Saya masih belum yakin kalau bangunan besar di depan saya
itu adalah sebuah museum.
|
Jelangkung dan Nini Thowok ternyata juga bisa digunakan mengobati orang terutama anak-anak. Caranya dengan menuliskan penyakit sang anak melalui kapur yang ditancapkan pada boneka. Dengan magis, kedua boneka ini akan memberi tahu cara pengobatan penyakit seorang pasien |
Selepas tiba di bilangan Jalan Indrapura No 17 Surabaya, hati saya masih bimbang. Seperti
biasanya, teriknya panas langsung menghujam tubuh saya. Tampak samar-samar di
seberang jalan sebuah bangunan sekolah SMA Katholik Stella Maris yang masih sepi. Memberanikan
diri masuk ke dalam bukanlah pekerjaan mudah. Masih antara ya dan tidak, langkah
kaki saya terasa berat.
“Museumnya buka, Pak?” tanya saya kepada sang satpam.
“Oh, buka, Mas. Masuk saja. Sepeda motor diparkir di dalam.”
Langkah saya menjadi ringan. Saya hanya takut kalau
kedatangan saya ke sini akan gagal lagi lantaran museum ini tutup. Selepas memarkir
motor, saya dan teman lalu beranjak ke lokasi di mana museum berada. Lokasi museum yang bernama Museum Kesehatan dr. Adhyatma
ini menempati sebuah bangunan bekas rumah sakit tua. Jadi, ketika anda
mendatangi lokasi museum ini yang ada di benak anda adalah sedang berada di
rumah sakit.
Setelah melangkah beberapa saat, saya tiba di pintu loket. Seorang
petugas pria paruh baya siap melayani saya dengan ramah. Beliau meminta saya
membayar tiket seharga 1500 rupiah untuk tiap orang. Harga yang sangat murah. Di
depan loket ini pula terpampang dengan jelas rute kunjungan yang harus dilalui
oleh pengunjung dan beberapa prasasti peringatan tentang bangunan ini.
|
Loket sebelum kita masuk museum. Harap bersabar, bapak petugas loket sering tiba-tiba menghilang entah ke mana |
Ada 3 bagian utama dalam museum ini, yakni kesehatan
sejarah, kesehatan iptek dan kesehatan budaya. Pengunjung yang mengunjungi
museum ini harus mengikuti alur ketika akan belajar dan memahami masalah
kesehatan dari masa ke masa.
Bagian pertama yang saya masuki adalah kesehatan sejarah. Di
sini terpampang jelas sejarah kesehatan manusia mulai dari zaman prasejarah
hingga masa sekarang. Bagian ini sendiri terdiri dari beberapa sasana, antara
lain sasana sejarah instansi, sasana alat non medis, dan sasana alat medis.
Pada sasana sejarah instansi sejarah ini, dipamerkan berbagai
sejarah mengenai dunia kesehatan di Indonesia dan dunia. Mulai dari sejarah
teknik mengobati orang di berbagai belahan dunia hingga gambaran wabah penyakit menular. Pengunjung bisa melihat repro
foto kegiatan pengobatan mulai dari Jazirah Arab, Tiongkok, Eropa, hingga
Amerika. Selain itu, pada sasana ini dipaparkan pula sejarah beberapa rumah
sakit, dokter, bidan, dan tenaga medis lain di Indonesia. Terpampang pula
foto jajaran Menteri Kesehatan Indonesia dari masa ke masa. Tak hanya itu, terdapat
pula dokumen penting sertifikat dokter dan bidan pada pasca kemerdekaan dan baju
yang digunakan tenaga medis.
Sedangkan, pada sasana alat non medis, banyak terpampang
berbagai alat untuk mendukung pengobatan seseorang. Beberapa diantaranya adalah
kursi roda dan tongkat untuk berjalan. Selain itu, ada juga beberapa instrumen
di rumah sakit yang digunakan untuk mendeteksi penyakit pasien. Beberapa diantaranya
sering saya gunakan ketika kuliah dulu. Ada spektofotometri yang digunakan
untuk mengukur absorbasi suatu larutan. Kromatografi gas untuk mendeteksi
zat-zat di dalam urin secara detail, dan ada juga sentrifugasi untuk
pemeriksaan sampel darah.
|
Kasur bedah operasi kelahiran |
|
Tongkat membantu berjalan |
|
Kursi roda |
Pada sasana medis terdapat alat-alat yang digunakan untuk
memeriksa pasein secara langsung. Mulai stetoskop, tensimeter, dan jarum suntik. Ada
juga alat untuk kesehatan untuk ibu hamil dan bayi seperti kasur untuk
persalinan hingga alat pengukur tinggi dan berat bada bayi. Terpampang juga
berbagai mikroskop dan media pengembangbiakan bakteri dan materi genetika lain
serta beberapa contoh alat untuk melakukan aborsi.
|
Alat tes kesehatan mata |
|
Jejeran mikroskop dan furnis |
|
Alat aborsi. Jangan dicoba ya! |
|
Ampuuun dokter Giggles, jangan cabut gigi saya. Eh dia dokter gigi bukan ya |
Selepas puas melihat koleksi di ruangan kesehatan sejarah, saya beranjak ke ruangan
kesehatan IPTEK. Ruangan ini berisi segala penelitian medis yang berguna bagi
kesehatan manusia. Mulai dari tanaman dan hewan yang dapat digunakan untuk
sarana pengobatan manusia, macam-macam tanaman TOGA dan jamu, hingga hewan dan
tumbuhan yang bisa menjadi vektor penyebab penyakit manusia. Selain itu terdapat juga beberapa riset
mengenai kesehatan manusia beberapa manusia terakhir yang melibatkan tanaman dan hewan.
|
Berbagai jenis tanaman TOGA |
|
Banyak tikus di rumahmu... gara-gara kamu, malas bersih-bersih |
Namun, ada satu ruangan
khusus yang menurut saya aneh. Di sana dijelaskan potret penampakan makhluk-makhluk
halus yang terekam jelas. Ada pula sebuah buku juga berisi kekuatan yang terdapat
dalam tubuh untuk menyehatkan tubuh itu sendiri. Kalau tak salah namanya self
healing. Ada juga skema pancaran energi kosmis di dalam bangunan museum itu yang
secara sains bisa dijelaskan meski bagi saya itu masih mengandung nuansa
mistis.
|
Ruangan yang misterius itu |
|
Foto-foto penampakan itu |
Entah, di ruangan berukuran 2x2 meter itu tangan saya
selalu tremor jika mengambil gambar. Kepala saya mulai agak berat. Apalagi,
setelah melihat beberapa potret di dalamnya, seperti gambar Nyi Roro Kidul dan
semacam penampakan telapak tangan di Turki, kepala saya tambah berat. Mungkin juga karena saya belum makan. Meski begitu, saya masih
belum mengerti maksud dari pemajangan benda-benda di ruangan ini.
Saya lalu menuju bagian akhir dari lorong di sejarah IPTEK
ini yakni mengenai proses daur ulang yang ada di rumah sakit. Tak semua barang-barang bekas untuk pasien dibuang. Beberapa
bahkan digunakan untuk kerajinan tanggan. Tapi tentunya pembuatan kerajinan itu dilakukan setelah bekas alat kesehatan melewati
tahapan penting seperti sterilisasi. Satu hal yang unik adalah adanya daur ulang
kotoran manusia yang digunakan untuk makanan. Daur ulang ini menurut informasi
yang saya baca sering dilakukan di Jepang. Bagi anda yang sudah ke Jepang, apa
memang benar adanya ?
|
Nyobain kerja di sini, gimana ya rasanya |
|
Daur ulang bekas alat-alat kesehatan |
Nah bagian terakhir dari museum ini adalah kesehatan
sejarah. Bagian ini adalah bagian favorit karena memuat teknik pengobatan
tradisional yang dilakukan. Mulai dari TCM, akupuntur, bekam, hingga pengobatan
tradisional yang berbau mistis. Diantaranya jailangkung, santet dan prapen. Untuk
santet sendiri terpampang rambut dan paku yang berhasil dikeluarkan dari sang
penderita. Jujur, saya tak nyaman ketika melihatnya sehingga terpaksa tidak
saya potret. Ada juga yag membuat saya miris adalah tempat pemasungan untuk
pasien penyakit jiwa. Di dalam keterangannnya, pasung itu telah digunakan selama
puluhan tahun. Pasung ini malah sering digunakan untuk menjaga agar sang pasien
tidak menganggu orang. Padahal, pasien penyakit jiwa perlu terapi kesehatan
yang benar.
|
Alat pasung |
|
Pengbatan sangkal putung |
Selain itu, terpampang juga beberapa teknik pemijatan dan
tradisi puasa di beberapa daerah. Ada juga beberapa permainan tradisonal selain
jelangkung tadi. Ada ouija dan no maca. Keduanya merupakan permainan yang juga
mengandung mistis. Terdapat juga beberapa juga potret sinar X yang menunjukkan
pasien yang mengalami santet berupa paku di perutnya.
|
Semacam primbon |
|
Oija, pernah main ? |
|
Permaian no maca (macanan), pernah main juga ?
|
|
Matanya adik bayi kenapa? |
Sebenarnya, ada sebuah ruang museum yang belum saya masuki. Sebuah bekas kamar mandi yang konon menjadi pusat kekuatan mistis di museum ini. Bangunan tersebut hanya boleh dimasuki dengan izin khusus petugas. Ruangan ini juga sering menjadi ajang uji nyali beberapa acara TV swasta. Lebih baik tidak dikunjungi saja ya.
Meski lengkap, sayang museum ini sangat sepi. Bahkan tak
banyak orang yang mengetahui kalau bangunan ini adalah museum. Tak hanya itu,
yang cukup disayangkan adalah kurangnya peringatan bagi pengunjung untuk tidak
memegang barang koleksi museum seperti pada museum-museum lain. Padahal,
koleksi museum ini berhubungan dengan kesehatan dan penyakit yang sangat rawan
mengandung bekas penyakit di dalamnya. Meski belum tentu benar, aura mistis yang sangat
terasa membuat pengunjung tak ingin berlama-lama di sana. Dan yang saya heran,
beberapa bagian pajangan atau benda tertutup oleh kain atau penutup lain yang
ternyata itu adalah masalah kesehatan kelamin. Seharusnya ada keterangan atau
pemandu yang bisa menjelaskan kepada pengunjung.
Bagaimana, tertarik mengunjunginya? Museum ini buka dari
senin hingga jumat pukul 8 pagi hingga 3
sore.
Peta Lokasi Museum Kesehatan
Kok serem gtu kayanyaa mas ya :" uda lama di surabaya tp belum pernah ke sini :"
ReplyDeleteWah kita meet up yukk..mbak lucky sama Mas ikrom, hehehe
DeleteLengkap banget museum kesehatan ya.. kebayang kalo malam, horor.
Wah kita meet up yukk..mbak lucky sama Mas ikrom, hehehe
DeleteLengkap banget museum kesehatan ya.. kebayang kalo malam, horor.
Wah kita meet up yukk..mbak lucky sama Mas ikrom, hehehe
DeleteLengkap banget museum kesehatan ya.. kebayang kalo malam, horor.
Keren dan ada aura seremnya. :D Aku belum pernah ke saja juga :'D
ReplyDeletehoror mas. museum tempatnya di bekas rumah sakit.
ReplyDeletemana dalemnya malah ada jelangkungnya juga.
trmksih bnyk bro infonya sangat bermanfaat sekali. bolehlah mampir ke tempat aq heheheh
ReplyDeletelihat peralatan medis jaman dahulu, ngeri-ngeri gimana gt. Di rumah masih ada spuit peninggalan ibu dl yang bekerja di rumah sakit jaman masih belum se-modern sekarang...spuitnya dr bahan kaca, jarumnya besar banget :D
ReplyDeleteKeren kreatif...
ReplyDeleteDitunggu info menarik berikutnya.
Lebih tertarik dengan pusaka kerisnya...
ReplyDeleteAura serem..?. Saya suka itu mas, bagus itung itung melihat benda benda sejarah
ReplyDeletepernah ke sini saya hahah museum aneh dan rada serem sampek lengkap sama alat alat santetnya hahahahah salam kenal mas dari Bondowoso
ReplyDeleteMas, kok aku agak2 serem ya, bayi yg ada di kurungan ituh... Tapi tekennya modelna unik sekali. Bagus pol, itu teken muahal bange. MAsukna murah ya 1500? hem.. aku kok tertarik ke sono walau syerem...
ReplyDeleteWah beberapa foto tidak terlihat, seperti gambar makhluk halus yang terekam kamera itu.
ReplyDeleteMuseumnya terawat ya?
Murah banget itu, Mas, cuma 1.500. :) Kayaknya sepi karena nuansanya horor gitu deh. Dari foto-foto aja gue ngelihatnya udah merinding. Apalagi itu segala ada alat buat aborsi, terus jailangkung. :|
ReplyDeleteSebenarnya tertarik melihat pameran alat-alat kesehatannya tapi kok rada was-was lihat foto-foto yang aneh. Gambar adik bayinya juga bikin saya gak jadi tertarik berkunjung. Ngeri euy.
ReplyDeleteAku baru tahu ada museum kesehatan di Surabaya. Padahal aku sering banget ke Surabaya. Lihat foto bangunannya kok klasik dan bikin aku deg-degan. Atau aku yang penakut ya, kalau masuk ke tempat begini.
ReplyDeleteBener-bener terhanyut dengan suasana mistik nih kalau berada di mesium ini
ReplyDeletewaktu baca daur ulang kotoran manusia kok rasa mual gitu ya hehe ....
baru athu saya mas kalo ada musiem kesehatan.
ReplyDeleteapa ga serem mas pas masuknya terpikir yang meninggal saat dirawat.
pas kaya dipilem jadi suster ngesrot :D
Seremmmmmm baca tulisannya aja uda kebayang suasananya hahaha apalagi museumnya bekas rumkit n rumkit kan biasanya horor ihhh ngeri *lalu menyesal baca ginian malam jumat wkwkwk
ReplyDeleteSeru juga museumnya, tapi memang dari gambarnya aja rada spooky ya.. Kalo sendirian di sana kayaknya aku gak kuat bakal langsung ngibrit... :D
ReplyDeleteHarga tiketnya super murah, itu pengobatan sangkal putung cara nya mirip dengan saya jika mengobati orang lain. Dengan anyaman bilah bambu.
ReplyDeleteBrp taon sy kuliah di ITS kok ga tau museum ini yak, kuper banget saya pas kuliah. Makasih bgt sdh di ceritakan
ReplyDeleteahaha Ya Allah.. museum biasa aja serem.. apalagi museum ini. di jakarta museum2 itu kalo sendirian mah kayak uji nyali.. ya g ada apa2 sih.. cuma kerasa ngeri...
ReplyDeletetapi seru kayaknya ke museum ini. kapan2 kalo k surabaya men ah... sekalian liat koleksi herbariumnya
Kaboooorrr.... ah aku kok takut ya lihat foto2nya ada buat pasung manusia, kursi periksa gigi dll eh ada jalangkung juga. Spooky banget tapii kok muraaah buanget HTM nya hanya Rp 1.500 tapi keren deh mbak...bisa nulis ini. Aku juga suka berkunjung ke museum. Toss.
ReplyDeleteAku penasaran sama museumnya mas. Tapi itu kok serem banget ya.
ReplyDeleteTernyata pengobatan cara klenik juga tercatat di museum ini ya. Tunggu bentar, terus kalau ngobatin pakai jelangkung gimana caranya :|
ReplyDeleteIni museumnya keren banget.. dari alat medis sampai alat santet ya mas 😂 agak syerem..hehe
ReplyDeleteMasuknya murah ini, 1.500. Awalnya saya pikir ini museum sejarah dokter aja, ternyata lebih lengkap. Bahkan ada foto2 orang yang kena santet juga. Kalau museum memang yang suka cukup terbatas ya.
ReplyDeleteTernyata peralatan kesehatan "canggih" sudah masuk indonesia taun itu ya.
ReplyDeleteBtw itu peralatan thn brp y
Coba seandainya bukanya sampai jam 11 malm, pasti akan tampak lebih horor.
ReplyDeletePermainan no naca toh itu namanya. Di tempatku namanya permainan dam-daman lho mas..hehe
ReplyDeleteCukup terawat keliatannya museum itu. Dan, banyak barang-barang yang antik dan masih terawat juga.
Oh, ya, pas mas Ikrom kesitu sepertinya terlihat sepi pengunjung. Emang lagi sepi ya..
Kok aku jadi penasaran banget ya. Belom pernah kesana. Padahal aku asli Suroboyo, hehe..
ReplyDeleteNanti deh kalo liburan panjang boleh mampir..
sudah sering lewat jalan Indrapura dan saya baru tau kalau ada museum kesehatan di sana setelah ikut tur House of Sampoerna, diberi tau oleh Guide bahwa di sana ada Museum Santet atau Mueseum Kesehatan. Sayangnya, sampai sekarang saya udah tinggal di bali belum pernah berkunjung ke sana. Dari baca blognya mas saya jadi bisa serasa berkunjung kesana :)
ReplyDeleteWah,,, ternyata ada tempat seru di Surabaya.
ReplyDeleteSepertinya museumnya cukup informatif ya. Tapi, kalo lihat foto-foto di sini kesannya museum ini agak seram. Desainnya kurang menarik. Tapi kalo lihat dari esensinya aku tetep penasaran, apalagi aku juga dekat dengan dunia kesehatan.
Kalo untuk daur ulang tinja sendiri, yang aku tahu gas-nya dimanfaatkan sebagai energi. Mungkin energinya digunakan untuk mengolah makanan. *sok tahu