Dulu, sebagai warga Malang dan mungkin kebanyakan orang,
saya hanya mengenal 3 pantai yang ada di Malang : Balekambang, Sendang Biru,
dan Ngliyep
Kalau mau ke pantai, ya cuma ke situ-situ saja. Ditambah
lagi satu pantai yakni Kondang Merak yang pernah saya inapi ketika SMA.
Padahal, kalau saya iseng dan kepo buka atlas Provinsi Jawa Timur, wilayah
Kabupaten Malang itu luasnya minta ampun. Setelah agak pinter bisa mengakses
Wikipedia, saya baru tau kalau Kabupaten Malang itu adalah kabupaten dengan
wilayah nomer dua terluas di Jawa Timur dan memiliki panjang garis pantai
sebesar 77 km. Melintasi 6 kecamatan, yakni Donomulyo, Bantur, Gedangan,
Sumbermanjing Wetan, Tirtoyudo, dan Ampelgading.
Dengan panjang garis pantai sepanjang itu, maka seharusnya
wilayah ini memiliki pantai yang banyak juga. Tak hanya itu-itu saja. Memang,
saya sering mendengar ada pantai A, pantai B, dst., Tapi, dari kabar-kabar yang
saya dengar, akses untuk menuju ke sana sangatlah sulit. Butuh perjuangan
ekstra menaiki dan menuruni bukit. Menerjang jalan berliku dan berbatu. Belum
lagi kalau hujan, rasanya gak bakal mungkin ke sana.
Hingga tibalah, saat ada sebuah proyek maha besar bernama
pembangunan Jalan Lintas Selatan (JLS). Proyek yang membentang antara Kabupaten
Pacitan hingga Kabupaten Banyuwangi sepanjang 600 kilometer. Yang asyik,
wilayah Kabupaten Malang masuk di dalamnya. Jadi, mau gak mau, suka gak suka,
wilayah ini terkena imbas pembangunan tersebut. Yah namanya kena imbas
pembangunan untuk masa depan, ya rugi dong kalau ditolak. Makanya, sejak tahun
2002, proyek ini sudah mulai dikerjakan. Dalam masa pengerjaannya, banyak
kendala yang harus dihadapi, terutama masalah klasik : pembebasan lahan.
Alasan itulah yang menyebabkan hingga sekarang, proyek JLS
ini belum juga rampung. Di Malang Selatan sendiri, proyek yang sudah bisa
dinikmati adalah jalur dari Pantai Sendang Biru hingga Pantai Balekambang.
Jalur ini membuka banyak pantai yang sudah saya ceritakan sebelumnya. Padahal,
sejak dahulu kala, saya tak punya kepikiran untuk menjelajah pantai-pantai
tersebut. Masih dengan alasan klasik : jalan sulit.
Nah, selepas perjalanan terakhir ke Pulau Sempu tahun 2012, saya
seperti turis asing saat menjelajahi JLS tersebut. Saya bisa berkata : Wow,
keren. Iya keren lho, saya gak kepikiran kalau pantai-pantai yang mustahil saya
kunjungi, kini bisa dengan lebih mudah dan asyik untuk didatangi. Kini banyak
wisatawan yang mulai berdatangan dan saya bisa mengatakan kepada teman-teman,
orang-orang, dan masyarakat luas : Ayo ke Pantai Malang, ayo ke sini, kalian
gak bakal rugi!
JLS yang mulus |
Saya menjadi semangat untuk mengenalkan lebih jauh lagi
potensi wisata di sini. Saya tahu, saya bukan duta wisata yang bisa show off dadah-dadah sambil berselempang
dan berkata panjang lebar di setiap even. Meski begitu, saya tak bisa terus
melihat saudara saya dari Malang selatan yang miskin dan tertinggal. Merantau
di wilayah kota dan terseok-seok untuk mencari sesuap nasi. Menjadi penjual
bakso, pangsit mie, jadi juru parkir, dan sebagainya. Apalagi, beberapa desa di
sana dikenal sebagai desa pemasok Tenaga Kerja Indonesia (TKI) terbesar di Jawa
Timur. Beberapa diantara mereka mungkin pernah kita saksikan kematian tragisnya
di layar kaca. Ibu saya yang pernah bekerja 15 tahun sebagai guru di Kecamatan
Tirtoyudo menyaksikan sendiri bagimana tertinggalnya wilayah itu. Miris kan?
Pantai-pantai indah itu ada di pinggir jalan |
Dengan pembangunan
JLS ini, kini perekonomian Malang Selatan mulai menggeliat. Ribuan foto
instagramabel berlatar belakang pantai-pantai Malang Selatan di diunggah.
Ribuan masyarakat berduyun-duyun ke sana. Sepeda motor, mobil, mikrolet,
minibus, dan bus mulai memdati jalur tersebut. Hanya sayang, menurut saya,
kawasan wisata ini masih perlu banyak pembenahan.
Pembenahan tersebut antara lain yang pertama, akses beberapa
pantai sangat sulit. Memang, beberapa pantai berada tepat di tepi jalan raya.
Namun, masih banyak pantai yang membutuhkan perjuangan ekstra untuk
menempuhnya. Jalan yang harus dilalui masih bergelombang dan berlumpur saat
hujan tiba.
Sebuah truk pengangkut batu di Pantai Ngudel sedang mengangkut batu hasi pengerukan bukit untuk pembangunan jalan |
Kedua, akses menuju JLS dari wilayah kota yang juga perlu
perhatian. Selama ini, ada dua jalur utama yang bisa dilwati, yakni melalui
Kecamatan Bantur dan Kecamatan Sumbermanjing Wetan. Jalur melalui Bantur yang
menuju Pantai Balekambang adalah jalur yang lebih mudah, namun sempit dan
sering terjadi kemacetan karena tak sanggup menampung aneka kendaraan, terutama
bus-bus pariwisata berukuran besar. Jalur Sumbermanjing Wetan relatif sepi
namun jalan tersebut banyak yang rusak dan berbahaya karena melintasi beberapa
bukit terjal. Sering sekali terjadi kecelakaan di jalur tersebut.
Ketiga, masih minimnya fasilitas bagi wisatawan seperti
keberadaan pom bensin. Fasilitas pom bensin ini paling dekat adalah di sekita
kota kecamatan. Padahal, jaraj JLS ke kota kecamatan cukup jauh. Ada memang
beberapa penjual bensin di tepi jalan, tapi itu tak terlalu banyak. Fasilitas
penginapan juga masih jarang.
Keempat, belum adanya integrasi untuk menunjang wisatawan
mengunjungi beberapa pantai tersebut. Artinya, wsiatawan harus merogoh kocek
lebih dalam untuk bisa menikmati pantai-pantai tersebut. Satu pantai dipatok
pintu masuk sebesar 10.000 per orang. Belum lagi biaya parkir sebesar 5000.
Jadi, kalau ada yang minat seperti saya mengunjungi pantai-pantai tersebut,
maka kocek yang harus saya keluarkan harus banyak. Mungkin, pengelola
pantai-pantai tersebut bisa memberikan alternatif seperti tiket terusan. Cara
ini mungkin bisa menjadi upaya untuk menarik wisatawan lebih banyak lagi.
Kelima, dengan bertambahnya kunjungan wisatawan, maka
potensi untuk menghasilkan sampah juga semakin banyak. Kalau sudah begini,
pantai yang bersih dan indah akan tercemar. Nah, upaya meminimalisir sampah
seperti yang dilakukan pengelola Pantai Clungup-Gatra mungkin bisa diterapkan
di semua pantai. Gak asyik kan kalau banyak sampah di mana-mana?
Keenam, ini yang juga sering menjadi kesulitan, yakni letak
pantai selatan yang jauh dari Kota Malang membuat banyak wisatawan cukup
kesulitan menuju pantai-pantai tersebut jika mereka tak membawa kendaraan
pribadi. Tak ada angkutan umum untuk menuju ke sana. Dari Kota Kecamatan
Bantur, maka harus naik ojek untuk bisa sampai ke pantai. Harganya? Yah say tak
bisa menjamin.
Pemkab Malang sebenarnya pernah menyediakan dua bus gratis
dari Kota Kepanjen untuk menyusuri pantai-pantai tersebut. Entah busa tersebut
masih ada atau tidak karena saya belum menghubungi pihak terkait. Nah, saya
rekomendasikan sambil promosi, ada jasa ojek wisata dari Kota Malang untuk
menyusuri pantai-pantai tersebut. Layanan ini bisa kita nikmati selama 24 jam.
Jadi, kalau ada yang ingin menginap dan sedang jalan-jalan sendirian, bisa
dijadikan alternatif. Harganya murah hanya 135 ribu, tapi belum termasuk bensin
dan tiket masuk. Bensin yang dibutuhkan yah paling-paling sekitar 25 ribu. Bisa
dicoba lho.
Oke, inilah bagian akhir dari catatan saya mengenai Pantai
di Malang Selatan. Karena keterbatasan saya, tak bisa semua pantai saya tulis.
Semoga bermnafaat bagi anda yang ingin berwisata ke Malang.
Ayo nang Malang rek, gak rugi awakmu rene. Sumpah!
Tags
Jalan-jalan
kalau mau ke tempat yang indah harus pake perjuangan doooong... >.<
ReplyDeleteeh hayuks kalau mau ke jember, bisa ketemuan, kita meet up ya ntar >.<
iya sepakat mbak, tapi kasian juga kalo liat emak2 gitu hehe
Deletehayuuuk nnati aku liat dulu ya klo jadi (maklum artis sibuk hehe)
Malang emang ngengenin, banyak tempat wisatanya dan makanannya juga enak enak. aku jadi kangen Malang euy!
ReplyDeleteayo mas ngalup trus ladub dulin,.....
Deletepemandangan pantainya elok tenaaan *matalope
ReplyDeleteyuuuk ke sini mbak...
DeleteYa kalau masalah sampah itu ada dimana-mana, apalagi daerah wisata
ReplyDeleteuntuk mengatasi ini butuh kesadaran setiap individu dan kerjasama pihak terkait, seoerti menyediakan tempat sampah
tapi kembali lagi mungkin ada biaya tambhan untuk kebersihan hehe
nah itu mbak, makanya harus usaha berkesinambungan...
Deletewih, keren nih pantainya... foto pantainya bikin pengen main ke sana, hehe itu ada orang2 di belakang yg di bawah pohon sepertinya seger bgt xD
ReplyDeleteeh, btw itu jasa ojeknya 135rb itu untuk sepuasnya kah?
segeeer mas, enak deh ayo ke sini
Deleteiya mas 24 jam, asyik kan? monggo diorder...
Pemandangan yang joss sekali broo....
ReplyDeletesip brooo
DeleteSaya juga bermaksud menjelajahi pantai dan kuliner ,malang nanti pas pulang dari Jerman. Dan kabar tentang JLS ini amat sangat mencerahkan. Karena dulu waktu ke Sendang biru, bajul mati, sempu, jalannya,,,alamakkk :D
ReplyDeletewah ayo mbak, ndang ngalupppp
Delete