Masih cerita dari Bali, semoga tidak bosan ya, hehehe.
|
In frame : Ibu Lilik, Wali Kelas 5A |
Pada suatu hari,saya mendengar percakapan rekan kerja
sebelum hari H keberangkatan. Intinya sih, dia tak akan banyak membelanjakan
uang saat di sana. Yang penting, ia bisa selamat dan pamer foto di jejaring
sosial. Hingga pada suatu masa yang sudah ditentukan.
Jam menunjukkan pukul 10.00 WITA. Langit mulai gelap. Saya duduk
manja di sebuah gazebo yang berada di Tanah Lot. Hmm, sepertinya turun hujan
akan, eh sepertinya hujan akan turun. Saya pun bergegas naik ke Bus. Benar saja,
hujan langsung mengguyur kawasan wisata tersebut. Ah, ramalan saya tepat. Ketika
hujan mereda, saya melihat 3 anggota geng kerupuk melempem, yang merupakan tim
hore saya, datang membawa barang belanjaan dengan jumlah yang mengerikan. Nah,
loe, sepertinya mereka lupa dengan janji satya belanja yang sudah mereka
ucapkan sebelumnya. Ada baju, pernak-pernik, dan segala macam. Padahal, saat
saya lihat harganya hmmm tak masuk di kantung saya. Makanya, saya segera melipir
ke dalam bus.
|
Ayo dipilih |
Oke, kamipun menuju ke tempat wisata kedua. Di sini, tak
banyak yang bisa dibeli. Nah setelah dari tempat kedua, kamipun ke tempat makan
yang ternyata merupakan..... pusat oleh-oleh. Hahaha. Pihak travel cukup lihai
dalam menunggangi aksi kali ini. Dan ketika makan malam, kami pun juga
menikmati hidangan yang oke. Dan lagi-lagi, makan malam tersebut disediakan
oleh pusat oleh-oleh. Saya kira, teman saya tadi sudah insyaf, eh ternyata
belum. Malah semakin banyak. Ujung-ujungnya, ketika di bus yang bersangkutan
merasa menyesal. Katanya kenapa kok bisa beli “gombalan”. Lha??
|
Siapa bilang belanja hanya didominasi kaum hawa? |
|
Sudah belanja berapa karung, bli? |
Taktik pihak travel ini memang sudah lama terjadi. Bisa disebut
dengan simbiosis mutualisme. Ketika kami masuk ke tempat makan, kami sudah
disambut dengan tempelan stiker diskon. Tujuannya, ya apalagi kalau agar kami
bisa berbelanja banyak.
|
Ayo yang antri ya, anak-anak... eh salah. Yang antri ya Bapak ibu. |
|
Yang ini malah ada kafenya |
Mengenai rasa masakan, bisa dibilang yah lumayan. Tapi,
tetap bagi saya makanan dari kota asal paling enak. Diantara tempat makan yang
terintegrasi dengan pusat oleh-oleh, saya paling suka ketika makan di daerah
bedugul. Selain masakannya enak, tempat makannya memiliki pemandangan ciamik. Dari
atas bukit, kita bisa melihat jalan meliuk-liuk yang menuju tempat wisata Danau
Bedugul. Kalau boleh berlama-lama, saya mau nginep aja di situ. Sama satu lagi,
saat saya baru saja menyeberang dari Pelabuhan Gilmanuk ke Pelabuhan Ketapang. Restorannya
asyik, ada di pinggir laut. Pingin juga lama-lama di sana. Tapi, saya sedang
jalan-jalan dengan orang banyak, ya apa boleh buat.
|
Bagiamana menurut anda? |
|
Rumah makan + tempat oleh-oleh yang di Bedugul |
|
Melihat pemandangan Pelabuhan Ketapang sambil ditemani ........ |
Akhirnya, saat perjalanan pulang, ketiga personel trio
kerupuk melempem berjanji lagi akan hidup hemat di sisa akhir tahun ini. Hmmm,
apakah mereka bisa?
jadinya malah habis banyak ya, ya makan ya beli oleh2 XD
ReplyDeleteiya mbak, siap2 aja deh, hihi
Delete