Jadi bloger itu keren.
Iya benar, keren. Kalau tidak keren, bukan alasan tepat dari sebuah gambaran statistik mengenai kecilnya jumlah bloger di Indonesia. Menurut data terbaru yang dikutip dari Marketing.co.id, jumlah narablog dengan semangat menulis di negeri ini hanya sebesar 3,8% dari total pengguna internet aktif. Perbandingan yang cukup fantastis.
Artinya jika diumpamakan, jumlah bloger di Indonesia itu bagai sebatang jarum diantara tumpukan jerami. Keren, unik, dan sangat potensial untuk mendatangkan banyak manfaat. Analogi ini ternyata cukup benar di dunia nyata ketika saya dan rekan-rekan bertemu. Saat berbagi cerita aktivitas, saya bisa mengatakan sangat bangga menjadi satu-satunya bloger diantara mereka. So awesome.
Namun, dengan semakin majunya dunia digital, menjadi bloger berarti harus terus berusaha agar kualitas blog semakin bagus. Namanya blog yang bukan iklan baris di surat kabar, tak hanya cukup menulis dan menulis. Tak hanya butuh sekedar menulis untuk bisa menghasilkan karya blog yang berkualitas, disukai pembaca, dan juga keren tentunya.
Maka, menjadi “Bloger Ortodoks” adalah menjadi hal utama bagi seorang bloger jika ingin disebut sebagai bloger yang keren. Ortodoks bukan berarti kolot, tidak mau belajar, dan hanya menuruti ego dalam setiap tulisannya. Ortodoks yang tersemat dalam seorang bloger berarti niatan menjadi bloger adalah lurus sesuai ajaran para bloger mula-mula, yakni sharing atau berbagi.
Ketika niatan untuk berbagi sudah terpatri di dalam hati, maka aktivitas ngeblog pun akan menjadi menyenangkan. Tak ada rasa putus asa akibat tulisannya kurang mendapat apresiasi. Tak ada rasa cepat puas diri ketika blog yang dimiliki banyak mendapat pujian. Dan, tak ada istilah “mogok ngeblog” karena blognya tak menghasilkan pundi-pundi rupiah atau dolar seperti bloger lain.
Karena sesungguhnya, bagi Bloger Ortodoks aktivitas ngeblog itu adalah seni. Kalau sudah berkata seni, maka apapun aktivitas untuk menghasilkan karya adalah kenikmatan yang luar biasa. Sama seperti penulis lagu, pelukis, penari, pelakon, pemahat patung, atau kegiatan di bidang seni lainnya. Rasa puas ketika menghasilkan sebuah karya melalui proses panjang dan berulang adalah kenikmatan tiada tara.
Setiap kata yang terangkai, setiap info grafis yang tergambar, dan setiap potret yang terekam bagai harum bunga yang semerbak wanginya. Menekuni dunia seni ngeblog juga berarti seorang Bloger Ortodoks menomorsatukan keaslian kontennya. Tidak ada istilah plagiasi dalam pembuatan konten bagi seorang Bloger Ortodoks.
Setelah melakukan proses panjang dan berulang sehingga dapat menghasilkan karya, Bloger Ortodoks juga akan melakukan sebuah evaluasi terhadap karya yang dihasilkan. Evaluasi ini penting agar karya selanjutnya mengalami kenaikan kualitas. Baik isi, ide, maupun tata bahasa di dalamnya. Dengan melakukan evaluasi, Bloger Ortodoks akan mengetahui seberapa besar ia telah menguasai suatu materi dan seberapa banyak meteri yang belum ia kuasai.
Ketika ia merasa banyak materi yang belum ia kuasai, maka kondisi ini merupakan lampu kuning agar ia semangat membaca kembali ilmu pengetahuan baru yang akan memperkaya kontennya.
Evaluasi kontinyu yang dilakukan oleh Bloger Ortodoks sejatinya adalah proses belajar berkelanjutan. Bagi Bloger Ortodoks, aktivitas ngeblog juga berarti aktivitas belajar. Proses yang harus dilakukan hingga ke liang lahat.
Proses yang beriringan dengan usahanya dalam menghasilkan karya. Belajar menggali ide, belajar merangkai kalimat yang baik, belajar menggunakan tata bahasa yang benar, belajar menggunakan kata kunci dan SEO, belajar membuat desain, hingga belajar untuk memasarkan hasil tulisannya di jejaring sosial. Semua kegiatan belajar tersebut merupakan satu rangkaian yang tak dapat dipisahkan dari aktivitas seorang Bloger Ortodoks.
Saat aktivitas belajar dari seorang Bloger Ortodoks terus berlanjut, ia tak melulu belajar seorang diri, namun juga belajar bersama dengan membangun sebuah komunitas untuk meningkatkan kualitas blognya. Ia akan bergabung dengan komunitas-komunitas bloger yang keren untuk saling berbagi dengan bloger lain. Saling berbagi ini penting karena setiap bloger memiliki keunikan masing-masing yang sangat berharga.
Dengan bergabung dalam sebuah komunitas, ia juga akan membagikan pengetahuannya kepada anggota komunitas lain. Ia pun akan mendapat pengetahuan baru dari bloger lain. Konsep saling berbagi inilah yang merupakan ajaran para bloger mula-mula. Dari saling berbagi ini, Bloger Ortodoks akan meluangkan waktunya untuk saling berkunjung blog sehingga tak sekedar “sharing”, namun kegiatan “connecting” juga bisa terjalin.
Bangun komuntas bloger. |
Saat berbagai kompetisi dan proyek menulis sering diikuti, tak jarang Bloger Ortodoks akan mendapatkan reward dari kemenangannya, baik berupa uang tunai atau hadiah lain. Reward yang pasti akan terus memacunya untuk semangat menulis dan terus membuat konten berkualitas. Ketika ia mengalami kekalahan dalam kegiatan dari kompetisi-kompetisi yang ia ikuti, bukan penyesalan yang ia dapat. Namun, sebuah pelajaran berharga yang tak akan ia dapat di bangku sekolah. Bagi Bloger Ortodoks, kekalahan dalam sebuah kompetisi justru semakin memacunya untuk membuat konten lebih berkualitas.
Jadi, saat seorang bloger sudah menahbiskan dirinya menjadi seorang “Bloger Ortodoks”, maka dengan sendirinya ia akan menjadi bloger keren dengan konten yang unik, menarik, dan berkualitas. Nah, sudahkah para bloger yang membaca artikel ini berusaha untuk menjadi Bloger Ortodoks?
Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba blog Menu7uh Warung Blogger Lebih Baik: Yuk, Jadi Blogger Keren!
Tags
Catatanku
Ayook kita semua jadi blogger ortodoks yok ...
ReplyDeleteSebisa mungkin kita semua terus bisa connecting antar sesama blogger.
Saya sama sekali belum pernah ikut komunitas, masih belum pede dengan kualitas tulisannya.
Deletesip, mari berusaha menjadi ortodoks, yang penting terus belajar
DeleteSependapat,teman.
DeleteTerus berkarya demi bangsa, negara serta agama hehe, tetap jaga solidaritas hehe
ReplyDeletesolidaritas tetep ya...
DeleteYa saya setuju, sebenarnya menjadi blogger itu seperti seorang seniman. Atau bisa dibilang suatu hoby. Yang tidak pernah memperhitungkan biaya yang dikeluarkan.
ReplyDeleteEntah dari materi atau tenaga, semua demi mengejar sebuah kepuasan. Puas dalam menulis, puas dalam berbagi. Tidak hanya sekedar mengejar dolar. Dolar itu hanya sebuah imbalan dari keseriuasan dari ngeblog. Bonus dari menulis.
benar, dolar itu bonus kalau kita fokus dan iklas berbagi
Deletekalo tujuan utamanya itu, yang ada capek sendiri
Wow fantastif memang membaca perbandingan pengguna internet dan nra blog, Mas. Ilustrasi yang bagus, Mas.
ReplyDeleteMemang begitu sih seharusnya, dan ini meningatkanku juga, Mas. Supaya dari setiap konten/tulisan yang tertuang selalu ada evaluasi untuk terus bisa lebih baik lagi.
Btw, good luck untuk lombanya ya, Mas.
iya mas evaluasi agar lebih baik perlu mas
Deleteterimakasih
Sepanjang saya mempelajari dunia blogging, predikat"ortodoks" ini sudah melekat sejak awal memulai, Mas. Bukan tanpa alasan, kapasitas latar belakang pendidikan yang hanya sebatas TK (Taman Kanak-kanak) dan mirisnya D.O pula alias Drop Out yang mendasari predikat tersebut semakin kental menemani. Tapi dibalik itu, dibalik kekurangtahuan yang dimiliki, Alhamdulillah menjadi amunisi pemacu semangat untuk lebih banyak belajar lagi.
ReplyDeleteyang penting mau belajar terus, niat lurus sudah jadi bloger ortodoks
Deletedan akan keren dengan sendirinya mas
Amin semoga kita semua bisa termasuk menjadi blogger keren yang ortodoks yang tidak lupa selalu belajar menjadi blogger yang lebih baik lagi ya kang
ReplyDeleteamin semog, yg penting terus mau belajar dan rendah hati mbak
DeleteBerangkat dari Blogger ortodok kemudian menjadi blogger keren wah kenapa tidak ya, setiap blogger punya potensi untuk lebih baik asal mau terus belajar dan mau menerima kritikan utk lebih baik akan lebih keren lagi bila tergabung dalam komunitas, tapi saya belum nih bergabung dalam komunitas kadi saya belum keren ya hehe
ReplyDeleteSaya juga belum keren, kira-kira ada kagak ya komunitas yang menerima saya :)
Deletecoba gabung komunitas mbak, mas,. ada beberapa keuntungan dari gabung ke komunitas. palingh tidek komunitas lokal saja. Yang gak berorientasi materi, namun banyak kegiatan seru
Delete1. belajar banyak hal, seperti menulis, desain, ato bikin video
2. sering ada acara dari sponsor dan sering dapat job review
3. ada link yang berkesinambungan untuk peningkatan selanjutnya
saya juga jarang ikut komunitas, hanya ikut 2 yang sering Bolang (Blogger Kompasiana Malang) sama kadang2 ikut Blogger Ngalam.
Contohnya klo Bolang sering banget review penginapan dan kuliner, malah kemarin ada even sejuta kopi. Klo blogger Ngalam sering ada pelatihan SEO tiap bulan menghadirkan blogger2 yang udah punya nama
seru aja ikutnya..
cuma sharing, hehe
Walaupun saya belum keren,saya tetep ikut komunitas2 besar dan beberapa kali share artikel di grupnya 😊
ReplyDeleteKalau melakukan sesuatu karena senang pasti akan awet kegiatannya
wah sip mbak diteruskan ikut komunitasnya
Deleteasyik itu maakin sip blognya mbak anggun
Jadi blogger keren maunya sih, tapi buat yang masih sikut-sikut kayaknya belum keren deh
ReplyDeletehayo jadi blogger keren yang tidak saling sikut yuk! hehe
wah gak asyik ini klo sikut2an
Deleteitu bukan ciri khas bloger ortodoks
apalagi yang money oriented, heuheu
Jadi blogger keren maunya sih, tapi buat yang masih sikut-sikut kayaknya belum keren deh
ReplyDeletehayo jadi blogger keren yang tidak saling sikut yuk! hehe
Kapan ya bisa jadi blogger keren? Ah aku sudah cukup senang sih menjadi blogger remahan rainbow cake yang warna warni. Yang penting mau terus belajar.
ReplyDeletembak dian sudah keren kok
Deletesering ikut komunitas dan terus belajar
itu poin pentingnya mbak
Saya masih menerapkan prinsip bloger ortodok itu, dg niat yang masih sama seperti saya buat blog saya di tahun 2008. Untuk menyimpan catatan2, terutama cerita jalan2 saya. Makanya semua tulisan saya, even sponsored post, harus dg konsep my story. Cuma pas Ramadan aja agak sulit rutin nulisnya, karena berbarengan dg murid2 ujian juga :D
ReplyDeletesaya ngikuti blognya mbak nita, yang amsak2 terutama
Deletesalut sama sharingnya mbak, ada aja ide masak apa hehe
ortdoks banget mbak nita ini
iya saya juga sulit pas bulan mei kemarin jadi postnya sedikit
tapi yang penting semangat nulis mbak dan berbagi :)
Jawabannya, BELUM. Masih jauh sih kalau dari kata Bloger Ortodoks. Ritme buat update blogpost di blog aja masih mood-mood'an. Misal masih semangat, ya semangat. Tapi parahnya kalau pas bener-bener 'loyo' buat nulis--nyari ide buat dijadiin tulisan aja susahnya minta ampun.
ReplyDeleteTapi saya setuju dengan pernyataan, karya yang diciptakan dengan serangkaian waktu yang lama dan berulang itu memang mendatangkan kebahagiaan. Nggak cuma dari ngeblog, saya pun merasakannya saat membuat sebuah desain.
yg penting proses mas
Deletemasalah semangat emang dari diri
cuma biasanya sih bagi waktu sama dunia nyata
heuheu
iya mas apalgi desain kan seni, ya bahagianya minta ampun apalagi klo feelnya dapet banget
mas Bimo juga mantap, saya suka blognya tentang Makassar
ReplyDeletebener mas, ngeblog kan seni, ya harusnya hepi dan bermanfaat ya :)
Tujuan utama ngeblog untuk saling berbagi dan menginspirasi.. tidak ada yang lebih setuju dari ini..
ReplyDeleteBaru denger ada istilah blogger ortodoks. Hehe. Btw, memang betul sih kalo di sepanjang perjalanan ngeblog harus selalu ingat dengan titik awal. Tujuan ngeblognya apa? Bersenang-senang? Mau ikut kompetisi? Gih. Jangan sampai tujuan belok arah di tengah jalan. Tapi yang jadi PR adalah tentang kebermanfaatan tulisan juga. Tidak sekedar menulis suka-suka.
ReplyDeleteYah.. Yang penting jangan sampai niat ngeblog cuman pengen cari duit aja..
ReplyDeleteSehingga daftar postingannya isinya cuman iklan melulu.. Nggak ori itu mah..
Mengenai kompetisi dan lomba.. Menurut sy yg paling susah adalah meredam ambisi untuk tidak menargetkan menang..
Karena otomatis nantinya kita akan membandingkan dengan tulisan orang lain sehingga secara tidak sadar akan memengaruhi pola pikir ttg aktivitas ngeblog..
Bisa menyebabkan aktivitas ngeblog ori yang tidak menghasilkan uang dianggap sebagai sesuatu yang tidak berguna..
Terlebih bisa meracuni pikiran sehingga bisa berpendapat bahwa blog yang bagus adalah yang banyak placement sama iklannya.. hadehh
Maulah jadi blogger ortodoks kalau memang kudu belajar, mau berproses dan aktif di komunitas. Semoga bisa!
ReplyDeleteEntahlah sudah jadi ortodoks apa belum. Kayaknya belum sih, terutama ketika ikut lomba ngeblog. Saya setiap kali ikut lomba blog tujuannya emang buat dapet duit, hadiah, atau apalah itu. Nggak munafik. Wahahaha.
ReplyDeleteYa, meski setelahnya dapet pembelajaran seperti yang lu tulis untuk belajar bikin konten lebih baik lagi. Lagian, dalam lomba blog kadang nggak cuma soal tulisan, kan. Ada SEO, gambar yang mendukung tulisan macam info grafis gitu. Kelemahan saya ya soal itu tadi. Sering banget cuma ingin bercerita. Peduli setan sama SEO dan visual. Hasilnya, ya gitulah. Nggak menang-menang. Karena saya nggak maksimal bikin konten. Cuma ngandelin tulisan.
Tapi kalau ngeblog biasanya yang bukan lomba, saya emang lebih sering berbagi, sih. Tulisan sepi juga nggak apa-apa. Nggak dapet tawaran kerja sama pun santai. Hehe~
Menjadi seorang blogger ortodoks menyadarkan kita arti sebenarnya seorang blogger. Yaitu iklas berbagi informasi serta menulis dengan hati.
ReplyDeleteJika sudah demikian maka akan selalu hadir tulisan-tulisan yang mendidik dan menghibur.
Demikian yang dapat saya simpulkan. Tulisan yang bermanfaat bagi saya karena menyadarkan jati diri saya sebagai seorang blogger. Terimakasih mas ikrom. Salam blogwalking.
Atau kalau istilah saya adalah menjadi bloger itu menjadi makhluk langka/asing. Karena setiap orang boleh saja memiliki akun sosial media, tapi tidak semua dari mereka memiliki dan menggarap blog.
ReplyDeleteMakhluk langka yang harus dilestarikan, hahaha....