonton Drama Korea atau dengerin Girlband/Boyband Korea gitu, aku sih fine, meskipun ya ada yang cowok.
Tapi, si cowok malah bikin tugasnya berantakan, akhirnya aku tegur... Aku bilangin "Aku juga suka Korea kok, tenang aja, tapi aku punya waktu untuk nontonnya, yaitu setelah tugas selesai.
Wkakakakakakkaka...
Semoga tidak ada yang mencontoh kenekatanmu untuk menghapus mata kuliah demi Drama Korea.
wakakaka lah gimana lagi, bosen je
Deletemakanya aku hapus saja matakuliahnya karena tidak bisa membagi waktu
kuliah akan dilakukan seusai drama korea tayang wkwkw
justru yang terlihat aneh itu asik..melakukan yang orang lain jarang lakukan...
ReplyDeletehal terabsurd selama kuliah paling dengerin lagu My Lecon bolak balik pas pulang pergi selama beberapa bulan, hehehe.
ReplyDeleteMasa perjuangan memang harus dijalani dengan semangat mas, keren kok. Aku juga lihat drama korea menjelang skipsi
ReplyDeleteWah jadi keingetan jaman kuliah...banyak banget lah hal absurd yang aku lakuin hahaha...Wes tapi yang penting lulus..dan semoga gak ditiru anak-anakku hahah
ReplyDeleteYa ampun, absurd tapi lucu..
ReplyDeleteNomer 1 paling gokil
Saya ketawa baca ini, karena mengingatkan saya pada masa-masa ketika saya nyaris gila ketika kuliah.
ReplyDeleteSaya mahasiswa kedokteran, pernah nongkrong di ruang arsip rumah sakit demi menyalin data 300 pasien. Datanya ditulis pakai tangan. Sumber datanya juga ditulis pakai tangan. Sumber datanya ditulis oleh mantri/perawat yang tulisannya jelek-jelek. Dan saya nggak bisa mengeja tulisannya karena semua nama penyakit yang ditulis itu pakai bahasa latin. Karena saya nggak bisa mengeja, akibatnya saya jadi nggak paham isi datanya. Lalu saya dimarahi dosen karena nggak paham apa yang saya tuliskan.
Abis gimana ya, memang nggak ada bimbingan yang terstruktur sih.
Hahaha asli absurd banget sampe bawa kresek pas kuliah tapi itu yang harus diyakini. Dalam diri kita tersempil kegilaan yg akan sewaktu waktu muncul kaya jerawat hahaha
ReplyDeleteHaha..pengalaman yg layak dikenang dan tak terlupakan pastinya. Yg penting akhirnya kuliahnya lulus toh. Semangaat :). Mdh2an sekarang mas ikrom ga ngalamin lg kepala berasap n ngelakuin hal2 absurd lainnya hehe
ReplyDeleteAbis baca tulisan ini jd mikir hal yg paling absurd saat kuliah dulu. Tapi spt nya lempeng aja..hahaha..sdh lama banget sih..jd lupa.
ReplyDeleteAku langsung merasa masa-masa aku jadi mahasiswa itu saaaaangat normal.
ReplyDeleteNggak ada yang aneh-aneh, absurd, dsb. Paling-paling waktu KKN malah kabur jalan-jalan ke kabupaten sebelah-sebelah buat ngunjungin temen-temen.
Kayaknya biasa-biasa aja ya pengalaman pas kuliah dulu. Paling itu pas skripsi kerja di 3 tempat sekaligus. Pagi jadi penerjemah di lembaga sosial, sore ngajar di lembaga kursus, malam ngajar privat ke rumah-rumah. Ya begitulah demi dapur ngepul.
ReplyDeleteBtw, sekadar usul. Untuk tulisan bermodel listicle, sebaiknya dibuat penomoran sesuai bunyi judulnya kan ada 5 hal. Jadi memudahkan pembaca untuk membacanya secara runtut. Salam kenal!
Huahahaha ngakak juga nih. Tapi saat kuliah memiliki kisahnya tersendiri. tiap semesternya ada aja ceritanya.
ReplyDeletesalam
kidalnarsis.com
Waduh saya mah ngga bisa dan ngga kepikiran
ReplyDeleteKarena kuliah sambil kerja yang ngeri ngeri sedap 😁😁😁
Aku ikutan kumpul...((sama-sama anak Kimia mesti kompak doonk))
ReplyDeleteAku juga jurusan Kimia di Unair (ga nanyak yaa...hehhee...)
Emm,
Zaman belom kenal drama Korea...masih nonton drama Jepang yang aku (bela-belain) donlot di kampus tetangga karena wi-fi nya lancar jaya bak jalan tol.
ITS.
Ini kampus paling loyal sama mahasiswa, termasuk aku, yang minta passwordnya temen buat connect.
Yeeay~
Memang anak Kimia itu absurd-absurd kok..
Gaulnya kalo ga sama preparat (bakteri) ya...sama larutan.
Wkkwkw...
Wah luar biasa banget nih pesona yoona bisa bikin mahasiswa menghapus mata kuliahnya. Hihi. Kalau aku jaman kuliah dulu kayaknya masih yang standar-standar aja kelakuannya. Paling bolos sesekali aja di mata kuliah tertentu
ReplyDeletebaca ulasannya ini, pikiranku langsung kembali ke masa-masa pas aku kuliah dulu..
ReplyDeletetapi dulu itu drakor blm ngehits sih.. jadi ya paling k nongkrong aja d warung makan...