Ilustrasi. (Sumber) |
Kompasiana adalah rumah kedua bagi saya.
Saya selalu menyempatkan waktu untuk
berbagi artikel dan berbalas komentar. Kelebihan dari Kompasiana
adalah selain banyak penulis handal, ada notifikasi yang kita dapat saat
berbalas komentar. Belum lagi, apresiasi dari admin berupa Headline (HL), Highlight,
Trending Article (TA), maupun Featured Article (FA) membuat penulis
baru seperti saya menjadi lebih bersemangat meski tak ada aliran materi yang
masuk ke rekening.
Interaksi untuk saling berbagi dan belajar dari para
Kompasianer (sebutan blogger Kompasiana) begitu riuh. Kami bisa sangat dekat
meski tak pernah bersua. Nah, diantara ribuan Kompasianer tersebut, ada 5
Kompasianer yang menjadi favorit saya. Dari mereka semua, saya banyak belajar
mengenai kepenulisan, mulai dari merangkai kalimat, diksi, hingga aneka ilmu
lain yang tak saya dapatkan di bangku sekolah. Siapa saja mereka?
1. Dhanang DhaVe
Inilah Kompasianer favorit saya yang pertama. Pada laman
profilnya tercetak centang biru artinya merupakan akun terverifikasi tingkat
lanjut dari artikel yang ia tulis. Mas DhaVe membuat saya ternganga dengan
tulisan dan jepretannya. Kekuatan utama tulisan kompasianer ini adalah travelogue (cerita perjalanan) yang
begitu mengalir dan didukung oleh foto pendukung yang oke punya.
Tulisan Mas Dhave sering jujur mengungkapkan apa yang ia
alami dalam tulisan-tulisannya. Kelebihan lainnya adalah penggunaan frasa antar
kalimat yang sangat padu sehingga menarik untuk dibaca. Saya banyak belajar
dari beliau ketika mencoba menggabungkan antar paragraf. Saya sadar, banyak tulisan saya yang belum terkoneksi
dengan baik antar paragrafnya.
Dari membaca tulisan Mas DhaVe, saya
banyak belajar untuk menggabungkannya dengan baik. Nah, yang paling penting
dari tulisan beliau adalah kemunculan sisi X atau sesuatu yang jarang
dipikirkan orang namun sebenarnya sangat penting bagi khalayak umum. Selain di Kompasiana, Mas DhaVe juga aktif menulis di blog pribadi
yakni pada blog pribadinya.
2. Lis Swasono
Bu Lis, begitu beliau disapa adalah satu fiksianer (sebutan
bagi penulis Fiksi di Kompasiana) favorit saya. Beliau cukup rajin menulis
aneka macam fiksi, mulai dari puisi, cerpen, cermin, cermis, cerbung, hingga
novel. Sudah tak terhitung berapa jumlah karya fiksinya yang ia tulis baik solo
maupun kolaborasi.
Tak hanya itu, Bu Lis juga sering berbagi cara menulis fiksi
yang asyik. Beliau berbagi cara membangun karakter tokoh, memperkuat jiwa
cerita melalui latar, hingga merancang dan membangun konflik. Kekuatan utama
dari fiksi Bu Lis bagi saya adalah kombinasi dari beberapa hal tersebut. Tak
hanya itu, akhir cerita yang sering tak terduga juga membuat saya sering
menerka apa gerangan yang akan terjadi dengan sang tokoh utama.
Bu Lis sendiri sudah menelurkan beberapa antologi cerpen
dan novel. Saat ini, beliau lebih aktif menulis di blog pribadinya.
Pembaca bisa memilih fiksi apa yang ingin dibaca. Bu Lis juga menjadwalkan
cerbung dan cerpen yang ia tulis tiap minggunya. Cerbung bertajuk Jarik Tantrum
Garuda adalah salah satu cerbung yang masih tayang hingga sekarang.
3. Weedy Koshino
Kompasiner yang tinggal di Jepang ini menjadi salah satu
Kompasianer yang tulisannya tak pernah saya lewatkan. Saya bisa melihat Jepang
secara nyata berkat tulisan Bu Weedy. Ibu dua anak ini begitu rajin membagikan
apa yang ia alami dan ia rasakan selama tinggal di negeri sakura tersebut. Terlebih,
apa yang kedua putra beliau alami. Mulai dari penggunaan ponsel di sekolah,
hukuman membersihkan kamar mandi, hingga cerita unik lainnya.
4. Gaganawati Stegmann/ Mbak Gana
Mbak Gana, begitu biasa beliau dipanggil adalah salah satu
Kompasianer yang artikelnya juga saya nantikan. Beliau adalah seorang ibu yang tinggal
di Jerman. Hampir sama dengan Bu Weedy, Mbak Gana juga bercerita tentang
kehidupannya di negeri orang.
Namun, pelajaran hidup yang Mbak Gana bagi adalah hal paling
saya suka dalam setiap tulisannya. Bagaimana beliau mengulik sisi kehidupan
orang barat yang jika dilihat cenderung bebas namun ada makna di dalamnya.
Cerita Mbak Gana membuat cakrawala saya terbuka. Saya bisa belajar banyak dari
tulisannya bahwa dunia tak hanya hitam dan putih dalam satu sisi saja. Ada
kompleksitas yang luar biasa dari hal-hal remeh yang jika dilihat secara
sekilas akan terlihat baik atau buruk saja. Contoh nyata adalah cerita Mbak
Gana tentang cerita orang Jerman dalam mengenang Perang Dunia.
Mbak Gana juga telah banyak menelurkan buku yang sangat
bermanfaat, yakni Wanita Indonesia Hebat (WIB), Exploring Hungary, dan Exploring
Germany. Mbak Gana juga terampil menari dan sering tampil di acara kenegaraan.
Baca juga: Enam Cara Menghasilkan Uang di Kompasiana
5. Ellen Maringka
Inilah Kompasianer paling favorit bagi saya. Budos Ellen alias Bu Ellen yang menjadi “ibu” saya ketika menulis di Kompasiana. Tulisannya sangat luas dan lebih sering tentang kehidupan. Pernikahan, perselingkuhan, perceraian, kematian, dan lain sebagainya. Ulasan yang mendalam disertai banyak saran bagi pembaca membuat lapak Bu Ellen selalu ramai.
Artikel-artikel Bu Ellen mendominasi panggung Headline
maupun Trending Article. Yang saya suka, Bu Ellen tak segan mampir di setiap
tulisan yang saya tulis meskipun remeh temeh. Kadang, Bu Ellen juga memberi
masukan kepada saya yang masih bau kencur. Masukan tersebut bukan masukan yang
menggurui namun spirit semangat agar saya bisa menyelesaikan permasalahan dari
apa yang saya tulis.
Diantara tulisan Bu Ellen, saya paling suka tulisan berjudul
“Mengapa Pria baik-Baik Bisa Selingkuh Juga?”. Artikel ini menjadi Featured
Article beberapa hari yang lalu. Bagi saya, masalah jomblo saat ini belumlah
seberat ketika berumah tangga nanti. Termasuk, godaan untuk melakukan
perselingkuhan. Di dalam artikel ini, Bu Ellen menelisik sebab-sebab pria bisa
berselingkuh dan sulitnya sang wanita menerima hal tersebut.
Bu Ellen juga
memberi saran bagaimana cara agar kondisi sulit itu bisa diatasi. Meski hal itu
masihlah pahit, dari artikel Bu Ellen saya belajar bahwa sesuatu akibat pasti
ada sebab. Itulah hidup. Makanya, di setiap penutup artikel, Bu Ellen selalu
melakukan terminasi dengan kutipan berbahasa Inggris yang sesuai dengan pokok
bahasan artikel tersebut.
Sayang, Bu Ellen mengakhiri tulisannya sejak akhir 2015 ketika
ramai masalah PK (Pakde Kartono) = GT (Gayus Tambunan). Kendati keduanya pernah
jadi satu tim, namun karena ada hal yang tak baik Bu Ellen lebih memilih pergi.
Saya sangat kehilangan Bu Ellen dan tulisannya. Semoga, jika ada kesempatan
mengunjungi Kota Manado saya bisa bersua dengan Bu Ellen.
Itulah beberapa Kompasianer favorit saya. Sungguh, saya selalu meneladani spirit mereka ngeblog untuk berbagi dalam aneka macam warna di
Kompasiana. Tak hanya uang, namun ilmu yang kita peroleh adalah
kenikmatan yang tiada terkira.
Tags
Catatanku
Gak pernah bikin kompasiana
ReplyDeleteDulu pernah mau bikin pas ada event lomba, tapi gak jadi
Soalnya dis itu kayaknya fokus ke tulisan ya, kayak wordpress
Sementara aku anaknya separo tulisan separo visual gitu
Jadi kalo nagdnelin tulisan doang bakal mati deh, soalnya tulisanku biasa aja malah biasa banget haha
kaskuser sama wordpresser favorit gak sekalian dishare masss?
memang kompasiana lebih ke konten tulisan, tapi yang fokus ke gambar juga banyak. malah ada komunitas pengglila fotografi yang disebut KAMPRET (Komunitas Hobi Jepret)
Deletekalo blog sih tulisan juga penting mas, malah jadi pendukung utama hehe
klo wordpress aku suka gak begitu ngikuti, paling Mbak Trinity, atau mas Roy Saputra. Kaskuser aku malah gak punya
kurang suka aja
Sekarang sudah nggak aktif di kompasianan berati mas?
ReplyDeleteSaya pas awal-awal aktif ngeblog lagi, juga berasa pengen punya akun di kompasiana. Tapi kalau pas tak baca beberapa artikel disana, kebanyakan lebih ke tulisan-tulisan formal gitu dan minim foto (kayaknya). Sementara saya sendiri lebih suka tulisan yang bersifat personal dan banyak foto / grafis pendukung di blog. Yaudah, akhirnya ngga jadi bikin dan nyoba nelateni di blogspot aja.
Tapi lumayan ni listnya, bisa jadi referensi bacaan. Hehe
masih mas, malah kemarin habis ikutan lomba, hehe
Deletebukan formal sih mas, banyak yang sante kok
cuma memang aturan plagiarismenya ketat, sebelum tayang akan dilihat dulu.
yah tergantung pilihan juga mas, saya juga akhirnya ngeblog pribadi
hanya tulisan teman2 di Kompasiana masih tetap jadi acuan belajar menulis yang baik.
Dududu hebat2 bgt ya mereka. Jadi pengin kepo tulisan2nya kak :)
ReplyDeletesilahkan mbak
DeleteNdak mudeng saya, ini baru mau mulai menulis di kompasiana, dan tulisan ini sangat bagus buat jadi acuan atau bahan belajar menulis di kompasiana,keren2 mereka...semoga bisa menjadi kompasianer seperti mereka...
ReplyDeletecoba gabung mas, ada cukup banyak kompasianer lain yang hebat belum saya tulis
DeleteBaca Kompasiana tapi jarang merhatiin penulisnya...Duh!
ReplyDeleteDari sini saya jadi kepo sendiri dan mulai buka akun mereka..Keren-keren memang. Terutama Bu Ellen, sayang sudah enggak aktif lagi. Btw, enggak ada blog Beliau, Mas?
saya dulu juga gitu mbak, hehe
DeleteBu Ellen sudah tak ngeblog dan berjejaring sosial lagi sejak kasus Gayus Tambunan heboh mbak
sayang banget padahal tulisannya bermanfaat mbak.
Saya sudah lama sekali tidak buka kompasisana
ReplyDeletedulu pernah beberapa kali nulis di sana dan sudah lama.
Sehabis itu gak pernah lagi mampir kesana. Sesekali saya klo lg ada yg di cari
coba nulis mas
Deleteada reward loh sekarang
sepertinya saya juga ingin belajar dari 5 Kompasianer diatas, siapa tahu kemampuan menulis saya bisa ditingkatkan.Betul ngak Mas ? :)
ReplyDeletebener sekali mas
Deletesempet mau join kompasiana karena ada lomba gitu, tapi jadi bingung karena udah punya blogspot. dan pula orientasi tulisan lebih kepada visual dan tulisan dengan gaya santai dan jenaka :D tapi saya lihat memang meereka semua tulisannya keren-keren :D
ReplyDeletekalau mau belajar lebih coba nulis di Kompasiana mas
Deletepengen sih, mungkin ntar habis UNBK mau coba-coba mas ikrom
DeleteKompasiana enak banget sering juga ngadain event event yang bisa buat semangat nulis, dan komunitasnya juga asik asik dan seru ya mas
ReplyDeleteJadi pengen gabung, aku udah nulis juga di kompasiana. Kapan kapan mampir dong kak :v
ReplyDeletenama akunnya apa mbak?
Deletekalo saya masih baru niat mau join kompasiana..tapi sampe sekarang satu blog aja kadang males posting
ReplyDeletewah jangan malas mas...
DeleteDiantara mereka tidak ada yang saya kenal. Dan saya entah mengapa belum percaya diri ikut kompasiona
ReplyDeleteloh kenapa mas
Deletetulisan mas bumi bagus2 loh
coba saja mas
Kelima nama di atas didominasi oleh perempuan. Luar biasa. Bisakah suatu saat saya jadi seperti mereka?
ReplyDeleteSaya lebih sering baca artikel di kompas.com daripada di kompasiana.
bisa mbak
Deleteyang menting konsisten nulis
Bisa pasti bisa, mbak Sitti.
DeleteOmaigotttt, pak Ikrom terima kasih sanjungannya ... buku terbaru saya 2017 "Unbelievable Germany." Saya masih nulis di Kompasiana, sejak 2011 semoga sampai titik heheheh .. Terima kasih atas tulisan ini.
portal kompasiana begitu populer ...di kalangan warganet termasuk saya, banyak info info terupdate dari web ini , mulai bagaiman bikin sambal terasi sampai kampanye presiden, semua ada...ilove you KOMPASIANA
ReplyDeleteiya lengkap pokoknya Kompasiana
Deletekompasianer.. dengan skill copywriting yang sangat mumpuni dan jam terbang yg tinggi..
ReplyDeletekira2 berapa ya bayarannya?^^
barusan ada K-Reward
Deleteada honor sesuai page view
tapi harus terverifikasi dulu
Konten2 di kompasiana biasanya saya klik duluan klo pas muncul di search google.
ReplyDeletePasti kelimanya,kemampuan menulisnya bikin kagum lah. Kapan2 main2 lah untuk belajar
iya mbak selalu Page One Google
Deletesilahkan dicoba mbak
5 kompasianernya mantep-mantep ya
ReplyDeletesaya tahu artikel kompasiona dari mesin pencari google tulisanya memang bagus bagus, tapi ga hafalin penulisnya
ReplyDeleteiya mas
Deleteini referensi saja kalau sambil mau belajar menulis
Kalau aku paling seneng sama Hendra Wardhana tuh. Tulisannya keren-keren. Apalagi kalau soal review dan cerita perjalanan. Sering menang lomba juga dia, udah kayak langganan. Haha
ReplyDeletemas hendra aku juga suka
Deleteada pula Pak Tjiptadinata,
banyak mas pokoknya hehe
Orang-orang kece semua ya di sana. Haha
DeleteSaya juga nulis disana, tapi sekarang jarang bngat. Masih level paling bawah.
ReplyDeletenulis lagi mas
Deletesekarang ada K-reward loh
Udah jarang banget saya baca Kompasiana. Palingan kalau dibagikan sama akun Twitter dan saya tertarik sama judulnya, terus klik dan baca. Tapi Bu Lis sepertinya boleh dicoba nih. Lumayan bisa sekalian belajar nulis fiksi. :D
ReplyDeletecoba kepoin bu Lizz mas
Deleteorannya asyik kok
cerbungnya tayang senin kamis
kalo saya siapa ya???
ReplyDeletehmm siapa ya
DeleteThank you so much..ini benar benar membuat saya bahagia. Apa kabar mas ikrom? Mudah mudahan selalu sehat dan terus semangat dalam menulis dan setiap usaha untuk terus maju. Take care always and keep on rocking.
ReplyDeletehai bu ellen
Deleteaku tahu ini anda
kabar baik alhamdulillah
Bu Ellen sendiri bagaimana?
kangen nih nulis lagu dong bu...
Trimakasih supportnya ya Bu Ellen
as always
sehat juga ya dan tetap semangat :)