Agama Kristen adalah agama dengan jumlah pemeluk terbanyak di dunia.
Tak hanya tersebar di benua Eropa yang menjadi awal mula perkembangannya, Agama
Kristen tersebar jauh menjadi mayoritas di benua Amerika, Afrika bagian
selatan, tersebar pula ke benua Asia dan Australia hingga ke Indonesia. Lantas,
sejak kapan Kristen mulai muncul di Indonesia?
Banyak sejarawan beranggapan, Agama Kristen masuk bersamaan
dengan masuknya para pedagang Eropa, baik dari Portugis, Spanyol, Belanda, dan
Inggris. Jika kita belajar sejarah di bangku sekolah dulu, kita pasti ingat
mengenai semboyan 3G yang didengungkan para pelayar Eropa di tanah baru yakni
Gold, Gospel, dan Glory.
Semangat Gospel dari para penjelajah Eropa
Diantara semboyan itu, Gospel merupakan seruan untuk
menyebarkan ajaran mereka, dalam hal ini kristen di tanah baru. Ribuan
misionaris pun turut serta dalam setiap pelayaran. Salah satu misonaris yang
terkenal dalam menyebarkan Kristen di Nusantara adalah Fransiscus Xaverius.
Zendeling Katolik dari Spanyol yang datang dengan kapal dagang Portugis ini
menjadi pelopor penyebaran Katolik di Indonesia, terutama di bagian timur
seperti Kepulauan Maluku dan sekitarnya.
Monumen Fransiskus Xaverius di Ambon (sumber) |
Kedatangan misionaris ini ke wilayah timur Indonesia
merupakan mandat dari Paus Alexander VI. Dalam Perjanjian Tordessilas, dunia di
luar Eropa dibagi rata antara Portugis dan Spanyol, dua kekuatan besar kala
itu. Sayang, keduanya bertemu di Maluku dan sempat mengalami beberapa kali
pertikaian sebelum diselesaikan melalui Perjanjian Saragossa.
Keduanya pun
tetap bisa meraup rempah-rempah di tanah Maluku. Pada perjalananan selanjutnya,
Spanyol lebih memilih bermigrasi ke suatu wilayah di bagian utara Maluku yang
kini menjadi negara dengan penduduk mayoritas beragama Katolik, Filipina.
Drama Penyaliban Yesus Kristus di Filipina. Saat ini, Filipina menjadi negara yang mayoritas penduduknya beragama Katolik (Sumber) |
Dominasi Portugis membuat agama Kristen menyebar luas
Portugis pun cukup aman bermain rempah-rempah di Maluku
setelah sebelumnya berhasil menaklukkan Kerajaan Islam di Malaka. Ada kisah
yang belum banyak diketahui orang yakni jalur pelayaran ke Maluku ternyata
dirahasiakan oleh Portugis. Inilah alasan mengapa pada sekitar abad ke-16,
dominasi Portugis begitu hebat di wilayah Nusantara. Kalau kita mengingat
pelajaran sejarah dulu, ada beberapa raja Kerajaan Islam yang cukup gigih
melawan Portugis, salah satunya adalah Pati Unus, yang dikenal dengan Pangeran
Sabrang Lor. Lantas, ke manakah Belanda?
Belanda baru bisa datang ke Nusantara setelah salah seorang
pengelana dan pedagang Belanda bernama Jan Huygen van Linshoten membuat buku perjalanannya
berjudul Itinerario, atau sering diucapkan para travel blogger sebagai
Itinerary. Buku ini menyingkap bagaimana cara menuju Nusantara dari Eropa yang
saat itu hanya diketahui Portugis. Berkat buku ini, ekspansi perusahan dagang
Belanda ke wilayah nusantara pun mulai dilakukan, salah satunya adalah
eksepedisi terkenal yang dipimpin oleh Cornelis de Houtman pada 1596 di Banten.
Meski gagal, Belanda tak menyerah. Berkali-kali ekspedisi dikirim. Hingga
akhirnya, setelah mendapat simpati dari penguasa Kerajaan Banten yang akhirnya
membabat habis kerajaan itu menjadi tanpa daya, Belanda bisa menancapkan kuku
di Nusantara melalui kongsi dagangnya yang kita hafalkan dulu : VOC. Dari kisah
ekspedisi Belanda ini ada satu pelajaran penting mengenai bergunanya catatan
perjalanan ke sebuah tempat agar tak hilang begitu saja di telan bumi. Itulah alasan mengapa menulis sangat penting, seperti menulis di blog.
Buku Itinerario yang dianggap oleh beberapa pihak sebagai biang keladi penjajahan Belanda di Indonesia (sumber) |
Kejayaan VOC turut menjadikan penyebaran Kristen Protestan
di Indonesia semakin berkembang pesat. VOC mendukung penyebar Protestan
mengambil alih jemaah Katolik yang ada di kawasan Indonesia Timur, seperti
Maluku. Protestan menjadi anak emas VOC dan mengalami masa kejayaan. Sementara,
agama Katolik yang lebih dulu mendominasi wilayah Indonesia Timur harus
terdesak dan menyisakan wilayah NTT dan Timor Leste sebagai basis utamanya.
Hipotesis agama Kristen Sudah Ada Sejak Zaman Barus dan Majapahit
Sebagian besar sejarawan memang meyakini bahwa agama Kristen masuk
bersamaan dengan masuknya para pedagang Eropa. Hal ini paralel dengan pendapat
mengenai teori masuknya agama Islam yang bersamaan dengan kedatangan pedagang
dari Persia, Arab,dan Gujarat. Namun, ada seorang peneliti yang menulis di
Majalah Basis pada tahun 1969 bernama J. Bakker SJ berpendapat lain.
Ia menyanggah teori
masuknya agama Kristen yang mengikuti kedatangan bangsa Eropa dengan semboyan
3G-nya. Bakker berpendapat bahwa sebenarnya Kristen sudah ada di Indonesia sejak
abad ke-7.
Perayaan malam Natal di Gereja Koptik Ethiopia yang merupakan salah satu bagian dari Gereja Ortodoks Oriental (Bernews.com) |
Yang menarik, anggapan ini ia dasarkan pada sumber Islam,
yakni pada sebuah tulisan Syaikh Abu Salih Armini, seorang sejarawan Muslim.
Sejarawan Muslim ini menulis sebuah ensiklopedi berjudul Tadhakkur fiha Akhbar min al-Kana’is w’al-Adyar min Nawahin Misri w’al
Iqtha’aihu. Esiklopedi ini memuat daftar gereja yang berada di Mesir dan
wilayah Timur lainnya.
Informasi dalam laman Wikipedia menyebutkan gereja di
wilayah ini sering disebut sebagai Gereja Nestorian*) oleh dunia Barat. Sebutan
lain bagi gereja ini adalah Gereja Timur Asiria. Abu Salih
menyebutkan bahwa pada abad ke-7, di daerah Fansur, yang terkenal dengan tempat
asal Kamper sudah ada sekelompok orang Kristen Nestorian. Tak hanya itu, di
sana sudah berdiri sebuah gereja yang dipersembahkan kepada Bunda Maria.
Bakker menggunakan catatan dari Abu Salih untuk mendukung teorinya, namun dengan beberapa koreksi.
Pertama, nama “Fansur” yang
dimaksudkan merupakan “Pansur”Daerah ini berada di wilayah Kecamatan Barus,
Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatra Utara. Kedua, bukan penganut
Kristen Nestorian yang merupakan pendahulu agama Kristen di Fansur tadi
melainkan penganut Kristen Universal (saat itu Kristen Katolik masih bersatu dengan Kristen Ortodoks dan Protestan sebelum skisma Timur-Barat 1054 dan reformasi Protestan abad ke-16).
Dasar hipotesis ini adalah pada persembahan kepada Bunda Maria
tadi. Namun, tak ada informasi lain mengenai jejak Kristen di Indonesia pada
abad ke-7 selain catatan Abu Salih ini. Beberapa pendapat juga menyatakan
bahwa Agama Kristen masuk lebih dulu daripada Agama Islam yang juga diduga
dimulai dari daerah bernama Fansur.
Sayang, bukti yang kuat mengenai pendapat ini masih belum
tampak. Ada beberapa hal yang diperdebatkan dalam catatan Abu Salih tadi. Kata
“Fansur” yang dimaksud lebih dekat dengan kata “Mansur”, sebuah negara di barat
laut India Kuno yang terletak di sekitar sungai Indus. Negara ini sangat
terkenal akan komoditas Kamper yang sering dibeli oleh orang Arab. Pendapat ini
didukung oleh Adolf Heuken SJ dalam tulisannya berjudul “Christianity in
Pre-Colonial Indonesia”.
Hauken mengutip catatan AJ Butler MA, seorang ahli
literasi yang mengoreksi alih bahasa karya Abu Salih ke dalam bahasa Inggris
yang berjudul The Churches and Monasteries of Egypt Attributed to Abu Salih,
The Armenian. Penerjamahan catatan Abu Salih ini dilakukan oleh BTA Evettes, seorang sejarawan Inggris yang
giat melakukan studi tentang Kristen di tanah Arab, terutama Kristen Koptik. Kurangnya
bukti sejarah, terutama bukti arkeologis yang kuat menyebabkan pendapat tentang
masuknya agama Kristen pada abad ke-7 masih perlu dikaji ulang.
Peta kecamatan Barus di Kab. Tapanuli Tengah, Sumut. Barus sendiri masih menjadi misteri bagi para sejarawan karena diduga merupakan pusat kebudayaan pada masa lampau (Wikipedia). |
Kristen mulai ada pada abad ke-13 hingga ke-14 Masehi
Selain pada masa abad ke-7, ada pendapat lagi yang mengatakan
bahwa agama Kristen di Indonesia sudah ada sejak sekitar abad ke-13 hingga abad
ke-14 Masehi. Catatan ini berasal dari uskup Nestorian Ebedjesus dari Nibisis
(1291-1319). Uskup Ebedjusus menyebut bahwa ada wilayah di Indonesia yang masuk
dalam wilayah keuskupannya, yakni daerah bernama Dabbagh. Daerah ini dikenal
sebagai wilayah Sumatra atau Jawa. Tiga orang uskup pada tahun 1503 ditasbihkan
oleh Elias V untuk melakukan penginjilan di Dabbagh dan ke Sin – Masin
(Tiongkok).
Tak hanya itu, pada masa Pemerintahan Ratu Tribhuwana Tunggaldewi,
salah satu pemimpin Majapahit saat kemunculan Patih Gajah Mada, seorang pendeta
dari Florence, Italia bernama J. De Marignolli menemukan orang-orang Kristen
saat perjalanan pulang dari Beijing. Saat itu, catatannya berada sekitar tahun
1347. Kemungkinan, orang-orang Kristen tersebut merupakan Kristen lokal.
Akhirnya, saya bisa membuat sebuah kesimpulan bahwa awal
masuknya Agama Kristen di Indonesia juga masih misteri. Sama gelapnya dengan
masuknya agama Hindu-Buddha dan Islam yang masih timbul aneka hipotesis. Berbagai pendapat telah terpaparkan. Yang
pasti, dengan populasi sekitar 10% dari total penduduk Indonesia, umat
Kristiani adalah bagian dari bangsa Indonesia. Poin penting ini terkandung
dalam pesan J. Leimena, salah satu negarawan Kristiani yang dimiliki bangsa
Indonesia yang berbunyi :
Pesan Om Jo ini membuat saya semakin lahap memakan hantaran
nasi kuning hantaran Hari Raya Natal. Dalam toleransi yang saya anut,
suka cita natal yang saya rasakan adalah menghormati ketika tetangga saya
bahagia merayakan Natal. Dan, menikmati nasi kuning ini adalah salah satu
caranya.
Mari makan!
Sumber :
Luar jaringan
Majalah Historia, Nomor 8 Th. I
Dalam jaringan
(1) (2)
*)Kristen Nestorian (Nestorianisme) merupakan sebutan bagi pengikut Nestorius, salah satu mantan petinggi di Gereja Konstantinopel. Nestorius diekskomunikasi oleh Gereja Universal selepas Konsili Efesus (431 M) karena perbedaan ajaran tentang pribadi Yesus. Untuk info lebih lanjut bisa dibaca pada literasi lain yang relevan. Terimakasih.
Sumber :
Luar jaringan
Majalah Historia, Nomor 8 Th. I
Dalam jaringan
(1) (2)
*)Kristen Nestorian (Nestorianisme) merupakan sebutan bagi pengikut Nestorius, salah satu mantan petinggi di Gereja Konstantinopel. Nestorius diekskomunikasi oleh Gereja Universal selepas Konsili Efesus (431 M) karena perbedaan ajaran tentang pribadi Yesus. Untuk info lebih lanjut bisa dibaca pada literasi lain yang relevan. Terimakasih.
Tags
Sejarah
Di tempat saya berbaur mas Ikrom
ReplyDeletetetangga saya ada protestan, katolik
kalo natal ya seperti lebaran,,, pun bgitu kalo waktu hri raya idul fitri mereka semua berkunjung .. meski tidak saling mngucapkan krna untuk saling mnjaga
tapi sillaturahmi selalu terjalin..
dan ini bentuk kerukunan bahwa kita INDONESIA tnpa mengkotak kotakan suku, Ras dan agama.
soal kepercayaan itu masing masing.. dan tidak saling mengganggu.
benar mas selama masih hidup berdampingan dengan nyaman
Deletemaka hati akan senang
Teman ku pun ada yang beragamakan kristen protestan mas ikrom, meski berbeda agama ketika memasuki hari besar masing-masing kami tetap saling menghormati tanpa saling mengucapkan.
ReplyDeletekarena mereka pun mengerti alasan ku untuk tidak saling mengucapkan.
iya saling menghormati sangat penting mas
DeleteYaa!! Apapun Agamanya tentu punya nilai sejarah masing-masing .. Yang terpenting agama itu pun diakui dan disyahkan oleh negara..😊😊
ReplyDeletenah sepakat mas
Deletemuamalah dengan kristen tidak ada masalah, tapi kalau sudah masalah aqidah ya lain lagi
ReplyDeleteQS 109: 6 ya
DeleteTerima kasih atas sharing dan informasinya, mas Ikrom. Semoga pluralisme dan toleransi di Jawa (dan Indonesia umumnya) tetap terjalin mesra.
ReplyDeleteSalam kenal, aku blogger dari Jogja yang kini tinggal di Bandung. Sangat menarik mengetahui fakta bahwa ternyata Portugis dulunya merahasiakan jalur menuju Indonesia dari kolonial lainnya. Andai Portugis menjadi penjajah utama kita, bisa jadi Indonesia saat ini setara dengan Brazil :D
Menarik juga mengetahui teori Kristen sudah ada di Indonesia sebelum kedatangan penjajah.
salam kenal juga mas
Deletewah kalau dijajah siapapun ya gek enak mas hehe
iya menarik memang aneka teori teori itu
Tetangga jauh saya juga sering memberi nasi hantaran seperti yang sampean bilang. Saat itu saya baru tau bahwa mereka juga 'selametan'. Btw kalo saya belum pernah lewat depan gereja Immanuel pas Natalan sih. Pastinya ruame ya. Saya lewat pas hari2 biasa aja.
ReplyDeleterejeki ya mbak
Deletekalau natalan rame mbak smape ke masjid di sebelahnya
Jadi tahu sejarahnya neh. Makasih sharingnya
ReplyDeletemakasoh juga mbak
DeleteBikin kaget judul nya mas... kirain......
ReplyDeletekaget?
Deletekok saya bingung dengan komen mas he