Akhirnya. Alhamdulillah, acara rapotan sudah selesai.
Lha.... Bapak berdua ini ngapain coba? |
Dua minggu sudah rasanya kepala saya dibuat cenat-cenut plus mata pedas karena harus menganalisis nilai, memasukkan nilai, dan puncaknya,
mencetak rapor. Nah, karena para Guru Kelas sudah berjuang mati-matian demi
terselenggaranya rapotan tepat waktu, maka Bapak KS menghadiahi kami dengan
paket wisata kuliner. Paket wisata kuliner ini adalah paket makan siang plus
jalan-jalan ke sebuah tempat bernama Dempok.
Lha, tempat ini lagi. Pikir saya. Bukan apa-apa sih, sudah tak terhitung berapa kali saya ke sini. Dan yang gokil, saat saya ke tempat ini rata-rata dengan para emak-emak. Mulai dari rombongan keluarga (ibuk, bulik, budhe), rombongan pengajian ibu-ibu jemuah legi, rombongan ibu-ibu PKK RT, dan rombongan ibu-ibu arisan Dasawisma. Dan kali ini, saya berserta rombongan ibu-ibu rekan kerja.
Hore....
Tak apa, meski berkali-kali yang penting gratisan gitu. Makanya,
saya cukup excited ketika akan berangkat. Meskipun, saya tak semobil dengan
rombongan tersebut dan naik motor. Hampir satu jam dari tempat kerja, saya tiba
di tempat tersebut. Oh ya, sudah tahu di mana tempat ini berada?
Kalau anda sedang di Malang, anda bisa mengarahkan
kendaraaan anda ke arah Kota Kepanjen, ibu kota Kabupaten Malang. Di perempatan
dekat Pasar Kepanjen, anda tinggal lurus saja hingga menemukan sebuah bendungan
bernama Bendungan Sengguruh. Nah, ketika anda sampai di bendungan ini, arahkan saja
kendaraan anda ke arah Pagak. Sebuah kecamatan yang terkenal dengan hutan jatinya. Di sana, akan ada papan petunjuk untuk menuju wisata ini.
Sebenarnnya, tempat ini adalah terusan dari Bendungan Sutami
yang terkenal itu. Hanya saja, jika di Bendungan Sutami kita tak bebas untuk
memilih ikan yang kita akan makan, tempat ini menawarkan sensasi yang berbeda. Kita
bisa memilah dan memilih ikan yang nakam-able. Tak hanya itu, kita juga bisa
meminta pemilik warung yang berjajar rapi di tepi waduk untuk memasak ikan kita
sesuai selera kita. Kita pun juga bisa meminta sang pemilik warung untuk
membuatkan sambal dan lalapan sayur sesuai keinginan kita.
Pemilik warung pun akan segera melayani kita dengan ramah
dan asyik. Kita bisa duduk manja sambil menikmati sepoi-sepoi di gazebo-gazebo
yang sduah disediakan. Hmm, rasanya, hidup saya sangat menyenangkan. Apalagi,
ketika makanan datang. Perut yang keroncongan bisa segera terisi. Sebenarnya
sih, yang saya suka adalah sambalnya, rasanya pas gitu. Pedas, asin, dan
manisnya pas.
Nah kalau sudah makan, apa langsung pulang?
Jangan.
Ternyata, tempat ini menawarkan sensasi berbeda. Kita bisa
melakukan hal yang harus dilakukan. Apalagi kalau bukan..... Narsis. Pemandangan
pepohonan di tepi waduk bisa kita jadikan spot foto yang pertama. Kita juga
bisa menaiki bukit bekas waduk yang sudah diuruk untuk menikmati waduk dari
ketinggian. Kalau masih belum puas, tentunya kita bisa menaiki perahu
mengelilingi waduk yang bisa dibilang tak terlalu luas itu. Meski tak terlalu
luas, pemandangan di sisi kiri dan kanannya membuat mata yang pedas ini menjadi
segar kembali. Deretan pegunungan selatan menambah kesegaran mata. Belum lagi,
kita bisa bermain air sambil narsis di dalam perahu. Sekali putaran, hanya 3000
rupiah saja harus kita keluarkan. Murah bukan?
Tempat yang saya pijak ini dulunya adalah waduk |
Candid nih ceritannya |
Mau naik kapal juga bisa |
Memandang indahnya alam sekitar |
Jangan remehkan emak-emak narsis, Kalau sudah pegang kamera.... Kelar idop loe! |
Hasil jepretan emak-emak narsis |
Para pencari ikan mujair dan wader |
Sayangnya, tempat ini bisa dibilang belum terlalu dikelola
dengan baik. Tak ada tempat parkir sehingga pengunjung memarkir kendaran
sesukanya. Toilet yang ada pun hanya satu. Belum tersedia Mushola. Dan yang
cukup parah, tak ada tempat sampah. Belum lagi, banyak kucing yang lalu lalang
sehingga membuat acara makan pengunjung kurang nyaman. Entah, mengapa tempat
yang sebenarnya punya potensi ini tak terlalu diperhatikan. Padahal, banyak lho
rombongan pengunjung dari berbagai instansi dan kalangan rela jauh-jauh untuk
menikmati santap siang.
Kendaraan pengunjung yang diparkir begitu saja. |
Mungkin, tempat ini sengaja dibiarkan seperti ini atau
meman tak butuh banyak sentuhan. Agar tetap sederhana tapi asyik meski banyak berceceran. Ah,
entahlah, saya mau melanjutkan makan siang lagi.
Tags
Jepretanku
Kalau udah dimasak jadi berapa ya ikannya...Duh jadi pengen. Kalau tempat ini udah terkenal suansanya rame banget sampah dimana2. Malah kalau seperti ini pas...Enak...
ReplyDeleteIya mbak. Sampahnya aj udah lumayan klo tmbh bnyk pengunjung malah...
Deletemantap nih kali aja temen ane mau diajak kesini :D makasih infonya gan :D
ReplyDeleteSip sama2 gan 😉
DeleteLihat gambar yang pertama teringat film Titanic, "I'm flying..." Hahaha....
ReplyDeletehahaha iya kelakuan Bapak-Bapak itu...
Deletetempatnya seru sam. enak buat makan ramai2
ReplyDeleteiya mas, monggo ke sini
Deletemenyenangkan sekali tuh tempatnya, tapi sayangnya tempat parkir tidak tersedia sehingga pengendara memarkir kendaraannya asal saja
ReplyDeletenah itu, sayangnya parkirnya ga ada
DeleteKumpul ama emak2 seru yaa heboh gitu hahaha
ReplyDeleteheboh bangeet
DeleteSaya belum ke sini Mas, mungkin nanti sama temen-temen Malang Citizen.
ReplyDeletemonggo mas, tempatnya asyik kok
Deleteseru yak, bisa jalan jalan bareng rekan sejawat setelah lelah dan melakukan banyak perjuangan. lokasi wisata nyaman di tambah makanan enak. perpaduan yang sempurna sekali
ReplyDeleteiya mas, perpaduan yang pas, selamat mencoba :)
DeleteMakan ikan bakar di tepi danau rame-rame pasti seru tuh.
ReplyDeleteseru banget mas...
Delete