“Mas, ini berapa jauh lagi, sih?”
Pertanyaan tersebut terus saya ulang kepada driver Gojek
yang membawa saya membelah kawasan Surabaya Barat. Saya tahu, dengan membaca
peta GPS, saya bisa memperkirakan kapan saya akan tiba. Tapi, entah kenapa,
saya ragu saat itu. Bukan pepesan kosong saya memiliki keraguan tersebut. Sepanjang
mata memandang, hanya perkampungan kumuh yang saya lalui. Lalu lalang penduduk
sekitar yang tanpa ampun memacu motornya dengan kecepatan gila membuat saya tak
begitu yakin, tempat wisata dambaan hati akan segera saya lihat.
Benar saja, setelah sekitar 25 menit dari tempat menginap di
kawasan Kedungdoro, Surabaya, akhirnya munculah tanda-tanda itu. Sebuah gerbang
besar seperti perumahan elit pada umumnya mewarnai pemandangan saya. Driver Gojek
segera memasuki gerbang tersebut. Jalan beraspal yang elok nan maha luas
ditambah pepohonan khas perumahan segera tampak. Dari kejauhan, telah
terpampang danau buatan yang sudah saya lihat sebelumnya di jejaring sosial. Dan,
inilah dia. Selamat datang di Food Junction Grand Pakuwon. Wisata eksklusif
baru di Kota Surabaya.
|
Jalan menuju TKP |
|
Yeey, sudah sampai |
Keinginan saya mengunjungi tempat ini sebenarnya sudah lama.
Saya begitu takjub dengan foto-foto yang sudah terpampang di berbagai media
sosial. Foto tersebut mengunggah berbagai aktivitas narsis dengan latar belakang
sebuah danau dan sebuah ferrish wheel (bianglala). Namun, baru minggu ini saya
berhasil menjejakkan kaki saya di sini.
|
Suasana Food Junctionnnya |
Tempat ini merupakan tempat binaan dari Grup Pakuwon yang
baru saja dibuka akhir Januari 2016 silam di kawasan Tandes, Surabaya Barat. Dengan
luas sekitar 4400 meter persegi, tempat ini seakan menjadi kota tersendiri yang
terpisah dari Surabaya. Dari namanya, sebenarnya tempat ini semacam foodcourt
yang dikemas sedemikian rupa terintegrasi dengan wisata hiburan. Andalan dari
tempat ini merupakan danau buatan yang terdapat bianglala di bagian utara. Danau
ini juga menjadi tempat arena sepeda air bagi pengunjung yang ingin menikmati
danau tersebut.
|
Hati-hati, anda memasuki kawasan narsis |
|
Berdua sama kamu di danau itu bikin gimana gitu, Iya, sama kamu. |
Nah bagi penggila narsis, tempat ini bisa dibilang menjadi
arena pendakian tertinggi jika disamakan dnegan para pendaki gunung. Jangankan satu
dua tiga, puluhan mungkin menjadi arena spot narsis dan swafoto bisa dijadikan
pilihan. Penyedia cukup pintar dengan membuat sebuah dermaga untuk para
narsisme yang datang di sini. Maka dari itu, cekikikan para narsisme akan
segera kita lihat tatkala kita sampai di tempat ini.
|
Kalau sudah lihat pemandangan ini saya mah apa atuh. |
|
Gimana enaknya? Oh kegendutan? Aduh idungku keliatan pesek. Eh gak jadi gak jadi. |
Pengunjung pun tentunya juga bisa menikmati
sore dan petang ditemani pemandangan danau, bianglala, beserta narsis mania. Kalau
mengenai menu, ya hampir sama dengan menu-menu di foodcourt Mall pada umumnya. Hanya
saja, tempat duduk yang disediakan masih bisa dibilang kurang sehingga saya tak
kebagian tempat duduk. Hiks. Atau mungkin, pengunjung yang terlalu betah ya
yang berlama-lama di situ.
Tak hanya menjual makanan dan spot narsis, tempat ini juga
menjual berbagai wahana yang banyak dikhususkan untuk anak-anak. Diantaranya trompolin,
kereta kelinci, hingga mobil listrik. Untuk menaiki wahana-wahana tersebut,
pengunjung harus membeli tiket sebesar 10.000 hingga 25.000 ribu rupiah.
|
Sadar diri dengan perut saya, akhirnya saya memutuskan tidak naik wahana ini |
|
Asyik ya, seperti kota mini. |
|
Kereta bohongan dan beneran. Letaknya yang dekat dengan Stasuin Tandes, membuat penampakan kereta api bisa dengan mudah kita saksikan |
Wisata baru ini semakin ramai tatkala petang menjelang. Setelah
melihat Food Junction Grand Pakuwon, rasanya wisata semacam ini kok hanya bisa
dimiliki kalangan eksklusif yang semakin menunjukkan eksistensinya. Belum lagi,
melihat perkampungan kumuh di sekitar tempat tersebut, saya semakin bertanya,
apa benar ini merupakan arah pembangunan kita? Ah, sudahlah. Saya masih ingin
menikmati sore saya yang eksklusif, berduit, dan banyak harta. Kapan lagi, coba?
suka travelling ya mas? hahah.. kalo saya anak laut jadi gak begitu kenal sama suasana-suasana traveller.
ReplyDeletetapi setelah baca artikel masnya, saya malah jadi tertarik nih hahah..
thanks infonya mas..
iya mas, traveling biar gak bosen, hehe
Deletemonggo ke sini
btw makasih kunjungannya mas....
wah cakep foodcourtnya ada danau, bianglala.. di Bandung blm ada yg seperti ini
ReplyDeleteiya bagus mas, saya sampe gak mau pulang hehe
Deletemonggo ke sini
Maaf .... situ jomblo yaaa ??? kalo liat yg pasangan kenapa jadi sedih gitu ???? hua hua
ReplyDeleteah si mas tau aja haha
Deletepas banget dapat mobil bohongan, kereta ama beneran ya
ReplyDeleteeh iya ya, saya baru sadar hehe
Deleterejeki mbak
MObil mininya lucu... :D
ReplyDeleteKapan ya bisa menikmati sore yang ekslusif, hehehe
iya bisa keliling juga
Deletemonggo mbak dicoba