PKI selalu dapat bekerja, anda semua harus menyerupainya! Seru Bung Karno dalam HUT PKI Ke-45, 23 Mei 1965. (sumber) |
Akhir Bulan September identik dengan momen yang cukup mengerikan.
Momen ini jauh lebih mengerikan dari momen patah hati nasional (Pernikahan Hamish Daud dan Raisya) yang jatuh beberapa saat lalu. Sangat mengerikan. Sang dalang utama, yang disebut-sebut merupakan Partai Komunis Indonesia (PKI), menjadi pesakitan.
Jutaan (mungkin) orang-orang yang dianggap sebagai pimpinan, pengurus, simpatisan, dan yang hanya terkena imbas ikut-ikutan partai ini menjadi musuh bersama. Terciduk. Hilang, sirna, atau hanya “sekedar” dipenjara dan disiksa di Pulau Buru, Maluku.
Menjadi Anggota PKI adalah Impian Banyak Orang
Namun, tahukah anda bahwa sesungguhnya pada era kejayaan partai ini, menjadi anggota PKI adalah impian bagi banyak orang? Impian untuk ikut serta dalam kegiatan politik di negara yang bisa dibilang masih baru berdiri adalah impian yang mampu menggairahkan dunia perpolitikan Indonesia kala itu.
Setelah mengalami belenggu penjajahan cukup lama, euforia masyarakat untuk ambil bagian dalam perpolitikan bangsa Indonesia sangatlah besar. Belum lagi, pada saat mekarnya sang partai di era 50an, atmosfer Demokrasi Liberal turut menjadi angin segar.
Keinginan menjadi anggota PKI menjadi kisah yang tersimpan rapi dalam Dokumen KOTI Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) No. 235. Beberapa formulir pendaftaran untuk menjadi anggota PKI masih ada di sana. Melalui formulir-formulir itu, tampak jelas begitu masifnya masyarakat Indonesia yang tertarik menjadi anggota PKI.
Baca juga : Kisah Perseteruan Masyumi dan PKI; Kisah Dua Gajah Politik yang Hilang Ditelan Bumi
Alkisah, seorang pegawai Perusahaan Film Negara bernama S. Prawirodihardjo berkeinginan menjadi anggota PKI karena program partai yang menurutnya bagus. Sistematis, jelas, dan berdisiplin tinggi. Lain halnya dengan salah seorang pedagang keturunan Arab bernama Sajid Abdullah Habsji yang sering bergaul dengan kaum tertindas. Nalurinya memilih PKI karena partai ini sering mengadakan kegiatan yang pro terhadap "kaum-kaum tertindas".
Cerita salah seorang mahasiswa keturunan Tionghoa bernama Phang Tjian Hin lain lagi. Ideologinya sebagai mahasiswa kala itu membuatnya bergabung dengan PKI karena sesuai dengan Pancasila dan Manipol Usdek (Manifesto politik / Undang-Undang Dasar 1945, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, dan Kepribadian Indonesia).
Tata Cara Seseorang Diterima Menjadi Anggota PKI
Lantas, bagaimanakah cara seseorang untuk bisa diterima menjadi anggota Partai Komunis Indonesia ?
Berdasarkan Konstitusi Partai Komunis Indonesia (PKI) yang tercantum dalam laman marxists.org, ada beberapa tahapan bagi sesorang untuk menjadi anggota PKI. Tahapan ini sesuai dengan AD/ART PKI yang telah ditetapkan. Beberapa syarat umum seperti WNI, usia minimal 18 tahun, menyetujui program dan konstitusi partai harus dimiliki.
Selain itu, yang bersangkutan harus bekerja aktif di salah satu organisasi partai, taat kepada putusan-putusan partai, membayar uang pangkal dan iuran partai, mengunjungi rapat-rapat dan kursus-kursus partai serta membaca penerbitan-penerbitan partai. Dari syarat ini tampak suatu usaha untuk mendidik calon anggota PKI agar bisa bekerja all out dan loyal terhadap partai.
Credit Gambar : Life |
Sebelum diterima menjadi anggota, seseorang yang telah mendaftar harus melewati tahapan semacam orientasi. Sang pendaftar masih berstatus sebagai calon anggota. Masa pencalonan ini bervariasi, tergantung dari status sosialnya di masyarakat. Para buruh dan tani biasanya hanya perlu menjalaninya selama enam bulan.
Sedangkan para pekerja kantor, intelektual, dan sejenisnya memerlukan waktu setidaknya selama satu tahun untuk benar-benar disahkan menjadi anggota. Belum jelas alasan mengapa terdapat perbedaan waktu orientasi calon anggota PKI seperti itu. Besar kemungkinan, status sosial menentukan seberapa mudah mereka menerima program dan ketentuan partai secara penuh.
Tak hanya perlu melakukan orientasi, mereka harus ditanggung oleh sedikitnya 2 orang anggota aktif partai. Penanggung ini harus memberikan segala informasi mengenai riwayat hidup calon anggota kepada partai. Informasi ini penting untuk proses identifikasi anggota dan mempermudah partai ketika mengadakan suatu kegiatan.
Para penanggung juga sebagai pelatih pertama dari calon anggota. Jadi
tidaknya seorang calon anggota menjadi komunis sejati tergantung dari
keberhasilan penanggung tersebut mendidik calon anggota. Selama masa pencalonan, sang penanggung harus membekali sang calon tentang program dan konstitusi partai.
Selama itu pula, usaha memperdalam tentang pengertian dasar-dasar Teori-teori Marx, Engels, Lenin, Stalin, dan Pikiran Mao Tse-tung serta Koreksi Besar Musso juga harus terus dilakukan. Beberapa literasi menyebutkan sistem perekrutan seperti ini disebut dengan sistem sel. Kegiatan pengkaderan yang dilakukan biasanya melalui diskusi lapangan.
Baca juga : Enklave dan Ekslave yang Mengerikan Itu
Sumpah Anggota Baru PKI
Setelah sah diterima menjadi anggota, maka calon anggota harus melakukan sumpah di depan bendera palu arit. Sumpah yang diucapkan berbunyi :
“Saya, ……………, menyatakan persetujuan saya pada Program dan Konstitusi Partai, dan dengan ini menyatakan kesediaan saya untuk menjadi anggota PKI.
“Saya bersumpah akan memenuhi semua kewajiban Partai; memelihara kesatuan Partai; melaksanakan putusan-putusan Partai; menjadi contoh dalam perjuangan untuk tanah air dan rakyat; berusaha menjadi contoh dalam kehidupan sehari-hari; meneguhkan hubungan massa dengan Partai; berusaha memperdalam kesadaran dan menguasai prinsip Marxisme-Leninisme; berterus-terang dan jujur kepada Partai; menaati disiplin Partai; menjaga keselamatan Partai.
“Demikianlah pernyataan dan sumpah saya kepada Partai Komunis Indonesia, Partai yang saya junjung tinggi dan saya cintai”.Dengan rampungnya pengucapan sumpah, biasanya akan ada adegan pelukan antar anggota sebagai ucapan selamat kepada sang kamerad baru. Selamat datang dan bergabung dengan Partai Komunis Indonesia. Selamat bersiap untuk menyongsong kejadian mengerikan di penghujung September 1965.
Iuran Anggota PKI
Setelah sah menjadi anggota PKI, selain menaati AD/ART, anggota juga harus membayar iuran partai. Nominalnya bervariasi tergantung penghasilan anggota. Menurut konstitusi PKI tahun 1954, besarnya iuran partai adalah Rp. 0,5 untuk anggota berpenghasilan kurang dari Rp. 150 dan untuk anggota berpenghasilan Rp 651 ke atas, iuran partai adalah sebesar 1,5% dari penghasilan kotor.
Yang menarik iuran adalah CDB (Comite Daerah Besar/Tingkat Provinsi) dan CP (Comite Pulau). Hanya sebesar 10% dari dana yang disetor anggota masuk ke kas CC (Comite Central/Tingkat Pusat).Beberapa sumber menyebutkan, dana dari iuran anggota mampu digunakan untuk membangun gedung pusat CC PKI di Kramat Raya, Jakarta. Untuk ukuran waktu itu, gedung PKI adalah gedung parpol yang paling mentereng, sebelum diamuk massa di akhir 1965.
Ketegasan Aturan Partai
Baca juga : Disparitas Dua Alun-Alun di Kota MalangBeberapa anggota PKI tercatat telah mengalami pemecatan akibat perilaku buruk mereka. Salah satunya adalah pelukis ternama bernama Sudjojono yang dipecat sebagai anggota DPR dari PKI karena berselingkuh. Tindakan ini dianggap mencederai moral komunis yang menyebutkan kaum komunis tidak menyukai perselingkuhan dan perceraian.
A. S. Dharta, salah seorang anggota Konstituante dari PKI yang sempat mengalami pemecatan. Budayawan Lekra ini sempat melakukan melakukan otokritik dan akhirnya dipecat pada 1957. (Sumber) |
Jumlah Anggota Baru PKI Berlipat Ganda
Hingga tahun 1962, berdasarkan kongres-kongres PKI, tercatat sebanyak sekira 2 juta anggota PKI aktif. Jumlah ini meningkat lebih dari 10 kali lipat dibandingkan 10 tahun sebelumnya yang hanya sekitar 126 ribu anggota. Peningkatan jumlah anggota yang seperti pertumbuhan bakteri ini sesuai dengan rencana perluasan anggota oleh Politbiro CC PKI dalam Nota No. 5/1954. Badan tersebut membuat target bagi masing-masing tingkat provinsi setidaknya bisa melipatgandakan jumlah anggota hingga lima kali lipat.
Maka, segala kegiatan partai untuk menarik anggota secara besar-besaran terus dilakukan hingga ke daerah. Melalui Departemen Agitasi dan Propaganda (Depagitprop), penerbitan buku dan segala bentuk pendidikan kepada calon anggota PKI adalah beberapa cara agar target pelipatgandaan anggota bisa sukses.
Grafik peningkatan jumlah anggota PKI yang didapat dari laporan kongres-kongres PKI |
Komik yang menceritakan anggota PKI sedang mengajarkan tata cara pencoblosan untuk memberikan suara pada PKI di Pemilu 1955. Semua terkejut, PKI yang babak belur di awal dekade 50an akibat Pemberontakan Madiun 1948, berhasil masuk 4 besar dan mendominasi di beberapa daerah. Partai itu kembali bersinar sebelum ajal menjemputnya. (Sumber) |
Suka atau tidak, PKI telah mencatat sejarah sebagai partai yang pernah berkembang dengan cukup pesat. Meski ajaib dan mengejutkan, sudah lebih dari setengah abad partai ini
sirna. Jangankan ingin menjadi anggota, menyebut namanya saja bagi
sebagian besar orang seakan dosa yang tak akan diampuni. TAP MPRS pun melarang partai ini dan segala hal berbau komunis untuk disebarkan di Indonesia.
Memang, kisah mengenai PKI masih diselimuti awan hitam dan penuh kontroversi. Meski begitu,
kisah perekrutan calon anggota PKI menjadi sejarah yang mau tak mau
adalah bagian dari perjalanan kehidupan politik di negara kita.
Disclaimer : Artikel ini tidak bertujuan mengajak seseorang untuk menjadi anggota Partai Komunis Indonesia. Hanya sedikit berbagi informasi tata cara perekrutan calon anggota PKI yang sumbernya bisa dilacak dari dokumen Arsip Nasional RI. Sejarah PKI antara 1950-1965 masih cukup banyak yang belum digali dan bisa dipelajari. Sejarah PKI setelah September 1965, bukan ranah penulis untuk menuliskannya karena masih banyak mengandung kontroversi.
Sumber :
Dalam jaringan
www.marxist.org
Luar jaringan
Majalah Historia Nomor 26
Buku Lekra dan Geger 1965 terbitan Tempo
Tags
Sejarah
Widih...judulnya ngeri-ngeri sedap, pas dibaca memberi pengetahuan. Mantap sekali bung !!!
ReplyDeletehehe ngeri ya mas
DeleteSaya mau jadi ibu yang baik untuk anak saya tidak ingin jadi apa-apa selain menjadi madrasah pertama dan selamanya bagi buah hati saya
ReplyDeletesepakat mbak
DeleteIklan adsensenya sampai bergambar botak karena bahasannya berat. Hehe.
ReplyDeleteSipp. Ntar kubaca lagi, cz ini butuh brain dulu.. *pasang otak*
hahaha adsensenya pinter ya
Deletesaya malah iklannya Tirto ID pembunuhan jendral hiii
Duh bacanya jadi deg-degan tapi menarik ternyata dulu jd partai favorit ya
ReplyDeletePKI memang menarik sejarahnya mbak
DeleteBerasa baca buku PKn ini gue. Hahaha. Tapi kayaknya nggak akan mungkin ada di pelajaran sekolah. PKI, kan, begitu ditakuti~
ReplyDeleteNggak takut digrebek ormas nulis beginian, Bang? Wqwq.
gag perlu takut mas
Deletegak ngelanggar kan ? hehe
Bahasannya kelas berat nih, salut utk ulasan sejarahnya.
ReplyDeletehehe terimakasih
DeleteMasih dibahas aja nih momen patah hati nasional. Berkesan sekali sepertinya mas? Hahaha -_-
ReplyDeleteDi tengah kontroversi tentang PKI, mas Ikrom bisa membuat ulasan sejarah yang sangat apik tentang PKI ;)
Terima kasih atas sharingnya mas :D
momen patah hati tercetak sejarah kan mas
DeleteAku ikut Partai Kasih Istri aja deh, Mas. :)
ReplyDeletesyaa belum beristri hiks
Deletesampai sekarang saya masih bingung, apa memang benar PKI itu bersalah dinaungi oleh Bung Karno ya?
ReplyDeleteMemang dia salah telah membunuh, tapi dibelakangnya apa iya?
wah ini saya tak bisa jawab
Deletekan masih gelap
Merinding baca judulnya. :'D Tapi lumayan, nambah pengetahuan.
ReplyDeletehehe iya mbak
DeleteWhew, selalu inget soal bendera yang dinaikin setengah tiang doang pas upacara SD saat momen 30 september
ReplyDeletedan dulu mikirnya PKI itu semacam penjajah, bukan partai hihihi
Akhir-akhir ini PKI kembali hangat dibicarakan yaaa
ada apakah gerangan?
apa bener PKI mau bangkit lagi??
:(
mas ny SD gak pas taun 90an ya
Deleteklo saya masih ngalami pelajaran PKI (tua baangettt)
yah begitulah fobianya sekarang
Mahal juga ya ikutan PKI. Yang bepengasilan 650, harus bayar 150... sisa 500 perak O_O
ReplyDeleteiya mahal ya mbak
Deletetapi itu uang pangkal sih
klo yg iuran ga sebanyak itu
jadi begitu, perekrtuannya. Ilmu2 komunis dari barat sama timur sampai harus diperdalam banget. Untunglah komunis di negara ini dibabat.. kalau ada kemungkinan untuk jadi negara seperti korea utara... ah sudahlah
ReplyDeleteah sudahlah jangan diandaikan
Deleteklo sekarang pure komunis mana bisa coba
2017 gitu
sungguh mnearik judulnya dan penuh kontroversi sih. luar biasa banget bagaimana PKI mampu mengembangkan organisasinya. positifnya kita bisa menggunakan caranya untuk membangun organisasi
ReplyDeletenah
Deleteambil sisi positifnya
memang PKI bagus di rekrutmen mas
bisa dicontoh klo mo bikin usaha sih hehe
Ih kemarin sempat nonton filmnya seklias
ReplyDeleteserem bets -_-
penuh dor dor dor
dulu malah digiring ke aula mas nonton bareng hiii
Deleteemang serem
denger lagu pembukanya aja udah ngeri
sejarah masa lalu sebenarnya menarik untuk kita tahu, aku pun pengen nonton film dokumenter kalau masih ada tentang kemerdekaan Indonesia.
ReplyDeleteliat film dokumenter emang asyik koh
Deleteaku jadi,.,.... diri sendiri aja deh. ahahahah. jadi diri sendiri aja susah.. apalagi jadi pki?
ReplyDeleteHa... betul betul betl
DeleteAyo daftat
ReplyDelete