Sumber |
Minggu kemarin, saya mengikuti workshop kepenulisan digital.
Workshop ini mengupas berbagai masalah kepenulisan konten,
terutama konten digital yang sekarang semakin marak. Yang istimewa, pemateri
pada workhop kali ini adalah seorang content writer yang telah malang melintang
di dunia penulisan digital. Beliau adalah Mbak Dyah Nurlaili.
Tulisannya telah
banyak menghiasi laman-laman perusahaan besar, baik telekomunikasi, aneka
produk makanan, dan lain sebagainya. Namun, yang lebih istimewa, workshop yang
saya ikuti hanya memiliki peserta dua orang saja. Jadi, saya bisa lebih banyak
menggali hal-hal yang belum saya kuasai tentang dunia penulisan digital.
Kami mendapat meteri tentang seluk-beluk
kepenulisan konten digital, terutama konten berbahasa Inggris. Makanya,
beberapa tulisan saya sebelumnya berbahasa Inggris karena saya ingin melatih
kemampuan menulis bahasa asing ini. Saya belum terpikir untuk membuat blog
bahasa Inggris sendiri karena keterbatasan waktu yang saya punya.
Pekerjaan Content Writer sangat penting
Workshop dibuka dengan pemaparan pentingnya pekerjaan
penulis digital saat ini. Setidaknya, ada 4 alasan mengapa content writer akan
menjadi pekerjaan yang banyak dibutuhkan.
Pertama, orang beralih mengunjungi laman-laman situs digital.
Penulis konten digital yang bisa menarik
pengunjung akan banyak dilirik. Profesi ini juga menjadi profesi yang menjanjikan pada masa depan.
Kedua, banyak korporat/perusahaan yang mulai menggunakan tulisan digital sebagai strategi promosinya.
Salah satu hal yang dilakukan perusahaan tersebut adalah menggandeng para penulis konten agar bisa menulis keunggulan produknya sehingga banyak orang tertarik untuk membeli
produk tersebut.
Ketiga, dengan adanya persaingan di dunia konten digital yang semakin sengit, maka usaha untuk menjadi yang teratas dalam laman pencarian juga semakin berat.
Hal ini menyebabkan penulis digital yang benar-benar paham
akan teknik SEO (Search Engine Optimization) yang akan banyak mendapat tawaran job untuk mengisi konten
digital berbayar. Dan yang terakhir, dengan kenaikan jumlah pengguna internet
dunia, maka mau tak mau penulis konten digital akan semakin dibutuhkan.
Penguna internet di Indonesia cukup banyak
Indonesia sendiri berada pada posisi kedua belas dalam
jumlah pengguna internet dunia. Bonus demografi yang dimiliki Indonesia
sesungguhnya bisa dimanfaatkan dengan cerdas. Tentu, menulis konten di dunia
maya adalah salah satu caranya.
Menurut penuturan Mbak Dyah, untuk artikel
berbahasa Indonesia, penulis konten lepas bisa meraup minimal 50.000 rupiah dalam
sehari. Itu juga tergantung jumlah kata dan banyaknya artikel yang dihasilkan.
Bisa jadi lebih dari itu.
Nah yang menggiurkan adalah penulisan artikel
bahasa Inggris. Dari beberapa literatur, untuk artikel bahasa Inggris
sederhana, baik isi maupun tata bahasa dihargai sekitar 1,3 sen dolar tiap
kata. Jika artikel yang ditulis merupakan artikel dengan kompleksitas yang
cukup tinggi, maka satu kata akan dihargai sekitar 7,2 sen dolar.
Baca juga: Investasi Sederhana dari Sebuah Blog
Bayangkan
jika kita bisa menulis paling tidak satu artikel berbahasa Inggris dengan
minimal 500 kata (standar SEO), maka berapa banyak dolar yang kita hasilkan? Belum
lagi, jika kita telah memiliki blog atau situs yang telah terkait dengan Google
Adsense. Tertarik bukan?
Tabel jumlah pengguna internet dunia menurut negara. Sumber : Internet Live States |
Beberapa syarat konten berkualitas
Nah untuk menulis
konten yang berkualitas, setidaknya kita harus memahami beberapa hal penting
berikut ini.
Pertama, penulis konten harus fleksibel.
Dalam menulis sebuah konten, kita harus bisa berperan layaknya seekor bunglon.
Bisa berubah sesuai kondisi artikel yang kita tulis. Artinya, kita bisa menguasai
materi yang kita tulis dan mengubah perspektif materi tersebut melalui gaya
bahasa yang kita gunakan.
Contohnya, jika kita menulis tentang artikel wisata,
maka kita harus bisa mencari celah bagian-bagian yang mengedepankan sisi lain
dari tempat wisata tersebut, yang kiranya dicari oleh banyak orang. Tak hanya
itu, dalam menempatkan setiap informasi, hendaknya kita juga bisa memaparkan
infromasi yang menarik minat pembaca untuk membaca tulisan kita sampai habis.
Dan
tentunya, tulisan kita akan dibagi oleh banyak orang dan mendapat keterbacaan
dan kemanfaatan yang tinggi. Untuk mencapai ini, maka kita harus memiliki bahan
bacaan yang beragam karena bidang keilmuan kita biasanya terbatas dalam hal
tertentu.
Kedua, penulis konten harus pengertian.
Maksudnya, sebagai penulis kita harus bisa pengertian kepada pembaca. Bukan
pembaca yang mengerti kita. Inilah tantangan terbesar saya dalam menulis konten
digital. Makanya, pada tulisan saya dahulu di sini, saya belum bisa menerima tawaran
beberapa pihak untuk menuliskan review produknya di blog saya.
Bukan saya tak mau
dan anti menulis produk, namun saya merasa ego sentris saya masih terlalu
tinggi sehingga informasi yang saya tulis lebih banyak berasal dari keinginan
pribadi, bukan apa yang seharusnya saya tulis. Itulah alasan saya belajar
menulis kepada Mbak Dyah yang sudah banyak makan asam garam sebagai content writer.
Tidak menjadi ego sentris artinya informasi yang kita tulis
adalah apa yang dibutuhkan masyarakat luas. Tak hanya itu, dalam penyajian
infromasi, kita juga harus mengedepankan kemudahan pembaca dalam menyerap
informasi yang dibutuhkan.
Pemberian deskripsi yang jelas, adanya link terkait,
hingga penyediaan gambar serta info grafis yang mendukung juga dibutuhkan.
Untuk gambar dan info grafis, menurut Mbak Dyah kita bisa memberikan seperlunya
saja. Tak semua informasi harus kita masukkan info grafisnya.
Ketiga, keaslian tulisan harus benar-benar diperhatikan.
Originalitas adalah hal mutlak
dalam menulis sebuah konten. Tidak ada toleransi bagi artikel jiplakan, tuyul,
dan sejenisnya. Apalagi, saat ini Google telah menggunakan algoritma bernama
humminingbrid, yang pararalel dengan burung pelatuk.
Bila ketahuan artikel yang
ditulis merupakan artikel jiplakan, maka si mesin pencari akan mematuk link
artikel tersebut dengan kemungkinan dua hal : didepak jauh dari laman mesin
pencari, atau bahkan terhapus dari peredaran.
Mencuri konten adalah dosa besar. Si penulis artikel asli
akan banyak mendapat kerugian. Jika telah serius, maka situs tersebut akan
mendapat banned dari Google.
Keempat, penting untuk cek kompetitor.
Jika ingin artikel kita ada pada nomer 1 mesin pencari, maka
kita harus mengetahui siapa kompetitor kita. Apakah situs-situs besar yang
sudah memiliki nama. Atau hanya situs dan blog-blog kecil yang baru berdiri.
Apapun itu, mengecek kompetitor sangat penting.
Jika kita mau bersaing dengan situs-situs besar, maka kita juga harus mengerahkan daya dan upaya untuk
bisa mencapai nomor 1. Tapi tak berarti kita menyepelekan topik bahasan yang
tak banyak kompetitor.
Untuk bisa bersaing dengan kompetitor, maka riset keyword (kata kunci) sebelum menulis
sangat penting. Kata kunci ini juga berpengaruh pada posisi artikel dalam laman
pencari. Biasanya, kata kunci yang baik terletak pada judul, sub judul, dan 100
kata pertama dalam paragraf awal.
Langkah menulis konten digital yang baik
Ketika menulis artikel yang baik, ada beberapa langkah yang
harus kita lakukan. Langkah-langkah ini sebenarnya hampir sama dengan tata cara
mengarang ketika kita membuat karangan dalam bahasa Indonesia atau bahasa
Inggris.
Pertama, tentukan topik bahasan.
Cari topik bahasan yang banyak dicari oleh pembaca tetapi jarang diulas oleh penulis konten lain. Ini akan menjadikan konten kita akan kemungkinan banyak terbaca oleh mesin pencari.
Kedua, gunakan 5 W + 1 H (enam kata tanya) untuk menggali informasi yang akan kita tulis.
Keenam
kata tanya ini tak semuanya harus kita cantumkan, namun lebih banyak lebih
baik. Dari keenam kata tanya ini, saya paling suka mengelaborasi kata tanya
mengapa. Selain akan menemukan infromasi lebih banyak, paparan yang kita
sajikan akan lebih banyak menarik minat pembaca.
Ketiga, riset kata kunci yang berhubungan dengan topik.
Kata kunci yang lebih detail akan lebih berpeluang untuk muncul pada laman pencarian. Gunakan beberapa tools seperti ubbersuggest untuk riset kata kunci.
Keempat, buat article mapping.
Saya sering membuat artikel mapping secara sederhana ketika
menemukan topik yang akan saya tulis. Article mapping juga bisanya saya rangkai
ketika saya sudah melakukan jepretan untuk reportase artikel bertema tertentu,
seperti artikel wisata. Artinya, saya akan mengikuti rangkaian kata kunci dalam setiap foto yang ada. Misal, foto A akan bercerita
tentang ini, foto B seperti ini, dst. Untuk artikel yang memuat banyak
gambar, saya lebih suka menuliskannya dulu ke dalam mind map.
Kelima, rangkai article mapping dalam rangkaian paragraf.
Dalam merangkai article mapping ini,
kita hendaknya memperhatikan kohesi dan koheren. Kohesi merupakan gabungan
antar kalimat. Penggunaan kata hubung juga harus bisa kita gunakan sebaik
mungkin. Jika memungkinkan, hindari penggunaan kata hubung yang berulang.
Sedangkan
koheren merupakan keterkaitan antar paragraf. Nah, bagi saya, kohesi dan koheren
ini adalah seni dalam menulis. Entah, saya selalu menikmati koherensi yang
telah saya rangkai antar paragraf. Menurut Mbak Dyah, salah satu hal dalam
menilai kualitas penulis adalah seberapa ia mampu mengaitkan antar kata,
kalimat, dan paragraf dengan baik dan asyik.
Terakhir, cek penggunaan tanda baca dan isi artikel.
Hal ini penting agar artikel yang kita
tulis tidak terdapat kesalahan dan sesuai kaidah yang benar. Bagaimanapun, di
dunia digital, artikel yang saya tulis dibaca oleh banyak orang. Jujur, saya
cukup ngilu ketika mendapati penulis yang tak menggunakan huruf kapital, tanda
titik, dan tanda koma dengan benar. Meski isi artikelnya bagus, hal itu sungguh
disayangkan.
Itulah sedikit informasi dari workshop yang saya dapatkan.
Memang, pekerjaan sebagai penulis konten digital masih belum menjadi keinginan
banyak orang karena dianggap bukan seperti pekerjaan tetap. Namun, jika
ternyata menghasilkan banyak dolar, apakah lantas pekerjaan ini bisa dipandang
sebelah mata?
Ayo Menulis!
Tags
Catatanku
keren nih poin pertama,peran BUNGLON,
ReplyDeletepenyesuaian gaya bahasa sesuai artikel yang di bahas, like it!
sama poin terakhir juga nih paling penting,kebayang gak pengunjung di paksa membaca tanpa tanda koma,titik dll.. cape hati mas ikrom.. :(
benar mbak, kita harus fleksibel
Deletedan juga tanda baca ya
sepele tapi klo ancur yah....
saat ini saya sedang belajar menulis content digital yang baik dan berkualitas mas, penjelasannya sangat membantu.
ReplyDeletesebagai blogger, kadang kita terlalu fokus dengan yang namanya SEO, sampai2 mengabaikan kualitasnya,
saya selalu bertanya, tulisan ini untuk google atau manusia?
jelas untuk manusia, maka pastilah harus menulis konten dengan baik dan berkualitas.
nah itu mas
Deletetapi bagi saya meski gak SEO banget, yang penting saya all out dalam men ulis
nanti akan dinilai sendiri okeh google
buktinya banyak artikel saya yg alhamdulillah no 1 meski awalnya dikit banget yang baca
Dari ulasan di atas, banyak yang bisa saya pelajari lagi.
ReplyDeletesaya sendiri masih dalam tahap belajar untuk menulis yang baik
belajar dari berbagai referensi
untuk kata kunci saya sudah mencoba
dan ada beberapa yang masuk dalam halaman google pertama
meski urutan ti d atas.
sangat bermanfaat untuk saya ini mas ikrom
sukses selalu dan terus berkarya
iya mas sama2 masih belajar dan terus belajar
Deletesukses juga dan terus berkarya
Wuah tapi kalo nulis tema keuangan kayaknya aku belum sanggup deh ����
ReplyDeleteWorkshopnya berbobot banget
Makasih udah berbagi ilmu ��
samaaa mbak aku juga lambaikan tangan kalau itu
Deleteiya alhamdulillah semoga bermanfaat
Wah sangat bermanfaat mas
ReplyDelete..tapi sampai saat ini aku masih bingung masalah seo blog
saya juga masih belum paham
Deletetapi yang penting nulis dulu mas daripada mikir SEO tapi gak nulis2 ya
Wah cerdas sekali nih ilmunya!... ternyata seperti ini toh biar tulisan kita mudah dipahami!
ReplyDeleteiya mas begitulah
DeleteAku baru sadar ternyata kegiatan tulis menulis juga sangat erat hubunganya dengan konten digital. Tiba-tiba saja jadi semangat buat nulis di Blog, sepertinya ini akan jadi peluang yang sangat besar untuk kedepanya.
ReplyDeleteSemoga saja tulisan digital tetap eksis walaupun orang-orang jaman now lebih tertarik mencari informasi melalui konten video, eh iya ga sih ?
video memang lagi in mas
Deletetapi masih banyak orang juga yag butuh tulisan, tak hanya video.
semangat mas semoga sukses
Tetap semangat berbagi informasi. Sesuai dengan turunnya wahyu pertama, "Iqro", bacalah.... untuk itu selalu mencari ilmu melalui membaca.
ReplyDeletebenar sekali sekali mas sepakat
Deleteilmu admin dalam hal tulis menulis kian menjulang den nih, struktur dan aturan menulis sudah surantap pisan euy
ReplyDeletewalah belum mang masih sering salah terutama typo hehe
DeleteDalam menulis apa pun, dari yang pernah saya pelajari dari ilmu jurnalistik, 5W+1H memang rumus terbaik~
ReplyDeleteTerus bikin mind mapping juga cukup asyik. Ehehe. Gimana beberapa hal yang agak berbeda, bisa dibuat kesatuan tulisan yang menarik dan mengalir. Jadi, pembaca selalu betah pas membacanya sampai habis.
iya bener mas cara merangkai itu yang jadi seni tersendiri ya
DeleteWorkahop begini banyak manfaatnya ya. Makasih mas udah sharing, jadi nambah pengetahuan lagi dalam membuat konten digital
ReplyDeleteiya mbak sama2
DeleteSaya nggak ikut... Tapi mbaca artikel ini sudah nambah ilmu. Makasih sharingnya...
ReplyDeletedan semua itu perlu dibiasakan, hahaha
ReplyDeleteKalo menulis tulisan kita sendiri di blog tetapi sudah pernau di publish di web lain bahaya gak yaa..
ReplyDeleteMisalanya, saya nulsi di hipwee terus saya pindahin lagi ke blog pribadi
ngomong-ngomong di point: kita yang harus mengerti pembaca bukan pembaca yang harus mengerti kita. ini aku dapetin juga dalam kelas kepenulisan privat, katanya banyak penulis gagal bukan karena tulisannya jelek tapi mereka menulis bukan yang pembaca butuhkan. dan emang bener sih kalo dipikir-pikir, kita baca apa yang pengin kita baca aja
ReplyDelete