Headline pertama yang saya raih, sekitar bulan Februari 2014. Pencapaian paling berkesan dalam perjalanan menulis saya. |
Sebelumnya, saya mohon maaf telah membuat tulisan yang seakan “sok menggurui”.
Berkaca diri, saya bukanlah blogger yang telah punya jam
terbang tinggi dan sering memberi pelatihan tentang dasar penulisan blog, SEO,
dan turunannya. Namun, seorang rekan sedari bulan kemarin meminta saya secara
khusus untuk memberi tips dan rahasia agar tulisan di Kompasiana menjadi Headline (HL). Maka, saya akan membagi
apa yang saya ketahui melalui tulisan ini daripada menuliskan pada aplikasi WA. Bukan kesimpulan umum, hanya opini pribadi saja.
Headline (HL)
memang menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan Kompasianer dalam menuangkan
idenya. Walau bagi sebagian Kompasianer HL bukanlah pencapaian yang menjadi
tujuan utama, namun tetap saja prestise HL tidak bisa diragukan. Tulisan akan
dipajang hampir sepanjang hari di halaman depan serta berkesempatan untuk dibagikan
dalam portal Kompas.com. Tanpa perlu susah-susah untuk membagikan ke jejaring
sosial, bisa dipastikan pembaca tulisan HL akan banyak. Probabilitas untuk
mendapat penghasilan lebih besar dari K-reward pun akan lebih tinggi.
Jika melihat dari T&C Kompasiana, admin K akan memberikan
label HL pada sebuah tulisan yang aktual, mendalam, menarik, unik, dan
bermanfaat luas bagi pembaca. Tentu, jika dipahami lagi akan ada unsur “subyektivitas”
dalam pemilihan artikel yang HL. Belum lagi, jika yang mendapat HL orang yang
itu-itu saja. Maka, sentimen terhadap admin akan muncul. Pengalaman seperti ini
pernah saya rasakan di bulan Juli kemarin kala admin K mengganjar artikel saya
hampir 20 kali berturut-turut. Saya sempat disangka menjadi kesayangan admin. Lah,
salah saya apa. Padahal, saya hanya memiliki sedikit waktu di kala libur
sehingga bisa lebih fokus menulis. Kalau sudah banyak pekerjaan begini, alamat
saya kembali jarang HL.
Kembali ke pokok persoalan, HL tidaknya sebuah artikel saya
yakini ditentukan oleh rapat kecil yang menyeleksi artikel yang sudah menjadi
pilihan untuk dinaikkan statusnya menjadi HL. Dan, pada beberapa waktu terakhir,
artikel HL tidak langsung merujuk pada artikel yang ditulis hari itu juga. Bisa
sehari dua hari sebelumnya, atau bahkan seminggu sebelumnya. Lantas,
apa saja trik agar artikel bisa HL?
Ide Artikel Unik, Menarik, dan Aktual
Pertama, tentu ide artikel harus unik, menarik, atau aktual.
Untuk artikel unik dan menarik, buatlah semenarik mungkin kupasan poin demi
poin di dalam artikel tersebut. Rata-rata, artikel yang unik dan menarik memang
lebih menonjolkan sisi keunikan daripada kedalaman materi. Namun, bukan berarti
tidak memperkaya isi artikel yang bisa menambah wawasan pembaca.
Ide artikel tidak harus yang sulit dan jauh dari kehidupan
sehari-hari. Di dekat kita, banyak sekali hal-hal yang bisa kita kemukakan
dengan sudut pandang berbeda. Sebagai contoh, di dalam artikel mengenai karnaval kampung yang ada di daerah
saya, admin K langsung membei label HL beberapa menit setelah artikel tersebut
saya tayangkan.
Padahal, menurut saya sendiri artikel tersebut biasa-biasa
saja. Namun, saya mencoba untuk lebih mendalami proses panjang di dalam
kegiatan tersebut. Mulai dari cekcok antar tetangga, Pak RT yang jadi bahan
pesakitan, hingga sulitnya mengumpulkan dana karnaval. Mungkin, sisi itulah
yang ingin lebih disampaikan oleh admin ketika memilih artikel saya menjadi HL.
Tulisan curcol pun juga bisa dijadikan HL, Asalkan, dikemas mendalam dan disertai bukti kuat. Salah satunya, tulisan saya mengenai sulitnya pergantian Kepala Sekolah yang bermasalah. Tulisan ini mendapat HL dengan dasar beberapa kontradiksi aturan pemerintah pusat dan daerah.
Pun demikian dengan artikel yang aktual. Artikel semacam ini
butuh pemikiran yang ekstra, terutama mengenai hal-hal yang berbau politik. Saya
sendiri tidak tertalu mahir memainkan topik ini karena berhubungan juga dengan
SEO. Penulis artikel aktual yang sering mendapat HL biasanya masuk 3 besar
penerima K-reward tiap bulannya.
Peruntungan saya hanya pada artikel mengenai pengumuman pensiun menulis buku TNT oleh Mbak Trinity dan kasus korupsi massal di DPRD Kota Malang. Mencoba mengulas kedua topik tersebut dari seorang
blogger dan warga Kota Malang, admin memberi dua artikel saya tersebut status
HL. Lagi-lagi, kedalaman isi artikel yang coba saya ketengahkan meski jujur hal
itu belum memuaskan saya lantaran ada beberapa poin yang belum bisa saya
eksplorasi lebih dalam terutama pada artikel pertama. Untunglah, ada beberapa
Kompasianer yang men-counter artikel
saya meski cukup berseberangan. Walau begitu, saya cukup puas karena dengan
begitu tulisan saya mendapat perhatian dan memperkaya pengetahuan bagi saya dan
para pembaca.
Jangan Menulis seperti Gaya Anak SD!
Kedua, untuk artikel bertema wisata cobalah keluar dari pola
menulis anak SD. Maaf, bukannya saya mencela, namun tulisan cerita perjalanan dengan rasa
hambar tak akan dilirik oleh admin kecuali jika tempat tersebut jarang sekali
dikunjungi oleh orang Indonesia, semisal Gurun Sahara, Antartika, maupun
tempat-tempat bersejarah yang bukan tempat ajang pamer.
Tulisan anak SD yang saya maksud ya menceritakan urutan
peristiwa hanya dengan pandangan mata, semisal dari sini saya ke sini lalu saya
membeli ini dan lain sebagainya. Kalau untuk tulisan biasa tak masalah, namun
karena ini adalah cara agar tulisan HL, maka hindarilah tulisan anak SD
tersebut. Paparkan hal-hal unik yang tak biasa dilakukan pengunjung
meski tempat tersebut ramai. Gali apa yang khas dari tempat tersebut dengan
bahasa yang menarik.
Syukur-syukur, jika ada model cerita lain dalam cerita perjalanan tersebut. Sekedar berbagi, saya coba untuk memberi sebuah tulisan mengenai perjalanan wisata ke Pantai Batu Bekung. Jika melihat sekilas, sudah banyak tulisan mengenai pantai ini dari berbagai blog. Namun, saya mencoba bercerita dalam sisi lain. Seorang anak kecil yang bernostalgia kala dewasa. Dengan rasa Chibi Maruko Chan yang kental, admin langsung memberi HL beberapa menit setelah artikel tersebut saya tayangkan. Dan, itu sangat mengasyikkan dalam berkarya seni.
Perhatikan Tata Bahasa Indonesia
Ketiga, jangan lupakan aturan penulisan sesuai tata bahasa yang baik dan benar. Kapan menggunakan tanda titik, koma, dan tanda lain. Kapan harus menggunakan awalan dan kata depan yang seringkali saya temukan beberapa kesalahan dalam artikel blog. Serta, aturan lain dalam bahasa Indonesia. Sebagai guru, memang saya sedikit cerewet mengenai masalah ini. Dan yang paling penting hindari pengulangan kata dalam satu kalimat. Artikel yang sering memuat pengulangan kata dan kalimat tidak efektif sangat sulit untuk mendapat status HL. Sangat disarankan untuk menggunakan banyak kalimat majemuk. Konektivitas yang halus dan menarik antar paragraf juga menjadi poin penting.
Diantara semua artikel HL, bagi saya artikel ini yang paling berdampak dan bermanfaat bagi pembaca. |
Memang, saya akui masalah tata bahasa ini sangat sulit untuk
mencapai kesempurnaan terutama bagi saya sendiri yang seringkali typo. Namun, tak ada salahnya kan untuk
terus memperbaiki diri?
Kupas Lebih Dalam
Keempat, untuk artikel yang bermanfaat, kupas lebih dalam agar sesuatu yang benar-benar bermanfaat tersebut bisa dicerna oleh banyak pembaca. Maka, pemahaman komperhensif mengenai apa yang akan kita berikan semisal tips akan menjadi enak dibaca dan mendalam. Sumber yang jelas sangat disarankan untuk dimasukkan. Dengan demikian, kemungkinan artikel untuk dijadikan HL semakin besar.
Banyak Baca!
Kelima, penulis yang baik adalah pembaca yang baik. Bukan pembaca medsos tentunya. Saya sendiri punya aturan ketat dalam mengatur porsi membaca saya tiap hari. Minimal, 2 jam sehari harus saya habiskan untuk membaca terutama mengenai topik yang akan saya tulis. Bacaan berbahasa Inggris akan sangat membantu kita dalam menulis artikel yang ingin dijadikan HL. Bukan berati pula bacaan berbahasa Indonesia juga tak perlu dibaca. Yang jelas, menyempatkan waktu untuk membaca adalah “koentji”. Akan banyak informasi yang belum diketahui oleh orang lain semisal salah satu artikel saya yang dijadikan HL dan menarik perhatian yakni mengenai profesi “Pentil Kecakot”.
Spirit Great China!
Keenam, jangan lupakan spirit Great China. Ya, kontingen Republik Rakyat Tiongkok itu menjadi
spirit saya dalam menulis. Jika mereka bisa membabat habis hingga 100 lebih medali
emas mengapa saya tidak? Kalau mengapa mereka bisa mendominasi aneka cabang
olahraga kenapa saya tidak juga bisa mendominasi tulisan HL?
Meski terdengar ambisius, namun saya mencoba mengambil sisi
positifnya. Banyak berlatih menulis dan terus fokus. Omong kosong jika ada
keinginan seperti itu tapi tanpa ada usaha. Menulis, menulis, dan terus
menulis. Semakin sering menulis maka akan sering mengetahui celah-celah dan
pola-pola agar artikel bisa HL. Sama dengan para atlet China yang terus fokus
berlatih hingga menyabet 20 medali emas di cabang olahraga renang AG 2018
kemarin. Tak pernah puas dengan suatu pencapaian hingga akhirnya mereka menjadi
juara umum di berbagai tuan rumah Asian Games.
Jangan Lupakan Tuhan
Dan terakhir, jangan lupa sertakan Tuhan. Tetap tawakkal dan jangan kepikiran terus bagaimana agar bisa HL. Yakinlah, usaha tak akan membohongi hasil. Kalau saya, setelah menulis sebuah artikel, saya sudah nothing to loose. Mau di-HL ya alhamdulillah kalau tak ya tak masalah. Keputusan HL pun kembali kepada dua kekuatan yang memiliki otoritas, Tuhan dan admin K. Saya malah kepikiran kalau tidak bisa masuk di akun Kompasiana.
Baik, itu saja yang bisa saya bagi. Sekali lagi, saya
bukanlah blogger yang sudah berjam terbang tinggi. Hanya ingin menyuguhkan apa
yang bisa saya ketahui.
Sekian, salam.
Tags
Catatanku
Saya banyak belajar dari jenengan tentang kepenulisan. Ulasan tiap artikelnya selalu menarik untuk dibaca...
ReplyDeletewalah sama2 belajar mas
Deletehanya berbagi apa yang saya tahu
matur nuwun rawuhe...
Nah gaya anak SD inilah yang masih menjadi ciri khas dalam menulis diartikel blog saya. Makanya saya belum berani ikut di ajang kompasiana. Malu lah. Tata bahasa saya masih rendah. Dan sampai saat ini saya masih suka membaca, bukan membaca medsos pastinya ? membaca buku atau mungkin berlangganan koran. Demi mengasah tata bahasa yang baik.
ReplyDeleteBiasanya nih, yang berani menulis dengan gaya bersebrangan ini yang lebih banyak diminati. Hanya masalahnya, berani menghadapi resiko tidak.
Mas Bumi ini selalu merendah
Deletepadahal mah pakar SEO jauh dibanding saya
yang penting gak baca medoso mulu ya mas
kalau amslaah berseberangan, saya liat sikon sih
klo rival udah ngeyel, mending mundur teratur, hehe
Sayangar!
ReplyDeleteTapi memang tulisanmu bagus ogg, mas. Pantes bisa dapet HL, lah. Yang paling tak inget itu yang pas mbahas Mbak Trinity sama cerita ke pantai yang ala-ala Chibi Marukochan. Itu yang nemu kotak harta karun itu bukan si, ya? *Tapi iki aku bacane di blog ini, ding. Bukan di Kompasiana*
Tertohok pas baca part 'menulis gaya anak SD' dan 'tata bahasa'. Meskipun platform blogspot beda sama Kompasiana, tapi kadang aku ngrasa perlu belajar nulis yang bener juga. Biar nggak monoton--gaya tulisannya gitu-gitu doang. Bosen xD
Tulisanmu yo sangar mas
Deletesering mengundang anu wkwkwk
serius....
wkwkwk sarkas yo tapi aku bingung milih diksi yang tepat selain "anak SD"
bener, bukan apa-apa sih, gaya tulisan yang monoton jadi gak bikin semangat....
eh yang chibi maruko chan itu sebenere makna implisit dari harta karun itu ya kebahagiaan bernostalgia
Deleteini maunya tak buat semi-fiksi, tapi jadinya gagal
aku gak bakat nulis Fiksi heuheu
aku ga bisa jeh kang bikin akun n nulis di kompasiana mupeng banyak lomba blog disana wkwkwk
ReplyDeletecoba teh lagi banyak lomba di sana...
DeleteTrimakasih ilmunya kak
DeleteMaaf mas, baru sempet mampir lagi.
ReplyDeleteMembaca tulisan mas Ikrom di atas terus terang saya salut banget, bisa meraih prestasi luar biasa jadi penulis dan selalu "HL" di Kompasiana.
Tentu ini bukan perkara mudah, karena seleksinya sangat ketat. Saya juga pernah beberapa kali menulis di Kompasiana, tapi sebatas mencoba dan tidak terlalu fokus.
Selamat ya mas, atas pencapaiannya, semoga bisa jadi inspirasi buat saya dan teman-teman yang lain agar bisa mengikuti jejak mas dalam membuat karya tulis yang baik dan berkualitas.
sungkem dulu sama Mang Maman, ini ahlinya banget masalah ngeblog
Deletememang harus fokus Mang, kalau saya sih beberapa waktu terakhir ini suka aja nulis di sana buat tambah belajar aja karena banyak tulisan bagus yang bisa buat belajar
hatur nuhun Mang, Salam..
Luar biasa mas artikel nya, tulisan mas juga keren-keren. Tapi jujur sih kalau di kompasiana kadang HL itu jadi misteri saat ada blog competition. Jika sesbuah tulisan yang di ikutkan lomba terus dapat HL maka kemungkinan besar dia tidak menang blog comp. Ntah itu misteri atau kenyataan?
ReplyDeleteNah itu, mas, sepakat banget
Deletedulu ada tulisanku pas lomba di-HL eh ternyata kalah
ada tulisan yang cuma lewat, dijadikan Highlight pun enggak eh menang malahan
makanya, memang HL itu bisa dilihat polanya, namun lagi-lagi menjadi sebuah misteri
yang peting nulis ajalah dan memperbaiki diri
Ya ampun mas...tulisanmu kok keren2 sekali... Aku masih sering gaya anak SD. Akun kompasiana yo nggak nduwe..dulu pernah mbikin...pake hape kok ga bisa2...mbareng dah ada laptop..malah lupa..
ReplyDeletewalah Mbak Sulis iki iso ae, tulisan njenengan loh bagus2 apalagi klo ngupas wisata di Jogja, nggarai mupeng bangen
Deleteklo bikin mending lewat PC aja mbak lebih enak
coba aja banyak lomba dan acara seru loh di sana..
Aku lebih banyak menulis tentang sebuah tempat wisata, dan ada juga beberapa review seadanya menurut perspektif ku sendiri di blog. Pas baca beginian, jadi banyak masukan buat pengembangan menulis kedepan. Yang mas ikrom bilang tentang menulis hal unik tentang suatu tempat yang mainstream itu bener banget. Kadang emang harus ada unique point dari suatu cerita, yang lebih unik dibanding cerita lain yang sejenis. Artikel mas Ikrom bagus buat tips menulis nih, apalagi buat yang baru belajar menulis (atau ngetik yah hahaha) kayak aku ini hehe.
ReplyDeletewah kalau tulisanmu buatku oke banget mas
Deletedan didukung sama foto yang ciamik banget
daripada aku ya sering gak jelas moto apa wkwkwk
oh ya jadi tambahan aja, foto juga bisa jadi salah satu penilaian penting buat jadi HL, makanya coba tulis di sana mas, fotomu bagus2.
bener banget ada sisi unik yang harus kita gali
bukan buat apa2 sih, namanya nulis kan seni ya, jadi ada rasa asyik aja gitu klo nemu gituan
Aduh, sangat bermanfaat sekali nih blognya. Sukses selalu ya mas zayn. :)
ReplyDeleteterimakasih, suskes juga buat mbak Nisa..
DeleteJeng jeng.. Jadi kesentil juga saya.
ReplyDeleteSaya cuma ada tulisan berapa biji di Kompasiana.
Melihat mereka-mereka yg sudah mahir dan sering masuk TL, saya jadi minder.
Dan ternyata untuk masuk TL ada triknya gitu. Makasih infonya
tidak usah minder mbak
Deletesama-sama belajar hehe
yang penting tetap semangat menulis dan memperbaiki diri
Berarti tilisan sampeyan emang berkualitas mas sampek mejeng di headline berkali2, ga usa diragukan emang saya mengakui itu etjie jieee
ReplyDeleteHmmm aku ngerasa klo mbaca kompasiana emang artikele pada bermutu sih, tajem, diselipin opini pribadi namun juga ada data n risetnya jd ga sengasal klo ngeblog biasa, huhu
tulisanmu juga asyik mbak
Deletemalah jadi blog utama yang aku BW hehe
seru banget
opini disertai data, itu yang penting mbak
tapi curcol juga sih yang menting ngraciknya enak
Terimakasih banyak tipsnya, Pak Guru. Meskipun tidak berniat jadi penulis di Kompasiana, tapi saya harus tetap rajin membaca dan latihan menulis untuk bisa membuat tulisan yang baik dan bermanfaat.
ReplyDeletesama-sama mbak imah
Deleteaku suka sama semangat mbak imah berbagi terus resep masak
apalagi yang resep2 unik
jarang loh dan bakal bisa banyak yang cari
sukses mbak
Sungkem dulu sama suhu yang satu ini....Perlu banyak mampir nih saya di blog ini biar tulisannya nggak seperti anak SD lagi, Saalam.
ReplyDeletesungkem juga sama mas Dwi yang ahli SEO juga, baik blog maupun Youtube
Deletesaya masih mulai coba2 Youtube mas, dan itu lumayan sulit yah hehe
salam..
ini adalah tips yg sangat membantu biar nantinya sukses kayak Mas Ikrom di kompasiana dan beberapa org sudah kenal tentunya.
ReplyDeleteterimakasin
Deletesukses buat mas beny dengan tulisan artis jepang dan F1-nya
lanjutkan mas, keren banget..
Hwaaaaah tipsnya sangat membantu para penulis/blogger. Informatif!
ReplyDeleteterimakasin
Deletesukses buat teh Tuteh ya
suka sama artikel sosial-budayamu
keren banget...
wah...tips yang bisa diaplikasikan.
ReplyDeleteterima kasih mau berbagi.
sama-sama
Deleteterimakasih sudah berkunjung ya..
Menarik ulasannya mas. Memberi pencerahan. Seketika saya langsung merasa anak SD dgn gaya tulisan di blog saya :)
ReplyDeletewah jangan gitu mas
Deletetulisanmu bagus2 kok,
lebih semangat lagi dalam menulis ya...
salam..
memang artikel yang menarik dan unik susah untuk didapatkan, namun kalau punya inspirasi emang seharusnya langsung dijadikan tulisan agar tidak lupa lagi.. Mau babnget saya kerja dnegan kmpasiana. Mudah2an nanti bisa lah ya kak.. harus banyak belajar dengan mastahnya hehe
ReplyDeletecoba registrasi kak
DeleteTips nya benar-benar bagus mas, saya coba praktekkan deh supaya skill menulis saya semakin bagus. makasih..
ReplyDeletecoba mas ya
Deleteseru kok
Pengalaman menulis masih minim, skil juga masih kentangan. Sebenernya sih pengen banget nulis disana, tapi masih mikir2 dulu. Soalnya nulis di blog sendiri aja kadang masih sering tersendat karena pekerjaan di dunia nyata..
ReplyDeleteSukses selalu buat mas..
coba saja mas
Deletejangan takut, saya dulu juga takut lama2 tak branikan hehe
makasih
sukses buat mas juga
Nice tips, Mas! Saya juga pengen banget tulisan saya masuk headline.
ReplyDeleteJadi tau kelemahan dari tulisan-tulisan yang saya bikin, bisa menjadi acuan buat ke depannya agar semakin baik. :D
coba nulis di Kompasiana mas
Deletebagus2 loh tulisanmu
pasti HL tuh,,,
wah,,informasi yang bermanfaat ini. Perlu sering berkunjung kesini untuk baca-baca tips menulis :)
ReplyDeleteterimakasih sudah berkujung :)
DeleteBermanfaat sekali, Mas Ikrom.
ReplyDeleteSudah lama ya nulis di kompasiana.
Saya belum pernah malah, Mas..he
Tapi ini bermanfaat bagi siapa pun yang mau nulis disana atau sudah nulis disana.
Memang semuanya butuh proses ya, Mas. Dan saya terus berusaha untuk memperbaiki tulisa saya. Ya, meskipun hanya sebuah diary..hehe
Mas, coba WA dong. Biar saya save nomernya.
sama-sama belajar mas
Deleteini yang saya tahu aja saya bagi
saya juga masih harus banyak belajar
klo sama2 belajar kan lebih kaya ilmu ya hehe
oh ya saya lupa
maklum bolak-balik mas
heheh
nanti saya WA
wah keren mas
ReplyDeletekenapa gak nulis lagi, mas
sekarang ada K-reward loh. lumayan klo dicoba lagi
Keren tipsnya..
ReplyDeleteTulisan Mas Ikrom memang oke , wajar kalau ganjarannya kece..HL gitu..kayaknya nulisnya pakai hati dan enggak dipenuhi teori itu ini. Jadi bacanya pun ngalir ajaa..enak dan mudah dimengerti.
Kalau saya sih masih kayak anak SMP sepertinya - sudah di atas SD maksudnya hahaha
Terima kasih sudah selalu menginspirasi Mas
wah klo mbak Dian mah sudah TOP deh
Deleteaku suka artikel revienya, ngalir juga dan ga jauh dari kehidupan sehari2
apalagi cerita jalan2
sungkem dulu
btw, terimakasih atensinya mbak..
Selamat ya atas pencapaiannya di kompasiana, mas.
ReplyDeleteTerus semangat.
Tulisan mas Ikrom memang unik.
Kalo tulisan Mas Ikrom yang traveling, memang lebih lengkap kayak tentang sejarah tempat itu dan juga akses ke sana. Jadi ya ini juga mungkin salah satu penilaiannya. Wah udah lama banget saya nggak nulis di Kompasiana :D
ReplyDeletemantaap pak..
ReplyDeleteIlmunya bagus trimakasih ya
ReplyDeleteWahhhh terimakasi banyak untuk tulisan ini Pak. Menginspirasi bagai saya yang masih pemula hehe
ReplyDelete