Entah kenapa saya selalu suka datang ke kota ini
Banyak yang bilang kalau di kota ini tak aman. Kota ini tak ramah. Kota ini penuh dengan per-Jancxxxan. Tapi tidak bagi saya. Kota ini tetap menjadi primadona saya saat ada jeda liburan sebentar. Menawarkan berbagai fasilitas, kota ini terus melesat ke depan. Secara budaya, Surabaya bisa dikatakan hampir sama dengan Malang, kota kelahiran saya. Dengan dialek bahasa yang sama, komposisi penduduk yang juga bisa dikatakan hampir sama.
Dua hari menjelajah kota ini memang tak bisa memberi gambaran seutuhnya. Tapi paling tidak, gambar-gambar di bawah ini bisa sedikit menceritakan sedikit tentang kehidupan kota ini.
Banyak yang bilang kalau di kota ini tak aman. Kota ini tak ramah. Kota ini penuh dengan per-Jancxxxan. Tapi tidak bagi saya. Kota ini tetap menjadi primadona saya saat ada jeda liburan sebentar. Menawarkan berbagai fasilitas, kota ini terus melesat ke depan. Secara budaya, Surabaya bisa dikatakan hampir sama dengan Malang, kota kelahiran saya. Dengan dialek bahasa yang sama, komposisi penduduk yang juga bisa dikatakan hampir sama.
Dua hari menjelajah kota ini memang tak bisa memberi gambaran seutuhnya. Tapi paling tidak, gambar-gambar di bawah ini bisa sedikit menceritakan sedikit tentang kehidupan kota ini.
Kerumunan orang saat KA yang saya naiki menabrak orang. Lokasi : Depan Kampus IAIN Sunan Ampel |
Siapa bilang jalan malam-malam di Surabaya tak aman? Lokasi : JPO Jl. Basuki Rahmat |
Salah satu pusat hedonisme baru. Lokasi : Marvell City, Ngagel |
Hidup harus terus berjalan. Lokasi : Jl. Pemuda |
Lengangnya minggu pagi. Lokasi : Jl. Pemuda |
Masih menikmati minggu pagi. Lokasi : Jl. Yos Sudarso |
(Bukan) Car Free day. Lokasi : Jl. Panglima Sudirman |
Tags
Jepretanku