Saya harus bisa ke sana !
Tekad itu begitu kuat setelah mendengar cerita gagalnya
beberapa rekan dan tetangga yang akan mengunjungi salah satu kampung tematik terbaru di Kota Malang. Bukan isapan jempol para kerabat saya itu
gagal untuk mendatanginya. Selain letaknya yang cukup jauh dari pusat Kota
Malang, keberadaan tempat ini masih berupa “katanya”. Kalau orang Malang
bilangnya “jarene”. Waduh, ini berasa mencari lokasi di mana telak atlantis
itu. Haha lebay.
Sebelum memulai perjalanan di suatu minggu pagi, saya
mencari informasi lengkap mengenai kampung tematik yang bernama kampung topeng
ini. Ternyata, menurut informasi yang saya dapat, kampung ini berada di daerah
Tlogowaru. Daerah ini sering saya datangi karena ada sebuah SD tempat berlangsungnya aneka workshop. Hmm, jauh juga. Di ujung tuiumuuur kota (ini saking juuuuauuuuuhnya).
Selain mengandalkan informasi dari internet, saya juga mencoba mencari lokasi tempat
wisata ini dari Gugel mep. Setelah menimbang dan memutuskan, saya akhirnya
menemukan titik awal perjalanan dimulai Perumahan Citra Garden City.
Perumahan ini berada di sebelah selatan SMP Negeri 10 Malang
dan di seberang jalan SMA Negeri 6 Malang. Tepatnya, di kawasan Jalan Mayjend
Sungkono, Kota Malang. Saya menemukan jalan tercepat di gugel mep dibandingkan
dari arah SD yang saya katakan sebelumnya dan dari arah Jalan KH Malik Dalam
yang dekat dengan Perumahan Buring Satelit. Sesampainya di depan pintu masuk
Perum Citra Garden City , saya menemukan papan petunjuk
jalan menuju kampung wisata ini. Ah, tepat kan dugaan saya. Hanya saja, kaki
saya langsung lemas. Jarak kampung itu masih sekitar 5 km.
|
Dari perumahan inilah perjalanan saya dimulai |
Oke tak masalah. Saya kan sudah niat. Motor pun membelah jalan
perumahan elit itu. Lama-lama jalan semakin menanjak yang menandakan saya
sedang melewati Perbukitan Buring. Perbukitan ini memang menjadi daerah terakhir
wilayah Kota Malang di sisi timur. Dari perumahan ini sebenarnya kita bisa
berhenti sejenak untuk sekedar melihat pemandangan Kota Malang dari ketinggian.
|
Memandang Kota Malang dari ketinggian |
Selepas melewati jalan perumahan yang mulus, saya meneruskan
perjalanan ke pemukiman jarang penduduk. Jalan pun mulai tak baik. Pemukiman
ini merupakan wilayah Kelurahan Wonokoyo, Kecamatan Kedungkandang. Kontur tanah
yang tak stabil dan jauh dari peradaban membuat tak banyak penduduk tinggal di
sana. Meski, daerah ini masih merupakan wilayah Kota Malang dan belum masuk
wilayah Kabupaten Malang.
Hingga pada suatu pertigaan, saya harus berbelok ke arah
kanan setelah melihat papan petunjuk jalan menuju kampung wisata ini. Jalan pun
ternyata semakin hancur dan sempit. Tak disarankan menggunakan mobil ketika
melewati jalan ini. Di kiri kanan jalan sendiri tampak rimbun dengan perkebunan
tebu dan perladangan. Tak ada rumah. Tak ada warung. Tak ada orang. Hanya
sesekali saja pemotor lewat. Ah, sungguh tempat yang terasing.
|
Setelah jalan perumahan, medan jalan berubah menjadi seperti ini |
|
Hanya sesekali saja ada motor lewat |
Lama juga saya melewati daerah dengan kesunyian itu. Lalu, saya menemukan rumah penduduk
lagi. Beserta papan penujuk jalan menuju kampung wisata itu juga saya temukan. Ternyata
sudah dekat. Tapi, saya harus melewati barongan (hutan kecil) lagi. Barongan
ini terbelah oleh jalan paving. Saya yakin, pasti jalan ini baru dibangun.
Beberapa saat kemudian, tampaklah kampung itu.
|
Kalau sudah lewat jalan ini, artinya sudah dekat |
Ah tak sia-sia hampir 45 menit perjalanan saya dari rumah.
Saya sudah melihat tulisan selamat datang dengan topeng besar di belakangnya.
Saya pun lalu mencari tempat parkir motor dan memarkirkan motor saya di sana.
Ternyata, suasana masih sepi. Padahal sudah jam 10 pagi. Hanya ada beberapa
pengunjung yang mulai asyik berfoto selfie. Saya pun akhirnya mulai menjelajah
setiap spot demi spot.
|
Nama kampung ini sebenarnya adalah Kampung Kesetiakawanan Sosial |
Spot utama dalam kampung topeng ini adalah dua buah topeng
berukuran raksasa. Kedua topeng ini merupakan karakter Raden Panji Asmoro dan
Dewi Sekartaji. Kedua karakter topeng adalah karakter protagonis. Keduanya
merupakan pasangan sejoli dari Kerajaan Jenggala dan Kediri. Kisah kedua tokoh
ini sering dipentaskan dalam tari topeng Malangan. Di bawah kedua topeng
berukuran besar itu, dipasang puluhan topeng dengan ukuran yang lebih kecil
dari berbagai karakter.
|
Spot utama, dua karakter protagonis. Raden Panji Asmoro dan Dewi Sekartaji |
|
Karakter topeng dengan ukuran lebih kecil di spot utama |
Spot kedua adalah puluhan topeng yang ditempel di sebuah
tebing bercat biru. Meski juga terdapat
aneka karakter, pada spot ini lebih didominasi karakter topeng bapang.
Topeng-topeng ini disusun sedemikian rupa menyatu dengan batuan dan tebing
dinding sehingga sangat pas untuk berfoto. Di dekat spot ini juga terdapat
warung-warung makanan yang menjual aneka makanan. Sayang, ketika saya ke sana,
tak satupun warung yang buka.
|
Karakter topeng di spot kedua |
|
Warung yang masih tutup |
Spot selanjutnya adalah jajaran topeng yang dipasang di
pinggir pagar. Hanya saja, untuk berfoto di spot ini cukup sulit karena
merupakan turunan tajam. Meski pengelola telah memasang tempat pijakan untuk
berfoto, namun pengunjung jarang yang berfoto di sini. Pada spot ini, topeng
yang dipasang juga aneka jenis. Namun, lebih banyak tohoh abdi (pembantu) dan
tokoh kelana suwandana (tokoh antagonis).
|
Spot foto ketiga |
Spot-spot foto lainnya berupa mural rumah penduduk dan
beberapa bangunan yang dicat dengan karakter topeng malangan. Mengingat wisata
ini merupakan kampung tematik, maka di sekitarnya merupakan rumah penduduk.
Sama halnya dengan penduduk di kampung warna-warni Jodipan, mereka juga
menyediakan aneka fasilitas bagi wisatawan, seperti toko makanan-minuman,
toilet, hingga ada tempat bermain anak.
|
Mural-mural |
Sebenarnya, tempat ini sangat pas dijadikan rujukan rekeasi keluarga. Selain murah, hanya perlu
membayar ongkos parkir 3000 rupiah, berkunjung ke Kampung Topeng ini bisa
menjadi sarana belajar anak. Apalagi, ada beberapa pelajaran di kelas 4 dan 5
SD yang mengupas banyak masalah karakter topeng. Meski sayang, tak banyak informasi
mengenai topeng pada kampung ini. Juga, karakter-karakter topeng tidak
dikelompokan sedemikian rupa sehingga cukup menyulitkan pengunjung untuk memahaminya.
|
Rumah penduduk |
|
Tempat bermain |
Kampung yang dicanangkan oleh Disbudpar Kota Malang dan
dibina oleh Kemensos RI ini harus terus banyak berbenah. Selain akses jalan
yang harus dibenahi, beberapa fasilitas pendukung lain seperti papan informasi
juga harus diperbaiki. Tak hanya itu, kampung wisata ini juga belum terkespos
secara luas. Padahal, kampung tematik Jodipan sudah sangat kondang. Setiap hari,
ratusan orang mendatanginya. Mungkin, pihak terkait bisa menyebar informasi
kepada wisatawan yang mengunjungi kampung Jodipan. Bahkan, jika ada usaha
lebih, ada sebuah moda transportasi terintegrasi yang menghubungan
kampung-kampung tematik di Kota Malang. Misalnya, pengunjung dari kampung
Jodipan bisa menggunakan fasilitas ini untuk menujun kampung topeng dan
beberapa lokasi wisata lain di Kota Malang.
|
Fasilitas parkir dan gazebo |
Paling tidak, selain mengangkat perekonomian warga sekitar,
stigma negatif warga Dusun Baran, tempat berdirinya kampung topeng ini bisa di
ubah. Bukan rahasia lagi, kampung ini dikenal sebagai daerah penampungan
pengemis dan gelandangan. Tak hanya itu, beberapa kelurahan di Kecamatan
Kedungkandang yang saya lewati tadi juga merupakan kelurahan-kelurahan dengan
kondisi perekonomian dan sosial paling tertinggal diantara kelurahan lain di
wilayah Kota Malang.
|
Warga akan terberdayakan |
|
Karakter topeng sangatlah beragam, seperti karakter orang Indonesia |
Sebagai kecamatan yang paling tertinggal, pembangunan di
Kecamatan Kedungkandang sendiri tidak merata. Pembangunan lebih banyak
dilakukan di kawasan Sawojajar (sebelah utara). Di sana sudah lengkap dengan
aneka pasar, sekolah, tempat hiburan, bahkan baru dibuka kedai J-Co di sana. Kontras dengan hal itu, wilayah
selatan Kecamatan Kedungkandang yang dilintasi Perbukitan Buring sangat
mengenaskan. Jangankan pasar atau minimatket, bisa melalui jalan berbatu tadi
saja, apalagi ketika hujan tiba sudah alhamdulillah. Pembangunan di kawasan ini
lebih banyak berfokus pada perumahan elit untuk masyarakat menengah ke atas. Inilah salah
satu pekerjaan bagi Pemkot Malang untuk mengatasi ketidakmertaan ini.
Pembangunan kawasan wisata kampung tematik bisa menjadi awal yang bagus.
Nah, bagaimana, apakah anda tertarik mengunjunginya?
Sumber Bacaan : (1) (2)
Peta Wisata Kampung Topeng
Ternyata ada tempat keren juga di Malang :D Maklum, meski dekat tapi jarang ke sana. Semoga lain kali bisa mampir :)
ReplyDeletemonggo mampir mbak
DeleteUnik juga ya wisata kampung topeng ini, berangkat rame2 pasti lebih nyaman dan seru.
ReplyDeleteiya rame2 aja jauh dan jalannya rusak soalnya
Deletesering baca postingan teman di IG tentang Margo Mulyo, semoga suatu hari bisa ke sana juga. Aamiin..
ReplyDeleteiya silahkan ke mari....
Deletewuuuih, malaang. keren banget sekarang pariwisatanyaaa.
ReplyDeleteharus dong, Malang gitu...
Deleteitu nulisnya kudu tuimuuuuur gitu mas? wkwk
ReplyDeletekalau lebih jauh lagi jadi apa? tuwiiimiuuur? *oke ngga penting
mungkin promosi dari pihak terkait ttg kampung tematik ini belum maksimal mas, makanya kurang terekspose ke publik. nah bisa jadi setelah njenengan nulis, bakal booming di seantero malang raya hehe.
iya itu, jalan buat ke desanya kurang bagus, masih "nggronjal-nggronjal" banget. kurang nyaman buat para pengunjung yang mau mampir kesana :(
haruuuuus dong mas haha
Deleteiya ini promosinya kurang disbudparnya ke mana aja
amin semoga kasian orang2 sana soalnya
tapi jalannya harus dibangun juga
Spot malang sekarang mana yg ga instagramable xixii
ReplyDeleteAku pernah liat di acara mission x di trans trus takjub yang desa jadi warna warni gitu
di mana2 sekarang mana yg gak instagramabel mbak
DeleteMeskipun kelihatannya artistik, aku kok agak ngeri ya kalau misal ngelihat banyak topeng begini. Ngerinya karena mirip wajah manusia beneran hihihihi :)
ReplyDeleteyah masnya clown fobia ya
Deletebisa jadi penyemangat lari nih
dikejar topeng hehe
Indah banget Malang yak, doain saya bisa kesana yak :D
ReplyDeleteamiiin hayuk ke sini mbak
DeleteWah,,,kampung baru lagi,,,padahal jodipan saja aku belum sempat pulang untuk berkunjung...yah sayang banget kalau tidak banyak info dan pengelompokan topengnya...Hmmm tlogowaru,,,sepertinya aku pernah ke sana deh
ReplyDeleteYang lagi di Malang, wajib banget mampir tempat ini. :D
ReplyDeleteMalang penuh dengan tempat wisata klasik yang unik, ya? :D
ReplyDelete