Eh iya, saya belum bayar cicilan panci
Saya merenungi nasib tatkala saya baru saja menerima gaji. Satu
pengeluaran lagi harus saya perhitungkan. Yah meski panci yang saya beli juga akan berguna sekali, terutama bagi emak. Tapi, harganya lumayan juga menguras pendapatan,
hehe.
Semua berawal dari demo masak yang diselenggarakan di ruang
guru. Dengan peserta yang sangat antusias dari kalangan ibu-ibu guru yang
rata-rata hampir purna tugas. Meski saya laki-laki dan belum berumah tangga,
tapi saya harus ikut. Kata beliau-beliau, nanti itung-itung menabung buat calon
istri. Gak enak kan kalau sudah berumah tangga tapi belum ada peralatan memasak
yang ciamik? Kalau tak, buat emak aja, itung-itung rasa berbakti pada orang
tua. Padahal, sama emak sudah diwanti-wanti untuk tak beli barang yang
aneh-aneh, terutama alat dapur karena hampir semua peralatan emak sudah punya,
haha.
Tapi saya bisa apa. Demo masak sudah di depan mata. Pendemo
sudah siap dengan segala macam peralatan. Ada berbagai macam panci yang aduhai.
Bisa untuk merebus, mengukus, dan menggoreng sekaligus. Haha sakti sekali ya. Ada
juga panggangan kalau kita mau pesta BBQ. Saya jadi mikir di mana saya bisa
pesta BBQ kalau rumah saya saja di perkampungan padat penduduk. Yang ada satu
RT bakal ke rumah saya.
Ada juga alat pel yang super praktis. Tinggal pencet lalu
gesekkan ke lantai bersih deh. Meski terlihat praktis, tapi saya lebih suka ngepel
model Inem Pelayang Seksi. Duduk manja sambil dengerin musik plus maenan air,
haha. Ada juga alat blender yang seperti di TV Shop. Yang tak banyak ampas
dihasilkan. Meski asyik juga sih buat usaha pengurusan badan, tapi saya tak ada
niat untuk membeli. Harganya setara 4 kali gaji saya sebulan. Haha, mending
beli aja di pinggir jalan.
Petugas demo sangat semangat anti penjajahan saat menerangkan
produknya. Yang bersangkutan rela membuat aneka hidangan baik pembuka maupun
penutup. Mulai dari martabak, lumpia, bakso, sampai kue cubit rasa Jasjus. Aduh
kalau ini saya demen deh. Step by step saya perhatikan dengan seksama. Yah meski
sang pendemo berbusa-busa menjelaskan berbagai keunggulan produknya, namun
fokus saya adalah kapan masakan tersebut matang. Haha, dasar tukang gratisan.
Alhamdulillah, rejeki anak sholeh, saya bisa menikamati
hasil karya pendemo panci. Eh enak-enak lho. Apalagi kue cubitnya. Atas dasar
kemanusiaan, saya akhirnya membeli panci cetakan kue cubit yang berisi 15
cetakan. Aturan pembeliannya adalah minimal ada 6 orang yang membeli. Kalau
kurang dari itu, maka pembelian tak akan dilayani. Hmm, kasian juga karena udah
capek-capek masak. Karena masih 5 orang, ya sudah saya ikutan beli. Siapa tahu
nanti emak mau membuatkan kue cubit juga. Atau istri saya entar rajin masak kue
cubit. Iya, entar.
Entarnya kapan? Haha
Oh ya, ngomong-ngomong masalah panci, saya pernah ikutan wisata bareng ibu-ibu ke sebuah tempat yang isinya............. panci.
Kebayang kan gimana hebohnya para emak-emak kalau lihat panci dalam jumlah banyak? Pasti langsung kalap. Apalagi kalau harganya murah. Nah ada sebuah tempat bernama Kedawung yang terdapat banyak sekali penjual panci. Tak hanya satu dua, tapi puluhan. Kalau sedang jalan-jalan ke Malang/Surabaya dan melewati tol Pandaan, maka anda bisa mampir ke sini. Tepatnya di dekat Taman Dayu yang terkenal itu. Dari Taman Dayu tinggal masuk saja terus, nanti akan ada plang bertuliskan kawasan wisata panci.
Yang gokil, tempat ini cukup niat lho menyambut para wisatawan. Sampai ada replika panci berukuran besar. Ampun deh. Asyiknya lagi, di sini menjual panci kualitas KW dengan harga super miring. Saya melihat banyak panci yang bothel-bothel (rusak di bagian bawahnya) yang masih belum divermak. Entah mereka dapat panci segutu banyak dari mana. Yang maha asyik, di sini tersedia aneka panci dalam berbagai ukuran. Mulai dari si sulung yang maha besar, adiknya, adiknya, dan adiknya lagi yang paling kecil. Selain panci di sini juga dijual aneka perlatan rumah tangga mulai sudip, wajan, bak, cetakan kue, dan aneka perlatan lain yang tak bisa disebutkan satu per satu karena akan memenuhi dapur blog ini.
Karena saya juga diwanti-wanti emak gak beli yang aneh-aneh, jadinya saya cuma beli......... bakso. Haha, lagi-lagi saya tak berkutik. Ampun kalau masalah beginian. Cuma rekan-rekan pada banyak kalap juga. Sampai-sampai ngeyel nawar padahal udah harga pas gak boleh nawar.
Oke, gimana, masih bingung atau sudah memutuskan mau beli penci yang mana?
Oh ya, ngomong-ngomong masalah panci, saya pernah ikutan wisata bareng ibu-ibu ke sebuah tempat yang isinya............. panci.
Kebayang kan gimana hebohnya para emak-emak kalau lihat panci dalam jumlah banyak? Pasti langsung kalap. Apalagi kalau harganya murah. Nah ada sebuah tempat bernama Kedawung yang terdapat banyak sekali penjual panci. Tak hanya satu dua, tapi puluhan. Kalau sedang jalan-jalan ke Malang/Surabaya dan melewati tol Pandaan, maka anda bisa mampir ke sini. Tepatnya di dekat Taman Dayu yang terkenal itu. Dari Taman Dayu tinggal masuk saja terus, nanti akan ada plang bertuliskan kawasan wisata panci.
Yang gokil, tempat ini cukup niat lho menyambut para wisatawan. Sampai ada replika panci berukuran besar. Ampun deh. Asyiknya lagi, di sini menjual panci kualitas KW dengan harga super miring. Saya melihat banyak panci yang bothel-bothel (rusak di bagian bawahnya) yang masih belum divermak. Entah mereka dapat panci segutu banyak dari mana. Yang maha asyik, di sini tersedia aneka panci dalam berbagai ukuran. Mulai dari si sulung yang maha besar, adiknya, adiknya, dan adiknya lagi yang paling kecil. Selain panci di sini juga dijual aneka perlatan rumah tangga mulai sudip, wajan, bak, cetakan kue, dan aneka perlatan lain yang tak bisa disebutkan satu per satu karena akan memenuhi dapur blog ini.
Vose dulu |
Pose mulu kapan belinya? |
Bingung kan? |
Tags
Catatanku
Sumpah demi tuhan aku malah belom pernah kesini lho. Padahal tinggal ngesot aja dari rumah
ReplyDeleteoh iya sampean dari Pasuruan ya mbak
Deleteunik mas, saya baru tahu klo ada tempat wisata panci
ReplyDeleteiya unik ya
Deletesilahkan berkunjung mas
hahaha... saya masih belum menjalani kehidupan dilema perpancian >.<
ReplyDeletesaya sebenarnya juga belum mbak, tapi mau gimana lagi, hehe
DeleteKunjungan perdana, salam kenal mas :)
ReplyDeletemampir ya di blog baruku, terimakasih :)
terimakasih
Deleteakan dikunjungi :)
Alhamdulillah, saya gak pernah ngiler liat panci
ReplyDeletesaya gak sih tapi kondisi yg memaksa huhu
Deleteunik juga sih... ibu ibu pasti senang tuh main kesini
ReplyDeleteiya mas, bakal heboh deh, hehe
DeleteSaya baru tahu ada wisata panci. Keren deh kampungnya. Boleh mampir kalo ke Surabaya/Malang.
ReplyDeletesilahkan mas
Deletebisa ke Taman dayu juga