Tolong besok dikumpulkan BKU Bulan
Januari dan Desember 2015 di Bagian Dikdas.
Print out rangkap 2 beserta
softcopy.
Sekedar info, saya dan Mada (nama
samaran) adalah BOS-mate di sekolah tempat saya bekerja. Sudah 2 tahun ini saya
menggantikan peran orang sebelumnya yang kini diangkat menjadi PNS dan
berpindah tugas. Selama ini, saya sih antara happy dan selalu beradrenalin.
Happynya apa? Saya seperti orang paling penting di sekolah, bak Menteri
Keuangan yang mengatur segala tetek bengek keuangan negara, halah.
Adrenalinenya, kalau deadline laporan BOS, perut rasanya mau dikocok, keringat
dingin, dan pengen segera berakhir sinetron kejar tayang ini. Huft.
08.00
Singkat cerita, kamipun dengan
pede mengumpulkan apa yang diminta. Bahkan Mada sempat memberi warna dengan stabilo
beberapa transaksi penting dalam buku rekening sekolah. Belajar dari kesalahan
pengumpulan rekapan sebelumnya, yakni kami tidak melakukannya sehingga
dipanggil ulang berkali-kali oleh orang BPKAD.
08.20
Kami sampai di Dikdas Dinas
Pendidikan Kota. Sampai di sana, lho kok sepi?
Kami langsung tanya ke staf di sana untuk menemui Bapak I, orang Dikdas yang bertugas mengurusi pelaporan BOS Sekolah Dasar se-Kota. Bapak I ternyata sedang di kota sebelah, jadi kami pun menitipkan apa yang diminta dan bergegas kembali ke sekolah.
Kami langsung tanya ke staf di sana untuk menemui Bapak I, orang Dikdas yang bertugas mengurusi pelaporan BOS Sekolah Dasar se-Kota. Bapak I ternyata sedang di kota sebelah, jadi kami pun menitipkan apa yang diminta dan bergegas kembali ke sekolah.
08.40
Kami tiba di sekolah. Dan Pak Bos
berkata bahwa seharusnya laporan tadi dikumpulkan di UPT Kecamatan untuk dicek
ulang. Lha??? Saya dan Mada bergegas kembali ke Dikdas. Laporan itu harus kami
ambil lagi.
09.10
Kami sampai lagi di Dikdas.
Menemui staf yang sebelumnya kami titipi laporan. Staf tersebut tertawa geli
melihat tingkah kami. Hahaha, yah, mau gimana lagi? Laporan pun siap dikirimkan ke UPT.
09.25
Kami tiba di UPT dan ternyata
antri. Oh ya perlu diketahui, di satu kecamatan ada sekitar 12 kelurahan yang
masing-masing punya 1-5 SD Negeri dan beberapa SD swasta. Bisa dibayangkan dong
banyaknya SD yang antri. Ternyata, BKU yang dikumpulkan harus diberi cover
SD-nya dan dijilid Biar gak ketuker
katanya. Padahal, laporan yang saya siapkan telanjang gitu aja gegara kami
nanggepinya Cuma BKU aja, 2 bulan pula.
Omigod. Ya sudah, saya back up plan cari rental untuk mengeprint cover plus fotokopian buat menjilid daripada kembali ke sekolah. Secara, jarak UPT ke sekolah jauhnya minta ampun. Harus lewat 2 buah alun-alun di Kota saya. Kebayang kan?
Omigod. Ya sudah, saya back up plan cari rental untuk mengeprint cover plus fotokopian buat menjilid daripada kembali ke sekolah. Secara, jarak UPT ke sekolah jauhnya minta ampun. Harus lewat 2 buah alun-alun di Kota saya. Kebayang kan?
09.30
Kami menemukan rental yang
terintegrasi dengan fotokopian. Duh, Tuhan memang pengertian kok. Jadi, saya
segera mencari rental dan mengetik cover. Lalu menjilid laporan. Bergegas ke
UPT karena hari sudah semakin siang.
09.35
Di UPT, kami lagi-lagi mengantri.
Masih ada 4 sekolah yang dicek. Dan sambil menunggu giliran dicek, kami
celingak-celinguk melihat laporan dari SD lain. Dan, kami masih salah lagi.
Laporan yang kami kumpulkan seharusnya, bulan Januari sampai Desember. What
the............
Ya sudah. Kami terpaksa harus ke
sekolah. Lha wong stempelnya ada di sana. Dua buah alun-alun kami lalui lagi.
09.50
Saya baru tiba di sekolah.
Pekerjaan saya pending dulu karena waktunya anak-anak usai mengerjakan soal dan
kami harus menyiapkan lembar jawaban yang akan dikirim ke UPT. Jadi, saya
tunggu dulu sampai selesai proses
pengepakan LJK.
10.30
Saya baru selesai mencetak ulang
dan menjilid laporan yang diminta. Lalu kami berangkat lagi ke UPT. Duh gusti,
semoga benar dan selesai.
10.45
Kami tiba di UPT. Di sana masih
ramai. Saya berpikir, kecamatan di tempat kerja saya harus dipecah. Biar gak
numpuk lama-lama kalau ada pekerjaan banyak dan segera seperti ini. Kondisi
geografis sekolah saya yang di ujung selatan sedangkan UPT berada di ujung
utara juga membuat kerja gak efektif (haha emang siapa saya????). Sekira 20
menitan kami baru dilayani oleh staff UPT. Dan alhamdulillah, kami bisa segera
pulang.
11.30
Mada meminta break. Saya paham
kondisinya yang sering sakit. Terutama jika berada di bawah tekanan. Kamipun makan Bakso Bakar di dekat Pasar Besar. Lumayanlah, meski sudah sarapan, tapi kan
sudah jam makan siang.
12.00
Kami tiba di sekolah dan disambut
heboh oleh rekan-rekan. Ya gimana gak heboh, bolak-balik gitu?
Planning kami selanjutnya adalah
mengerjakan SPJ laporan untuk Bulan Januari-Maret 2016 karena Dana BOS sudah
turun tapi SPJnya belum rampung. Mau gak mau, kami harus segera
menyelesaikannya. Kalau tak????
12.10
Saya break sholat dulu. Biar
refresh. Setelah sholat, saya segera membuka laptop. Sedang Mada menempelkan
bon dan materai. Duh, so sweet pokonya. Kamipun mendengarkan music dengan
playlist lagu-lagu jadul 90an. Diselingi lagu-lagu berbahasa Tagalog kesukaan
saya, hehe.
15.00
Tak terasa, hari sudah sore.
Alhamdulillah, sudah hampir rampung. Jadi besok sudah bisa laporan. Saya sudah
berniat pulang. Tapi tiba-tiba............
Sebuah pesan masuk:
Harap hadir di Musholla Diknas.
Untuk merekap BKU satu gugus. Jam 4 tepat. Mohon diperhatikan.
Muka saya langsung kusut. Oh gini
toh rasanya delay pesawat berjam-jam itu? Hahahahah
Rekan saya yang masih belum pulang
menyemangati. Saya segera menghubungi adek untuk menghandle anak-anak les.
Padahal sedang US tapi yah gimana lagi. Untung masih ada tenaga cadangan, jadi
saya gak terlalu feeling gulity.
Bagaimana saya menghadapi jekpot itu????
Tunggu kelanjutannya ya pemirsah....
Lagu tagalog? Ternyata...
ReplyDeleteHeheh iya mas...
DeletePas mau pulang... eh masih ada tugas tambahan~ faigk. faigk. faigk :D hihih
ReplyDeletelangsung lemezzzzz
DeleteLengkap ya dengan jam nya :D
ReplyDeletesaking horornya mas xixi
Deletewkwkwk keren nih, ceritanya komplit kayak martabak aja :D
ReplyDeleteTks
Deletetapi martabak kurang komplit xixi