Duh, laporan BOS saya belum kelar-kelar juga.
Saya harus ke Diknas lagi untuk mendatangi sesorang agar
urusan saya segera beres. Di tengah perjalanan galau saya ke Diknas, tiba-tiba
saja Mada, BOS-mate saya mengajak saya untuk menepi sejenak. Katanya, kita
harus mengisi tubuh dengan doping super ekstra. Doping yang dimaksud adalah
sebuah bakso yang panas, pedas dan maksyus.
Kami menepi di sebuah rombong bakso yang sudah sarat
pelanggan. Dengan wajah mengerikan karena kelaparan. Sama mengerikannya dengan
wajah saya yang masih striping laporan BOS episode sekian ini. Sebuah rombong
layaknya rombong bakso pada umumnya sudah ada di depan mata. Dikerumuni para
penggila bakso yang tak sabar akan melahap habis butiran bakso demi butiran
bakso.
Meski sudah ramai, saya harus bisa mendapatkan bakso itu.
Harus. Sebelum beradu otot dengan orang-orang Diknas, saya harus mengisi ekstra
tenaga. Makanya, saya terus menyempil diantara para bakso mania. Untungnya, tak
lama kemudian, saya mendapatkan sebuah pusaka berharga untuk mendapatkan bakso
: seperangkat alat makan berupa mangkuk, sendok, dan tatakan alas mangkuk.
Bukan perkara mudah untuk mendapatkannya. Butuh perjuangan
ekstra mengarungi kerasnya kehidupan. Cobaan semakin besar tatkala banyak bakso
mania yang tak mau antre. Takut kehabisan bakso. Alhamdulillah, sebutir demi
sebutir bakso sudah saya dapatkan. Tangan saya kembali meraih mie berwana
kuning, kecambah, dan sayuran hijau yang diberikan cuma-cuma. Setelah mendapatkan
amunisi lagi, tangan saya kembali meraih sendok sayur dan mulai menyiramkan
kuah bakso. Sebanyak-banyaknya. Lalu, sebagai penutup, curahan demi curahan
saos kecap , saos tomat, dan sambal saya guyurkan.
Tapi, perjuangan saya belum selesai. Saya harus mendapatkan
kedudukan untuk menikmatinya. Sayang, kedudukan itu sudah penuh. Hanya ada
beberapa di depan penjual tambal ban. Itupun
saling berdesak-desakan. Akhirnya saya harus berdiri untuk bisa menikmatinya. Sebelum
menikmatinya, ternyata saya melupakan satu hal yang bisa membuat ramuan itu
sempurna, yakni perasan jeruk nipis.
Gak dapat duduk |
Saya kembali ke rombong bakso tadi untuk mengambil satu buah
jeruk nipis utuh. Setelah mendapatkannya, saya pun berdiri di depan sebuah
taman kanak-kanak. Memeras jeruk nipis dan meletakannya di atas ramuan bakso. Meski
agak susah, saya berhasil. Dan, saya bisa mulai menikmatinya.
Rasa gurih bakso bercampur dengan sedikit rasa masam dari
jeruk nipis. Berpadu dengan segarnya kecambah dan sayuran segar langsung saya
rasakan. Duh, inikah nikmat dunia itu? Nikmat apa yang engkau ingkari, Nak?
Saya langsung melahap butiran demi butiran bakso. Keringat saya
langsung mengalir karena mendapat panas dan pedasnya bakso. Hmmm, mantap. Rasanya,
kalau boleh, saya mau saja menyantap saja 1000 butir bakso. Apalagi, saya juga
memasukkan bakso urat yang ketika dibelah sangat terlihat jelas rasa gurihnya.
Bakso yang terkenal dengan bakso kecambah ini sangat banyak
penggemarnya. Meski hanya terletak di tepi jalan dan tak ada tempat duduk
khusus, tapi para penggemar garis kerasnya akan rela menunggu sang penjual
datang. Dimulai sekitar pukul 11 siang, adegan horor para penggemar garis keras
akan terlihat. Tak hanya memakannya di
situ, para penggemar juga sering membawanya pulang. Bahkan, ada yang rela
membeli hingga 50an butir bakso. Makanya, adegan rebutan mangkuk, butiran bakso
dan tempat duduk akan anda lihat tatkala mencobanya.
Ada dua tempat yang menjadi tempat mangkal bakso cambah ini,
yakni di Jl. Bandung dekat kompleks Madrasah terpadu dan di Jl Semarang, di
belakang Universitas Negeri Malang. Kalau tak mau kehabisan, silahkan datang
sekitar pukul 11.00-12.00. Di luar jam itu, saya tak menjamin anda akan
kebagian. Masalah harga, cukup murah kok, sekitar 2000 hingga 5000 rupiah tiap
butir bakso. Yang asyik, kita bisa mendapat sayur, kecambah, jeruk nipis, dan
mie kuning cuma-cuma. Yang gak asyik, jangan kaget kalau tak dapat tempat duduk atau
ngemper aka ndlosor di dekat pos ronda. Walaupun begitu, yang penting saya kenyang dan
laporan BOS saya selesai, hehe.
Aku lo heran bs serame itu. Yg dibelakang kampus itu ya tuhannnn kalo udah ngantri, bs sampe berantem tmen2
ReplyDeleteTapi ak cuma pernah beli sekali sih hahaha
iya, hukum rimba berlaku di sini mbak, haha
Deleteklo di belakang kampus malah lebih horor, karena anak2 mahasiswanya gokil kalo kalap makan bakso ini (keinget saya dulu, hihi)
Wow sayurannya digratiskan...
ReplyDeleteiya, sayurnya gratis mbak...
Deletejadi pengen icip baksonya.,.. kok sepertinya berbeda dengan bakso2 lainnya..
ReplyDeleteya beda lah, hehe
Deletemonggo silahkan ke malang :)
Antriannya... Padahal cuma jualan pakai gerobak. Jadi kepikir nyari tukang baksonya trus diajak join buka restoran :D
ReplyDeleteiya saya juga kepikiran gitu biar asyik makannya
Deletetapi mungkin ini yg jadi ciri khasnya mbak
Hahaha.... Banyak fans bakso nya yah. Kata orang-orang, kalau bakso nya ramai orang nya, pasti baksonya enak.
ReplyDeleteiya ma,s rasa tak pernah bohong....
DeleteWhat!! 2000...kok murah bingiiiit..untungnya darimana? kasihan..murah banget..
ReplyDeleteitu harga pentol kecil dan tahu mbak, kalau yang besar ya 5000
Deletemurah kan, makanya banyak yg beli, hehe
Bapak postingannya makanan mulu ya pak. Pantes perut bapak tambun, hahaha
ReplyDeleteseharusnya sekalian open house makan rame2 yak kak mmm
DeleteBapak Riza : iyalah, menikmati kemakmuran, kapan lagi gitu, hihi
DeleteMbak Maya : nanti kalo saya nikahan aja ya #eh
Waaaah kudu niih! InsyaAllah saya tahan kok ngantri, apalagi kalo enak.....ga sia-sia wkwkw xD
ReplyDeleteSuka banget bakso yang banyak sayurnya gini. Wkwkwkw
ayo mbak zahrah segera ke TKP keburu kehabisan, hihi
DeleteMacet mas, ga bisa parkir di depan situ kalo pas lagi jamnya sekolah T.T
ReplyDeletehaha iya mas, memang tenmpatnya kurang asyik tapi yg penting baksonya enak :D
DeleteKonon ini bakso legendaris ya Mas, karena sayurnya bisa ngambil sepuasnya. Tapi antrinya yang gak sanggup ~
ReplyDeletebakso andalangue banget! sampe2 kalau mau bayar sm pak nya suruh itung dewe jadi mau bayar brapa aja bapak e percaya percaya wae. wkkwkwkk ampun pak bakso cambah :P tapi denger2 sekarang ga boleh jualan di depan BA restu lagi dia :(
ReplyDelete