|
Keluarga selfie bahagia dan sejahtera. Sesuai amanat Pancasila dan UUD 1945. Amin |
Alhamdulillah, salah satu bucket list saya sudah tercapai.
Ketercapaian bucket list ini tanpa diduga sebelumnya. Selain
Candi Gedung Songo dan Filipina, satu bucket
list terakhir lagi yang belum saya tuntaskan adalah Kawah Putih Ciwidey. Selepas saya mendapat tiket kereta api ke
Bandung, yang terbayang di benak saya hanya taman-taman kota dan pusat
oleh-oleh. Maklum, saya sedang tidak jalan-jalan sendirian. Jadi, saya harus
patuh ke mana arah jalan-jalan selama saya di Bandung.
Eh tiba-tiba om saya yang orang Bandung mengajak kami
sekeluarga ke Ciwidey. Dia menanyakan saya mau ke mana. Lha spontan dong saya bilang
kalau bisa sih ke Kawah Putih. Alasannya, karena saya tahunya tempat wisata di Ciwidey
ya di Kawah Putih itu. Kalau kebun-kebun Stroberi sih di Malang juga banyak. Dan
juga, kalau tempat-tempat pemandin air panas juga saya sudah mblenger.
Akhirnya, selepas makan siang, kami pun berangkat. Dari rumah
om di daerah Katapang, Soreang untuk menuju ke lokasi wisata ini ternyata tak
membutuhkan waktu lama, sekitar 30 sampai 45 menit. Sesampainya di Kecamatan
Ciwidey, jalan mulai berliku.
Jalan yang hampir sama ketika melewati Kota
Wisata Batu. Kebun-kebun stroberi sudah tampak di depan mata. Kalau ada banyak
waktu dan uang sebenarnya mau juga sih memetik stroberi itu. Tapi lain kali
saja lah.
|
Kebun stroberi di Ciwidey |
Meski pemandangannya indah, namun sayang hal itu dicederai
oleh para pengendara motor yang ugal-ugalan. Mereka jarang sekali yang memakai
helm. Banyak juga para pengendara masih merupakan anak di bawah umur. Yang begidig,
mereka sering saja menyalip mobil tanpa aturan. Aduh, itu kalau ada apa-apa ya
gimana. Belum lagi jalanan sempit.
Dan benar saja, baru saja saya kepikiran
akan tindak-tanduk para pengendara tersebut sebuah kecelakaan terjadi. Seorang pemuda
yang mengendarai motor menabrak sepasang suami istri paruh baya yang sedang
berboncengan. Tuh kah dibilangi. Kata om, banyak anak-anak di situ yang punya
prinsip “Kumaha Aing”, kalau diterjemahkan dalam bahasa Inggris berarti “Opo
jareku”, terserah guwe. Waduh, kok gitu ya.
|
Jangan ditiru ya teman-teman |
Yang tak habis pikir kok tidak ada polisi lalu lintas ya. Padahal
suasana masih liburan. Kontras sekali dengan apa yang saya amati di daerah Kota
Bandung. Polisi lalu lintas begitu banyak terutama di perempatan dan siap
menilang siapa saja yang menyalahi aturan. Lha ini ?
Oke, selepas berlika-liku akhirnya saya sampai di pintu
masuk Kawah Putih. Selepas membayar karcis, kami harus meneruskan perjalanan
sekira 5 km. Wah jauh juga. Jalan yang dilalui semakin sempit dan licin. Harus ekstra
hati-hati. Oh ya, sebenarnya untuk menuju kawah putihnya harus menaiki mobil
semacam mikrolet bernama ontang-anting. Saya tak tahu bayarnya berapa.
Kalau menggunakan
mobil pribadi, akan dikenakan biaya yang jauh lebih tinggi, yakni 50.000 per
mobil. Tapi, melihat kondisi dan situasi yang sudah bermobil enak, lha ngapain
juga naik ontang-anting itu. Saya agak jiper melihat kondisi kendaraan yang
terbuka di kanan kirinya. Lagi dingin euy. Tapi, kalau anda yang mau mencoba
sensasiny boleh juga. Sekalian menikmati hawa dingin di sana.
|
Jalan menuju parkiran dari pintu masuk utama |
|
Halte ontang-anting |
Hingga tibalah kami di lokasi. Dan memang benar dinginnya
tak tertahankan. Lalu kamipun masuk dan dicegat oleh akang-akang yang
menawarkan masker. Satu masker harganya 5000 rupiah. Yah tempat wisata ya,
maklum. Saya membeli untuk satu keluarga. Untuk mencapai kawah ini, kita harus
berjalan dulu sejauh sekitar 100 meter dari parkiran mobil. Dan tak lama kemudian, tampaklah pemandangan air
berwarna biru yang sangat luas. Duh akhirnya.
|
Kita harus lewat jalan ini sebelum sampai ke kawahnya. Hati-hati ya dengan anak-anak
|
|
Akhirnya sampai
|
|
Gak kebayang sebelumnya bisa ke sini |
|
Harus dijepret terus |
|
Terus dan terus
|
|
Gak akan ada bosannya |
|
Karena keren sekali |
Pemandangan itu bercampur dengan kabut tipis-tipis yang
semakin tebal dan pohon-pohon yang meranggas. Eksotik. Seperti di negeri
dongeng. Saya sampai berfantasi menemukan neng sunda di sana bak turun dari
kahyangan lalu saya bawa pulang. Hahaha, ngarang. Tapi yang ada malah neng-neng
sunda yang asyik berfoto selfie. Ya sudah tidak jadi.
|
Yah si eneng foto terus |
Orang-orang sibuk berfoto ditemani para penjaja foto beserta
pedagang belerang yang berseliweran. Tampak pula beberapa pendaki yang kemungkinan
akan dan telah mendaki Gunung Patuha. Wah saya jadi ingin naik juga, kalau kuat
sih. Rute pendakian ke Gunung Patuha juga dimulai dari jalan setapak di dekat
pintu masuk obyek ini. Kabarnya, menurut para pendaki, pemandangan pada rute
pendakian sangat bagus. Wah kapan-kapan saja deh.
|
Akang penjaja foto. Kalau mau segera tercetak fotonya bolehlah menggunakan jasanya
|
|
Para pendaki Gn. Patuha yang baru saja turun |
Oh ya, beberapa hal yang menarik dari kawah putih ini pergantian
warna pada air kawahnya. Pergantian tersebut disebabkan kandungan belerang yang
ada di dalamnya. Karena senyawa belerang memiliki beberapa bentuk tingkatan
oksidasi, maka warnanya berubah-ubah. Hayo tebak, berapa tingkat oksidasi
senyawa sulfur jika warna kawah putih menunjukkan kebiru-biruan?
|
Belerang yang jika dalam larutan akan memiliki beberapa tingkat oksidasi |
Karena mengandung belerang, maka kita akan merasakan bau
yang cukup tajam. Di sinilah tetiba sepupu dan adik saya mulai mual. Adik saya
sendiri memang menderita Altitude
Mountain Sickness (AMS). Jadi, dia tak tahan jika berada pada daerah dengan
ketinggian tertentu seperti kawah putih ini yang memiliki ketinggian 2000an
dpl.
|
Jangan lupa foto si sini ya |
Oke, jadi saya tak bisa berlama-lama. Belum lagi kabut
semakin tebal dan menganggu pemandangan. Kalau tertarik ke sini lebih baik saat
musim kemarau saja agar jalan tidak licin yang menyulitkan kita.
keren yah tempatnya apalagi hawanya pasti sejuk
ReplyDeleteKeren banget
DeleteBtw, air di kawah itu bisa disentuh nggk ya?
ReplyDeleteKlo mau coba silahkan mbak, hehe
DeleteIndahnya kawah putih bang. Ingin sekali rasanya pergi kesana.
ReplyDeleteYuk ke sana, mau saya temenin?
DeleteSudah lama banget ga ke Ciwidey, jadi kangen tempat ini. Kawah putihnya keren
ReplyDeleteKe sini lagi mbak
Deletewaaaahhh seru juga nih kalau bisa main kesitu bareng temen-temen, ...
ReplyDeleteSeru banget..
Deleteini kalo wikend kan ruamenya minta ampun. pagi2 butapun kawah putih bandung ini tetep rame. ampun
ReplyDeleteIya Mbak Ben, ramenya ...
DeleteBelum kesampaian nih ke kawah putih. Tempatnya indah banget, kece buat dipake background foto. Eh iya kira2 ads gak ya pengunjung yang sentuh air kawahnya? Hehe
ReplyDeleteAda beberapa yg mencoba mbak tapi masih ragu2 gitu
Deletealkhamdulillah, wishlistnya udah terkabul mas :)
ReplyDeleteuntung juga itu, sepi pengunjung kayaknya, jadi bisa bener-bener menikmati si kawah putih. mau foto-foto kece pun bisa dapet kayaknya. sayang, ngga dapet teteh-teteh sunda wkwkwk
oh ada jalur pendakian juga to di deket kawah putih, baru tau saya ^^
Alhamdulillah
DeleteHaha iya blm dapet mas kumaha atuh
Iya saya juga baru tau itu mereka keluar lewat Mana saya juga blm ngerti
wilayah Ciwidey emang makjleb banget sih, apalagi kawah putihnya emang fenomena alam yang menakjubkan...tapi kalau saya ke Ciwidey palingan menyambangi blogger cantik, neng Santika fadilah doangan jeh
ReplyDeleteHayo siapa itu mang?
DeleteWaaah, boleh juga tuh, memang enaknya pas musim ga hujan ya, Kang.
ReplyDeleteIya pas kemarau gini
DeletePengen!
ReplyDeleteYuk ke sini
DeleteMasya Allah...
ReplyDeletekeren keren bang :D
Iya keren sekali ciptaan Allah ini
Deletewah indah banget ya mas, kapan kapan mau ke sana deh :D
ReplyDeleteHayuk ke sini
Deletepengen ke sini, dari kemarin. semoga ada kesempatan ke situ. Kalau Bandung kemarin pernah ke Gunung Tangkuban Perahu pemandangannya mantep juga mas
ReplyDeleteaku malah belum pernah ke TK Prahu mas
DeleteCakepppp.... Pengen juga kesini nih kalau suatu saat bisa kebandung. :)
ReplyDeleteyuk ke sini mas
Delete