“Jika memang cinta, kejarlah. Jika tidak bisa berlari, berjalanlah. Jika tak bisa juga, berjalanlah di tempat. Setidaknya kau tidak diam” (Bung Hatta).
Mengejar cinta, berlari, berjalan, atau setidaknya berjalan di sekitar tempat tinggal. Kombinasi pas untuk menggambarkan hasrat yang begitu saya gemari, traveling. Entah, kata-kata apa lagi yang bisa melukiskan keinginan saya untuk mencapai tempat-tempat yang begitu ingin saya datangi. Termasuk, keinginan mengunjungi tanah bermekarnya keharuman para pahlawan bangsa, Pulau Andalas Sumatra.
Selepas saya menuntaskan berkeliling Pulau Jawa akhir tahun silam, kini saatnya saya menjejaki lebih lanjut Sang Swarnadwipa. Menikmati segala keelokan bentang alam, bercengkerama dengan para warga, hingga mendalami lebih lanjut khazanah budaya, sejarah, dan segala hal yang belum tersibak oleh banyak orang.
Lampung sebagai pembuka
Saya berhasrat ingin membuka catatan perjalanan saya dari Lampung melalui Pelabuhan Bakauheni. Pintu gerbang Pulau Sumatra ini begitu menarik. Selain sang gajah di TN Way Kambas yang begitu gagah dan menjadi ikon Lampung, ada banyak tempat yang bisa menjadi jujugan. Pantai-pantai elok dengan warna pasir yang jelita akan sangat berkesan jika saya kunjungi. Salah satunya, Pantai Dewi Mendapa Pesawaran yang begitu indah dengan Pulau Cinta di seberangnya. Meniti jembatan menuju pulau itu adalah kenikmatan perjalanan yang paripura.
Meniti Bumi Sriwijaya adalah sebuah kenikmatan paripurna
Separipurna perjalanan yang akan bisa saya lukis ketika meniti Sungai Musi dengan LRT Sumsel. Bumi Sriwijaya akan menjadi tujuan saya berikutnya. Membayangkan kegagahan LRT yang begitu anggun berjalan di lintasannya membuat saya sangat bangga. Akhirnya, bangsa kita bisa membangun dan menggunakan teknologi membanggakan.
Tak melulu menikmati Sungai Musi dari atas, menyusuri obyek wisata dan berwisata kuliner di sekitarnya juga akan menjadi kegiatan yang tidak boleh saya tinggalkan. Benteng Kuto Besak, Rumah Rakit, Pasar 16 Ilir, dan beberapa tempat menarik lain beberapa diantaranya. Tempat-tempat yang membuat saya semakin bangga dengan kekayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.
Menengok emas yang hilang di Bengkulu
Kekayaan, yang sayangnya belum dinikmati dengan merata oleh sebagian rakyat Indonesia. Seperti salah satu tempat di Bengkulu yang begitu ingin saya datangi. Tempat itu adalah Desa Lebong Tandai, Kabupaten Bengkulu Utara yang masih terisolir. Desa yang hanya bisa dilalui oleh molek begitu menarik minat saya. Apa yang bisa membuat orang-orang Lebong Tandai begitu kuat menjalani hidup di tengah keterbatasan membuat tanda tanya. Saya ingin menggali lebih dalam desa yang dulunya kaya berkat aktivitas tambang emasnya. Tambang emas yang kini tinggal kenangan dan menyisakan jejak kejayaan.
Jejak kejayaan masa lalu bersemayam di Jambi
Jejak kejayaan yang juga tersimpan rapi di beberapa sudut Provinsi Jambi. Provinsi ini akan menjadi tempat keempat saya dalam menyelami Pulau Andalas. Tujuan saya tak lain adalah Kompleks Candi Muaro yang begitu termasyhur. Candi yang berada di Kabupaten Muaro Jambi tersebut adalah titik peradaban tinggi bangsa Indonesia. Saya masih ingat, narasi kebesaran Kerajaan Sriwijaya yang menjadi pusat penyebaran agama Buddha begitu masuk di sanubari.
Dan, Candi Muaro adalah salah satu tempat menimba ilmu para pemuda mempelajari agama Buddha pada masa itu. Sebagai salah satu warisan dunia yang dilindungi UNESCO, Candi Muaro begitu besar dan terawat diantara candi-candi lain di Sumatra. Tentu, untuk menjaga kekayaan ini, butuh perjuangan besar.
Jelajah kereta api di Sumatra Barat
Sebesar perjuangan yang akan saya lalui nanti kala melintas batas Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatra Barat. Perjuangan untuk mencicipi jalur kereta api di pulau ini. Ya, saya begitu ingin sekali mencoba menaiki Kereta Api Sibinuang relasi Padang-Pariaman. Saya hanya ingin menjajal jalur kereta api di provinsi ini. Jalur yang begitu elok dengan bentang alamnya yang aduhai.
Apalagi, ketika saya mendengar rencana pengerjaan reaktivasi jalur nonaktif di Sumbar akan selesai di tahun ini, semangat saya langsung membara. Salah satunya adalah jalur Muaro-Pekanbaru. Maka, selepas puas berjalan di Kota Padang dan Pariaman, saya akan menuju Kota Sijunjung. Permulaan dari jalur kereta yang akan direaktivasi ini. Jika jalur ini sudah rampung, maka persinggahan berikutnya, Provinsi Riau, juga akan saya tempuh dengan kereta api.
Napak tilas Romuha di Riau
Alasan saya menggunakan kereta api adalah untuk menapaktilasi kisah para pekerja Romusha yang gugur pada pembangunan jalur berjuluk Pekanbaru Death Railway tersebut. Di Kota Pekanbaru, makam para pahlawan itu disemayamkan di Taman Makam Pahlawan Kerja Pekanbaru. Selain makam ini, Taman Rekreasi Alam Mayang juga sangat ingin saya kunjungi. Berfoto di tepian danau cantik seakan menjadi kunci untuk menyibak keindahan alam Andalas.
Kunci yang akan semakin sempurna kala perjalanan saya berlanjut ke Sumatra Utara. Ke mana lagi kalau bukan ke Danau Toba. Menjelajah danau terbesar di Indonesia adalah hal wajib ketika mengunjungi Sumatra. Impian ke Danau Toba adalah resolusi jalan-jalan saya sedari kecil.
Menjelajah Danau Toba yang begitu elok
Tapi saya ingin melakukan perjalan tak biasa. Dari Riau, saya akan langsung menuju Parapat untuk menikmati keindahan danau ini. Sesampainya di sana, menyeberang kapal menuju Pulau Samosir menjadi langkah saya berikutnya. Puas menjelajahi Pulau Samosir, bukan kembali ke Parapat, perjalanan akan saya teruskan melalui jalur darat. Tepatnya, saya akan melintasi Jembatan Tano Panggol, penghubung Pulau Samosir dengan Pulau Sumatra. Jembatan inilah yang akan membawa saya menuju Kota Sidikalang.
Mengakhiri pengembaraan di Serambi Mekkah
Keinginan yang akan berakhir di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh.Terminasi dari perjalanan panjang nan melelahkan namun akan sangat bermakna. Sebagai bentuk syukur, berjalan-jalan melihat keanggunan Kota Banda Aceh adalah pengalaman pamungkas terbaik mewujudkan resolusi.
Resolusi ini akan terwujud jika saya menemukan kemudahan selama perjalanan. Kemudahan yang akan saya dapat jika bisa menginap dengan nyaman. Penginapan yang menyediakan air mineral dan wifi gratis akan menjadi pilihan saya. Ketersediaan air sangat membantu menjaga kesehatan dan adanya akses wifi membuat informasi sekitar bisa saya dapatkan dengan mudah. Terlebih, jika penginapan tersebut menyediakan linen bersih, kamar mandi bersih, perlengkapan mandi, dan televisi yang membuat saya bisa istirahat sejenak di sela perjalanan panjang.
Selain itu, ada banyak promo yang bisa digunakan selama menginap. Salah satunya adalah adanya keanggotaan 1 bulan seharga 50 ribu rupiah. Dengan estimasi perjalanan saya yang akan memakan waktu kurang lebih 1 bulan, menggunakan kartu keanggotaan tersebut adalah pilihan tepat. Ada diskon tambahan sebesar 12% dan gratis menginap saat ulang tahun.
Ada yang memiliki resolusi traveling ke Kota Malang? Menginap di RedDoorz saja. Hanya tinggal menyeberang dari Balai Kota Malang dan berjalan kaki di sekitar tempat wisata Malang lho. |
Tentu, hadiah ulang tahun semacam inilah yang sangat saya harapkan. Semoga, di tahun 2019 ini keinginan saya untuk menjelajah Pulau Sumatra bisa tercapai. Jika hal itu terkabul, pastinya saya mengucap rasa syukur kepada Tuhan dan terima kasih yang mendalam karena telah mengenal RedDoorz sebagai rekan perjalanan terbaik saya.
Tags
Jalan-jalan
Wah keren2 Mas. Sesekali jalan2 ke Sumbawa Barat, NTB. Banyak pilihan destinasi wisatanya Mas.
ReplyDeleteMinggo singgah di www.abdulmajid.id
wa boleh2 saya pingin ke pantai senggigi lagi
DeleteWah sesekali ajak teman mas, biar lebih yahudddd
ReplyDeletewkwk sendiri aja...
DeleteSemoga tercapai mas. Apalagi di Sumatera juga ada jalur kereta. Bakal lebih mudah buat pindah-pindah.
ReplyDeleteYang perjalanan lintas Jawa itu, yang ditulis jadi buku mas? Sudah masuk ke penerbit kah?
amin terima kasih mas
Deleteiya bakal sering naik kereta
untuk buku masih menunggu acc dari penerbit untuk diterima
Wah seneng ya pak bisa jalan-jalan ke sana kemari dan melihat ciptaan Allah yang begitu hebatnya. Jujur sejak jadi ibu rumah tangga. Jalan-jalan begitu jadi hal yang saya rindukan. Ingin menikmati alam, berpikir, merenung diti, kembali mengingat mimpi-mimpi besar dalam hidup dan ttg rasa syukud kepadaNya. Aih nikmat banget itu. Smga resolusi bpk segera terkabul ya apalagi sekarang ada Redorz (susah namanya hihihj) smua jadi mudah ya
ReplyDeletealhamdulillah mbak
Deleteiya bersyukut kepada Tuhan itu yang paling penting
karena sesungguhnya traveling itu ya untuk bersyukur atas nikmat yang diberikan.
amin terim kasih mbak
Gile, lengkap amat nulisnya bro. Dari ujung ke ujung
ReplyDeletehehe harus lengkap bapak
Deletebiar bisa jadi rujukan
Wah ada beberapa chapter ni buat Swarnadwipa...
ReplyDeleteHappy traveling mas, enjoy Pulau Andalas...apalagi ada Red Doorz
ada 2 mbak tapi lebih tepatnya 8 sesuai jumlah provinsi di sana
Deleteterima kasih mbak
sepertinya reddoorz lagi buat kontes blog ini.
ReplyDeleteiya sila ikutan...
Deletesaya mesti belajar banyak dulu nih biar kompeten untuk ikut lomba blog suatu saat.
Deletewadaw ... jadi pengen naik LRT yang berjalan di jembatan kayak gitu. kapan ya bisa ke sana? dulu jaman masih kecil sudah seneng naik kereta api, sih.
ReplyDeleteayo mas ke sana bareng
Deleteemang penasaran ya LRT ini
Pulau sumatera memang kayak akan pariwisata,, mantap
ReplyDeleteaku belum pernah nih nginjakkan kaki di sumatera hehe
ayo ke sana mas...
DeleteSelalu ngiler tiap baca artikel trav-trav begini. Sbg anak cewek dan gak pernh diizinin buat bepergian jauh, rasanya berhayal dan ingin wujudin keinginan buat traveling kaya gtu, sulit bangt.
ReplyDeletePercuma ngotot dan kekeuh kalo gak dpt izin orang tua.. Jdi menikmati tempat travelling ya cuma dri artikel temen" doang hehhe.. Ngenes😅😥
berarti, cari suami yang suka traveling aja mbak
Delete#eh
Aamiin..semoga tercapai ya mas .. tulis dan kabarkan kecantikan pulau sumatra ke dunia melalui blog 😀
ReplyDeleteamin..
Deleteterima kasih mbak...
Semoga saja kereta api-nya rampung jadi bisa menikmati perjalanan..
ReplyDeleteamin, semoga saja
DeleteWah seru banget pastinya disana ya, semoga dapat kesempatan untuk kesana
ReplyDeleteamin, terima kasih...
Deletewahh aku ikut dong mas. hehehe.. pas di Padang aku ditinggal aja gpp, sekalian mudik. nanti aku ajak ke kelok sembilan di deket kampungku mas hehehe
ReplyDeletehayuk mas
Deletekapan kita berangkat? hehe
aamiin semoga tercapai kang, btw klo reddoorz ini langganan kantor kalau ada tamu yang ke Bandung biayanya murah nginep sebulan atau seminggu juga makanya puas deh sama layanannya
ReplyDeleteamin terima kasih mbak
Deletewah udah pengalaman ya mbak
puas banget ya mbak
kalau ke Palembang jangan lupa ke Punti Kayu,Pulau Kemaro, Gua Putri , Curug Tenang,kebun teh Pagar Alam dan jng lupa cicipi pempek Palembang.* maaf promosi,heheheh....* saya orang sumsel soalnya..hahahah.
ReplyDeletewah wah banyak sekali rekomendasinya
Deleteterima kasih kang
insha allah saya jelajahi semuanya
Mas Ikrom saya doakan impiannya Jelajah Pulau Andalas tercapai yaa.
ReplyDeleteSaya baru menginjakkan kaki ke 3 propinsi di Sumatera saja sudah senang sekali. Mupeng banget ke semua, secara suami sudah semuanya, bahkan lebih lama tinggal di Sumatera daripada Jakarta.
Btw, pengin juga kepoin RedDoorz ah..banyak keuntungannya ternyata...
aminn ya robbal alamin
Deleteterimakasih doanya mbal
wah senang sekali sudah pernah ke sana ya, ke mana saja tuh>
iya enak ya jadi bisa menghemat biaya perjalanan juga
mas, mas, ajak aku napa? :)
ReplyDeletehayuk mas jalan-jalan
Deletekapan?
aku sendiri blm prnh jelajah sejauh itu :D. kota2 nya sih udh pernah aku datangin, tp ga sekaligus 1 waktu. pgn juga kapan2 arrange cuti panjang dan mulai jelajah dr lampung sampe banda aceh :D. Kebagang banget sih serunya.
ReplyDeleteiya mbak cuti panjang terus jadi 1
Deletepasti setu ya...