Salah satu kegiatan yang sebenarnya tak saya sukai adalah menunggu kedatangan pejabat penting.
Meski saya juga senang bisa berjumpa dengan tokoh penting,
namun datang dengan acara bersama pejabat membuat saya berpikir dua kali lagi. Kembali
lagi ke habitat awal, saya hanyalah rakyat jelata. Kesibukan saya boleh
segudang, namun apalah saya jika dibandingkan dengan kesibukan para pejabat seperti
walikota.
Sebenarnya, saya beberapa kali mengikuti acara yang
melibatkan walikota. Hanya saja, cerita yang
paling menarik adalah saat berjumpa dengan Bu Risma, Walikota Surabaya.
Kala itu, saya berniat mengikuti acara nangkring di Kompasiana. Bertempat di Gedung
Kompas Gramedia Surabaya, saya rela berpanas-panas menembus kota pahlawan ini. Saya
datang ke gedung tersebut sekitar setengah jam sebelum acara dimulai.
Di dalam ruangan, ternyata sudah banyak Kompasianer (sebutan
bagi blogger Kompasiana) yang sudah datang. Saya beruntung mendapat duduk di
depan yang menjadi incaran banyak Kompasianer. Di dekat saya, ada Bang Isjet (pimpinan
Kompasiana) yang juga rela hadir dari Jakarta demi memandu acara yang bertajuk
Monthly Discussion ini.
Rupa-rupanya, Bu Risma memang akan datang terlambat. Sekira lima
belas menit, setengah jam kemudian, beliau belum hadir. Selepas saya tinggal
asaran, beliau juga belum hadir ini. Wah, rugi di ongkos nih kalau tak hadir.
Masak saya harus pulang ke Malang dengan tangan kosong.
Menurut penuturan
rekan-rekan yang mendengar desas-desus, Bu Risma sedang terjebak kemacetan
karena cuaca yang panas berubah menjadi hujan deras. Apa mungkin beliau ikutan
mencari got yang mampet ya jadi lupa datang ke tempat ini. Saya hanya bisa
menduga.
Di tengah gundah gulana, saya berkenalan dengan Kompasianer
lain yang ternyata tak hanya dari Surabaya saja. Mereka bahkan ada yang dari Lamongan.
Wah niat sekali. Tapi seru juga ikut acara di Kompasiana ini. Selain dapat
makanan dan cindera mata gratis, kita juga bisa menambah hubungan pertemanan
dengan para blogger di dunia nyata.
Hingga akhirnya, dari belakang terdengar keriuhan. Bu Risma
datang dan segera menuju tempat duduknya. Tapi, beliau tak segera memulai acara
dan izin kepada kami,
“Sek yo rek. Aku iki maeng kudanan. Tak nggawe lengo putih
sek. Lak gak selak kesusu kan. Jek udan.”
(Sebentar ya. Saya tadi kehujanan. Tak pakai minyak kayu
putih dulu. Tidak keburu kan. Masih hujan juga).
Sontak, celetuk Bu Risma membuat geer Kompasianer yang
datang. Tak lama kemudian kami mulai mendengarkan paparan singkat Bu Risma
selama kepemimpinannya di Surabaya. Acara juga diselingi diskusi dari
Kompasianer mengenai kebijakan-kebijakan beliau.
Hore bisa selfieee |
Lain Bu Risma lain lagi cerita dari Abah Anton, Walikota
Malang. Abah, yang diundang dalam acara penyerahan bantuan kacamata bagi siswa
kurang mampu telah ditunggu oleh murid-murid saya dan murid-murid sekolah lain. Acara ini dipandu oleh
seorang MC wanita cantik yang bernyanyi aneka lagu anak-anak untuk menunggu
Abah. Ia menyanyi satu album Tasya, lagu-lagu AT Mahmud, hingga lagu Sherina.
Di setiap lagu, sesekali ia memberi pengumuman bahwa Abah
akan datang beberapa saat lagi. Satu menit dua menit beliau tak kunjung datang.
Satu dua lagu diulang lagi sampai anak-anak bosan. Untuk mengurangi kebosanan,
anak-anak saya beri tebak-tebakan. Kegiatan ini saya lakukan karena beberapa
diantara dari mereka ada yang berniat membeli jajan mahal di minimarket yang
menyelenggarakan acara ini. Sayang kan ya. Tapi kasian juga, mereka menunggu
lama. Kue-kue yang diberi panitia sudah banyak yang habis.
Anak-anak yang menunggu. |
Sesekali, Mbak MC memberi kabar lagi bahwa Abah Anton sudah
akan tiba.
“Sebentar lagi ya adik-adik. Ayo kita latihan menyanyi untuk
menyambut Pak Wali ya...”
Ebes Anton siapa yang punya. Ebes Anton siapa yang punya.
Ebes Anton siapa yang punya. Yang punya kita semua.
Lagu ini terus diulang hingga hampir setengah jam. Dan Abah
Anton belum datang juga. Murid saya saya sampai protes kenapa sebentar itu
lebih dari tiga puluh menit. Wah, berat, Nak. Kalau kamu jadi pejabat semenit
itu berharga.
Sambil menunggu narsis dulu dengan backgoround Mbak MC. |
Hingga akhirnya beliau datang dan acara pembagian pun dimulai. Kami
bergantian mendapat bantuan tas dan kacamata. Dan pasti, gantian pula untuk
berfoto bersama Abah. Meski hanya berfoto, Abah mengajak kami semua berfoto. Beliau
bahkan memastikan tak ada yang ketinggalan membuat kenangan ini. Sebelum saya turun
panggung, beliau bertanya,
“Dari SD mana?”
“Dari SD XXX, Bah.”
“Oh, sudah nunggu lama ya tadi”.
“Lumayan, gak papa kok, Bah”.
Duh, bohong yang garing. Padahal saya sudah lumayan capek dan lapar. Tapi
lihat anak-anak senang, masak mau mengeluh. Setelah berfoto, kamipun pulang. Membawa
kenangan foto bersama Abah yang tahun depan maju Pilwali lagi.
Hore bisa foto sama Walikota |
Yah itulah pejabat, harap maklum. Sebagai rakyat jelata,
kita harus bersabar jika menunggu beliau-beliau. Kira-kira, saya akan
bertemu pejabat lagi gak ya? Ada ide?
*)Ebes : Sebutan untuk Bapak dalam Bahasa Malangan.
Tags
Catatanku
Perjuangannya berat juga untuk bertemu pejabat yaaa... Tp prjuangan itu runtuh seketika setelah foto bersama. Hahaha. Itu bu Risma nya gak ngeliat ke kamera tpnya. Wkwk.
ReplyDeleteAku tau, abis ini ketemu pejabat lg.... Yaitu Presiden Joko Widodo! Siapatau ikut kuis trs bawa pulang sepeda. Kan lumayan. Bisa dijual lg. Eh?
Wakaka
itu bu risma keburu dikerubungi para fans tercinta, aku tak kuasa menahannya kekeek
Deleteaminnn semoga aku pengen banget ketemu pak wi hihi
trus dapet sepeda
Bertemu dengan pejabat memang kita harus sabar
ReplyDeletekalo kita sebagai rakyat biasa ingin bertemu
tapi tetep saja kalo pejabat nya ramah kayak gitu, nunggu lama juga gk masalah
ada yang pejabat sedikit merasa angkuh
pejabat sekarang ramah2 mas
Deletemeski harus sring foto hehe
Menunggu emang membosankan mas, tapi kalo sudah ketemu kek gitu kan pasti lelahnya sewaktu menunggu jadi hilang. Ahaha
ReplyDeleteApa lagi nungguin jodoh ya bang juanda hehehe
Deletehahaha berattt
Deletesusah2 dahulu yg penting dapat selfi sm bu risma,walikota hits gitu lho,
ReplyDeleteyg repot itu nyuruh sabar anak2 muridnya yg nunggu lama ya pak guru ikrom, hihi
anak2 yang gak sabaran ya namanya nak kecil ya
DeleteGak papa kok, Bah.. Garing tapi emang gak papa, kan udah dpt tas dan kacamata. Harap maklum deh buat pejabat yang memang kena macet dan kehujanan, asal jangan absen balik pulang hiks
ReplyDeletehahahah iya bener mbak asal jangan absen aja ya
DeleteDimana mana begitu ya mas
ReplyDeleteNggak pejabat pemerintahan aja
Pejabat kampus juga gitu
Pejabat rumah sakit.. pejabat lain-lain
Wkwkwkwkwk
Semangat pak guruuuu
namanya juga pejabat kan ya mas
Deleterasa capek terobat
ReplyDeleteketika melihat anak2 gembira ria
iya benar hilang sudah
DeleteAkhirnya selfie jg, dpt mmbyar lunas perjuangannya
ReplyDeleteiya lega bisa selfie mas
Deleteasik dong bisa ketemu pejabat, kalo saya nggak tau ini. saya org kecil nggak ada keperluan yg penting sama pejabat. bingng mau dibahas apanya.
ReplyDeletesaya juga jarahg sih mas kebetulan aja nganter anak2 hehe
Deletedan pada akhirnya terbayar lunas perjuangannya ya :D
ReplyDeleteiya terbayar sudah
Deleteloh btw ada MALANG TIMES mampir :)
Pengalaman yang sama yang pernah saya rasakan. Ya itulah seninya menunggu, antra senang dan lapar menjadi satu. YA, maklumlah yang namanya pejabat, kegitannya begitu padat harus membagi mana yang penting dan tidak penting. Belum itu, perjalanan menuju lokasi juga ada hambatan. Macet, ya hujan atau mungkin kendaraannya bermasalah.
ReplyDeleteEh enak tuh bisa ketemu sama Ibu Risma.
kembali ke habitat awal ya mas, rakyat jelata, hehe
Deletememang berat ya untuk ketemu orang penting seperti beliau
ReplyDeleteiya benar
DeleteHehe, aku sih sudah biasa yang begini, kadang terpaksa mengulur acara karena big bos terlambat datang, bener sih ada rasa kasian lihat undangan kadang harus menjnggu lama tapi mau gimana lagi lah wong big bos memang terpaksa terlambat datang, harus banyak sabarnya
ReplyDeletelah iya kan kembali lagi ke habitat awal ya mbak siapalah kita hehe
Delete