Tetiba saya sudah berada di dalam mobil si Om lagi.
Saya yakin, pasti agenda belanja akan menjadi acara wajib
selanjutnya. Mobil melaju di sebuah jalan yang cukup ramai. Namun, tiba-tiba,
sebuah terowongan besar terhampar di depan saya. Eh bukan terowongam sih. Ini seperti
jembatan penyeberangan tapi panjangnya minta ampun.
Di kiri dan kanan jalan ada
banyak toko jeans dan distro aneka rupa. Dengan samar-samar, saya membaca
tulisan di gerbang masuk “terowongan ini”. Teras Cihampelas.
“Nanti kita jalan di atas sana. Kamu bisa liat-liat Bandung
dari atas. Gak perlu sewa kamar hotel kan?” kata Om menyemangati saya yang
mulai kusut lagi melihat gerak-gerik rombongan akan berbelanja lagi.
Nah ini yang saya suka. Kapan lagi coba? Si Om memarkirkan mobil di ujung Jalan
Cihampelas ini yang mengarah ke Jembatan Layang Pasopati. Oh ya, untuk ke
tempat asyik bernama keren Sky Walk
Cihampelas ini, kita bisa sedikit berjalan ke arah selatan dari Teras
Cikapundung. Ada pertigaan jalan yang
menghubungan Teras Cikapundung dan Teras Cihampelas. Dekat sekali bukan?
Setelah sampai, saya langsung menaiki anak tangga yang
lumayan banyak. Kalau mau menghemat tenaga, sudah ada lift yang disediakan. Tapi,
yang saya lihat pengguna lift kebanyakan adalah para penyandang disabilitas,
ibu hamil, dan manula. Wah masak mau menggunakannya juga?
Ternyata tempat ini keren. Kita benar-benar bisa melihat Bandung
dari atas sambil makan makanan khas Bandung. Ada peuyum, batagor, siomay,
cireng, dan Akang-akang Sunda. Eh bukan, yang terakhir itu oleh-oleh titipan
teman wanita saya.
Baca Juga : Oleh-Oleh Akang Sunda
Di sini kita bisa duduk manis sambil menikmati senja,
berbincang akrab dengan kekasih tercinta, dan buat para jomblo mania tentunya
bisa narsis ria. Ada banyak spot foto yang bisa dibuat kenangan tak terlupakan.
Ada pula penjaja costplay yang bisa
kita sewa untuk menambah keasyikan bernasis manja.
Fasilitas yang disediakan |
Membaca, atau sekedar duduk manja |
Oh ya, kawasan ini ternyata sudah ada sejak dahulu kala. Nama
Cihampelas sendiri bermakna aliran sungai yang banyak pohon cihampelasnya. Kalau
kita datang ke sini, kita masih bisa melihat Sungai Cikapundung yang melegenda
itu di sisi timur wisata ini. Kisah Cihampelas ternyata masih berkaitan erat
Sungai Cikapundung.
Jembatan Pasopati yang berdiri gagah di atas Sungai Cikapundung. Sungai ini masih berhubungan erat dengan Cihampelas |
Setelah perpindahan pusat pemerintahan dari Dayeuhkolot ke
Kota Bandung, maka banyak perumahan dan tempat wisata dibangun di daerah ini. Salah
satunya adalah kolam pemandian Cihampelas. Kolam ini digunakan orang-orang
Belanda untuk sekedar melepas penat. Daerah Cihampelas dikenal memiliki udara
yang sejuk dan nyaman.
Maka tak heran, selain pemandian, aneka taman juga dibangun
di sini. Noni-noni Belanda dengan riang duduk manja dan berjalan-jalan di
taman-taman tersebut tanpa diganggu kebisingan. Paris Van Java, julukan Kota Bandung
bisa jadi tersemat lantaran berkembangnya kawasan wisata ini.
Namun, keelokan tempat ini tak bisa dinikmati
pribumi lantaran terdapat papan peringatan bertuliskan “Anjing dan Pribumi
Dilarang Masuk”. Sebuah diskriminasi yang mengingatkan saya pada politik
Apartheid di Afrika Selatan.
Waktu pun berlalu. Belanda tak lagi mencengkramkan kekuasaan
di Kota Bandung. Bangunan demi bangunan lalu berubah fungsi. Banyak bangunan
milik Belanda yang beralih menjadi kios penjual jeans dan pakaian. Kios-kios
jeans semakin menjamur dengan karakter khas nama superheronya. Kawasan ini lalu
menjadi sentra jeans sekitar medio 80an.
Pedagang Kali Lima mulai membanjiri
juga kawasan ini yang membuatnya menjadi semrawut. Maka, pada awal 2017 kemarin,
walkot Bandung berinisiatif memindahkan para PKL ke atas jalan ini. Melayang di
udara bersama para pengunjung yang bisa merasakan diri menjadi Noni-noni
Belanda tanpa adanya diskriminasi.
Teras Cihampelas dilihat dari Cihampelas Walk, sebuah pusat perbelanjaan baru dengan sensasi berbeda |
Hanya sayang, jejak sejarah keelokan tempat ini tak tampak lagi.
Pemandian Ciampelas yang melegenda itu sirna dan berganti dengan aneka bangunan
hotel pencakar langit yang tanpa ampun memberikan promosi yang menggila.
Tags
Sejarah
Waduh, pribumi disamakan dengan Anjing, dilarang masuk.... bahasanya sarkasme banget ya mas
ReplyDeleteYah penjajahan mas
Deleteuntung udah merdeka ya
wah mas ...fasilitasnya lengkap , pakai lift segala plus mushollah plus si pikachu ....kalau tiap kota di Indonesia begini pasti betah masyarakatnya
ReplyDeleteharusnya bisa gini, daripada bangun pasar baru yg sepi
Deletetapi ya liat kotanya dulu sih
Takkirain tadi mau cerita horror, soalnya nonik belanda kan stereotypenya udah jd memedi mas haha
ReplyDeleteBtw knp cm yg jomblo aja yg bole narsis wkkkk
O baru tw cihampelas ada pohonnya
Saya dulu pernah ke bandung, tapi pas minggu mas kejebak muacetttttt pol, sampe sampe jarak meter aja antar toko toko ke paris van javanya ada kali macet 2 jsm, ya baru sekali itu doang saya ke bandung, wkkkk..
hahahaha iya mbak bener
Deletepenampakan noni, paling postinganku ini akan muncul klo ngetik kata kunci gituan di Google -_-
aku malah penasaran loh mbak ciampelas itu yg kayak gimana pohonnya, soalnya kata om sih bukan pohon ciampelas yg banyak sekarang, udah ditebang
wah klo macet emang parah bandung tapi alhamdulillah pas itu bisa ke sini
Wuah iya nih, salah satu spot foto yang instagramable
ReplyDeleteRevolusinya kang emil untuk tempat ini kece banget yah
Nggak nyangka bisa sekeren ini dan seproduktif ini
Btw, sekarang ini lagi ngetrend ya, akang-akang sunda dijadiin oleh-oleh?
Bolehlah kuminta juga dibawain satu atuuuh 😆
Kirain ada penampakan noninya. :'D
ReplyDeletedulu mbak penampakannya, hehe
Deleteaku besok sabtu mau ke bandung.. kayanya ini cocok banget buat jadi target destinasi.. cihuy banget ngeliat spotnya.. doakan semoga jadi nggak ada halangan...
ReplyDeletewah asyik yg mau ke Bandung
DeleteLuar biasa ya penataan di Bandung. Pengin rasanya bisa jalan2 ke sana dan menikmati teras ini, menghayati bagaimana dulu noni2 Belanda bercengkerama.
ReplyDeleteyuk ke bandung mbak
DeleteSebetulnya saya suka jalan-jalan di sekitaran Cihampelas. Mallnya juga bagus bentuknya. Cuma akses ke sananya tuh parah aja macetnya. Makanya sering rada malas jalan ke sana. Harus cari penginapan di sekitar sana biar bisa jalan kaki menikmati Cihampelas :D
ReplyDeleteiya macetnya parah di sini
Deletewaaaah... bersih ya.. tapi keliatan masih ada sampah si dikit, tapi gak sampe kotor gt ya...
ReplyDeleteada banyak petugas mas,
Deletemasuk daftar lagi buat dikunjungi lihat perkembangan kota di bandung :(
ReplyDeleteyuk ke Bandung koh
Deleteada perasaan bangga dalam hati ketika skywalk tampil diberbagai media, dan salah satunya diblog ini, yang sedemikian gamblang dan jelas terlihat melalui foto-fotonya....bangga bahwa saya termasuk salah seorang tim yang ikut serta membangun skywalk ini tahun 2015 lalu....#seneng dalam hati aja...sih
ReplyDeletewah salut Mang
Deletesaya berkesempatan berkenalan dengan pembangun skywalk
pasti dulu penuh tantangan ya mang
keren saya salut dan terimakasih
Suka banget ke Bandung tapi belum pernah sampai Cihampelas...
ReplyDeleteyuk ke sini mbak
DeleteSudah kian berkembang Cihampelas. Jadi tak hanya wisata belanja saja disana saat ini
ReplyDeleteiya, mulai rame di sini
DeleteCihampelas sekarang makin padat, ya! Jadi pengen jalan-jalan ke Bandung :D
ReplyDeletesebelum ada jembatan, dulu paling males lewat jalan cihampelas krna macet
ReplyDelete