Udah Lebaran aja. Maaf lahir batin ya.
Lama tak membuka blog akibat kesibukan horor di dunia nyata
membuat saya kangen ingin menulis lagi. Bermula dari jalan-jalan bersama
keluarga besar ke Surabaya, eh saya akhirnya malah ngelayap sendirian. Ujung
ceritanya bermula dari rencana keluarga besar yang akan pergi Ke Kenpark
(Kenjeran Park) untuk bermain di pantai.
Karena rombongan banyak
mengikutsertakan anak-anak kecil dan saya sudah 4 hari sejak lebaran awal
bersama mereka, jadinya saya memutuskan pergi jalan sendiri saja. Menyusuri lagi
Kota Surabaya yang hening karena ditinggal warganya mudik.
Baca juga: Petang Mencekam di Delta Plaza Surabaya
Entah kenapa, saya tiba-tiba memesan Gojek menuju arah
perumahan Darmo Satelit, di kawasan Surabaya Barat. Di kepala ini tetiba terlintas keinginan mengunjungi rekan les piano saya yang sering saya sapa ketika ke Surabaya. Eh ternyata
saya malah nyasar dan oleh yang bersangkutan disuruh menunggu saja di sebuah
Mall. Oalah, mall lagi mall lagi.
Abang Gojek menurunkan saya di sebuah bangunan besar. Panas
terik langsung saya rasakan. Setelah mendongak ke atas, saya melihat tulisan
besar “Lenmarc Mall”. Oh ini toh Lenmarc itu. Saya sering membaca nama mall ini di
iklan bioskop koran. Ya ampun jauh juga. Saya hitung, dari kawasan Jagir, lama
juga saya tadi naik Gojek. Oke, saya pun masuk dan sudah disambut oleh dua
patung gajah berukuran raksasa di depan pintu utama.
Memasuki pintu utama, saya langsung takjub. Ini mallnya sepi
sekali. Apa memang baru buka ya. Tapi, saya lihat waktu menunjukkan pukul 12
siang. Biasanya mall sudah rame. Akhirnya, saya memutuskan keliling mall saja.
Baca juga: Misteri Banyaknya Cermin pada Mall
Di lantai bawah (LG), ada banyak mainan dinosaurus berukuran
besar. Kalau saya amati, ini seperti mainan yang terdapat di Timezone. Hanya saja,
temanya dinosaurus. Jadi, ada game dinosaurus, dinosaurus yang bisa dinaiki,
hingga ada tempat pemutaran Dinosaurus. Wah asyik juga. Kalau saya tidak ingat
umur, langsung deh saya main. Tapi, masak bareng anak usia 5 tahun?
Adek pengen naek dinocaulusss |
Sepinya |
Di lantai (LG) ini selain ada mainan dinosaurus tadi,
ada juga beberapa tenant makanan dan pakaian. Hanya saja, yang saya amati, tak
ada pengunjung pun yang masuk ke sana. Beberapa
tenant masih tutup. Meski begitu, ada banyak petugas keamanan yang lalu lalang
yang mengawasi gerak-gerik pengunjung. Termasuk saya. Duh, saya jadi salting.
Transmart di lantai UG dan G |
Satu-satunya tenant yang cukup ramai adahah hipermarket
Transmart yang sepetinya baru dibuka bebarapa waktu lalu. Namun, kalau
dibandingkan dengan hipermarket lain seperti Giant dan Hypermart, masih kalah
jauh. Mengingat dan meutuskan tak ada yang bisa dilakukan, saya naik ke lantai
selanjutnya, yakni lantai G.
Baca juga: Jejak Noni-Noni Belanda di Teras Cihampelas
Ternyata, di sini saya juga tak menemukan banyak hal karena
hanya ada Transmart dan Starbuck. Mau masuk ke Starbuck kok eman (sayang). Mending
uangnya saya tabung buat modal nikah, hehe. Jadi, saya memutuskan naik ke
lantai selanjutnya, yakni lantai 1. Di sinipun, saya tak menemukan banyak hal. Ada
tenant Ace hawrdware yang ya gitu-gitu aja dan tenant pakaian, Districk 27.
Dan
itupun juga belum buka. Akibatnya, saya menemukan lagi kehampaan yang maat
sangat. Sempat terlintas untuk bermain gulung-gulung dan petak umpet di lorong tenant-tenant
itu. Namun, saya tak mau jikalau nanti diseret sekuriti (apasih).
Deretan tenant pakaian |
Saya kembali naik ke lantai selanjutnya, yakni lantai 1. Di sini,
sebenarnya banyak tenant yang menyediakan perlengkapan rumah tangga, seperti
informa, kitcenart, dan electronic solution. Tenant-tenant ini juga sudah buka
dan saya lihat barangnya cukup lengkap. Dan karena saya belum berumah tangga,
maka saya belum memutuskan akan membeli barang-barang itu. ke, saya lalu naik
lagi ke lantai 2.
Ayo maen petak umpet |
Nah di sini, tiba-tiba saya merasakan suatu keanehan. Ekskalator
yang saya naiki tiba-tiba berderak kencang. Suaranya cukup keras. Jantung saya
berasa mau copot. Di otak saya, langsung terbayang Tregedi Runtuhnya Sampoong
Mall di Korea Selatan pada 29 Juni 1995. Tepat 22 tahun lalu. Tragedi yang
menewaskan 500an orang itu benar-benar masuk di memori saya. Akibat keserakahan
pengelola Mall, bangunan maha besar itu runtuh dalam 20 detik.
Tapi, saya menenangkan hati. Itu kan dulu. Mungkin saja saya masih juga terngiang Film Trace of Love yang saya tonton beberapa waktu lalu. Lagian, Lenmarc
mall ini masih baru. Suara kencang ekskalator kan memang keras. Hanya saja,
pada mall-mall yang ramai, suara itu tak terdegar karena tertutup berisiknya
pengunjung. Lha kalau di sini, saya pengunjung satu-satunya di lantai itu. Belum lagi, di lantai 2 sedang ada pembangunan wahana bermain baru sehingga suara-suara keras juga terdengar. Setelah saya
mencari informasi di dunia maya, ternayata akan dibangun Trans Studio Mini. Horeeee.
Trans Studio Mini yang masih dibangun di lantai 2 |
Kebayang nanti bakal banyak anak-anak |
Komplek wahana ini memang akan menjadi daya tarik Lenmarck Mall. Bukan
isapan jempol, melihat mall ini yang begitu sepi, maka mall ini harus punya
daya saing. Apalagi, di sekitarnya banyak Mall yang juga mnawarkan banyak
wahana lain seperti Tunjungan Plaza, Pakuwon Mall, Marvell City, dan lain-lain.
Mall binaan Grup Darmo ini memang cukup niat. Pembangunan masih dilaksakanakan.
Ada salah satu tenant bernama Sentosa Bay Park. Asyik, berasa Singapur-singapur
gitu. Cuma, karena belum jadi, yang terlihat hanya kumpulan kayu-kayu pemisah
wahana permainan. Karena kepo saya yang berlebihan, saya memberanikan diri
masuk.
Dan alamak, saya menemukan pemandangan maha asyik yang tak saya duga sebelumnya. Pemandangan
danau di daerah perumahan Darmo satelit. Ah asyiknya. Biasanya, saya melihat
pemandangan ini di iklan properti perumahan. Ini nih kalau jalan tanpa arah,
kadang sering menemukan hal tak terduga. Meski saya gagal masuk ke sana, tapi
paling tidak saya bisa menikmatinya.
Tebak, nanti jadinya apa ya? |
Keren kan........ |
Apalagi ini........ |
Menenangkan diri di Food Court yang sepi |
Setelah puas melihat pemandangan itu, saya bergegas ke
lantai selanjutnya, yakni bioskop Lenmarc XXI. Namun, berhubung rekan saya
mengajak untuk cabut dan kita akhirnya akan makan bersama di Royal Plaza Surabaya,
saya akhirnya turun. Memandangi lorong-lorong Mall yang sepi. Sangat asyik
untuk menyendiri selain bangunan candi. Tapi, saya masih menyimpan pertanyaan
di dalam diri, apakah mall ini akan ramai jika wahana bermain Trans Studio akan
buka pada suatu saat nanti? Memenangkan persaingan merebut hati kaum hedonis di
kota ini?
Tags
Jalan-jalan
Masih suasana liburan ya mas, kayaknya duwitnya masih banyak tuh
ReplyDeletehahah iya mas amin duitku banyak
Deletetempat seperti ini yang menyebabkan perputaran uang menjadi stabil, ada sistem butuh dan di butuhkan
ReplyDeletetapi perputarannya lagi sepi, hehe
DeleteWaas sepii bingitss yaa. . Padahal kalau kesana mesti pas rame. . Hehehe serem banget kalau inget kejadian runtuhnya sampoong mall :"
ReplyDeleteini pas pada mudik mbak...
Deleteiya serem bingittt
wkwkwk sepi banget, sama kayak jalanan di jakarta pas lebaran :D
ReplyDeleteiya , khas kota besar
Deletekok jadi horor dengan ekskalatornya ya, semoga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
ReplyDeletewaduh ia itu pemandangannya bagus keren
iya duh itu ekskalatornya ampun buuk
Deletekeren kannnn
Harusnya yang jadi daya tarik tuh pemandangan danaunya. Asyik dibuat background selfie hehehe
ReplyDeleteklo saya yang jadi pengelolanya bakal tak buat gitu mbak
DeleteAsli sepi aja hehe... tapi lihat taman atau danaunya itu yang bikin segar, bener banget bisa jd background menarik buat foto itu hehe
ReplyDeleteyg bikin daya tarik emang pemandangannya itu
Deletekalau dalem mallnya ya begitulah
Semoga dengan adanya Trans Studio Mini, Lenmarc Mall bisa bertambah banyak pengunjungnya..
ReplyDeleteIndahnya pemandangan danau kayak di luar negeri aja. Bagus mbak mall nya. Kalau udha jadi pasti ramai pengunjungnya ya soalnya oke banget nih mall bikin betah orang2.
ReplyDelete