Siapa
bilang Generasi 90an adalah generasi yang aman dari pengaruh “dewasa” saat
masih anak-anak? Mungkin 5 lagu ini mereprestasikan sebenarnya sejak dahulu
kala pengaruh media terhadap anak adalah cukup besar. ada 5 lagu yang menurut
saya kok cukup tabu jika dinyanyikan oleh anak-anak tapi sudah saya nyanyikan
saat saya masih kecil. Masih kecil di sini dalam batas usia saya berada di
tingkat sekolah dasar.
1.
Surti-Tedjo (Jamrud)
Surti
remaja anak Bapak Kades
Dan
Si Tedjo jejaka baru aja mudik
Mereka
saling bercinta sejak lulus SD
Siapa
tak kenal lagu itu? Band Jamrud yang menggebrak jagad musik tanah air di
penghujung dekade 90an membuat lagu yang enak didengar dan unik merajai tangga
lagu nasional. Kalau tak salah, lagu Surti-Tedjo ini adalah lagu andalan dalam
album “Ningrat” di tahun 1999. Saat itu saya masih duduk di Kelas 4 SD.
Bermula
dari seorang teman sekelas yang kecanduan lagu-lagu dewasa gegara usianya yang
2 tahun lebih tua dari saya (ybs tak naik kelas), saya kok jadi suka
menyanyikan lagu ini. Karena dulu belum ada internet, jadi saya sering mencatat
lirik lagu tersebut saat teman saya menyanyikan.
Di
awal hitsnya, saya sering sekali menyanyikan lagu ini hingga ibu saya memergoki
saya menyanyikan lagu ini pada bagian kata “alat kontxxxxx”. Ibu saya dengan
tegas melarang saya menyanyikan lagu ini. Saya bertanya kenapa? Karena kata ibu
saya “Iku lagune wong gedhe, gak ilok” (Itu lagu orang dewasa, gak pantes). Titik.
Karena saya tipe anak patuh (hehehe) saya tak lagi menyanyikan lagu ini. Tapi saya
masih suka menyanyikan lagu-lagu Jamrud lainnya. Habis enak sih.
2.
Emen (Yosie Luckie)
Duh
Emen...mengapa kau mau dikawinkan emen
Hidupku
terasa hancur lebur emen
Hatiku
jadi merana
Lagu
ini poluler di tahun 1992 an. Percaya tidak, saat saya balita dan akan masuk TK
A, saya hafal lagu ini. Dengan pengucapan
kata yang masih cadel, setiap hari saya menyanyikan lagu ini, terutama jika
diputar di TVRI atau radio. Saya tak ingat banyak mengapa saya suka lagu ini. Hanya
yang saya ingat, topi si Emen yang khas selalu saya kenang hingga sekarang. Entah
dulu saya juga lancar menyanyikan bagian “mau bunuh diri saja” atau tidak.
3. Gantengnya Pacarku
Diraba-raba, berdiri bulu romaku
Diramas-ramas tanganku, copot jantungku
Dibisik-bisik kupingku, kena kumismu
Hahaha, saya selalu ngakak kalau mendengar lagu ini. Lha gimana enggak, dulu pas TK, saya sering joged-joged gak jelas kalau dengar lagu ini. Lagu Lilis Karlina ini memang rancak musiknya. Dan dengan goyangan yang boleh dibilang syur waktu itu, saya kok juga mengikutinya. Hanya saja karena intensitas pemutaran lagu ini pada waktu-waktu tertentu membuat saya tak terlalu meneruskan untuk mengikutinya. Apalagi, saat itu masih banyak lagu anak-anak yang mengalihkan perhatian saya. Aman....
4. Cemburu (Dewa)
Ingin kubunuh pacarmu
Saat dia peluk tubuh indahmu
Di depan teman-temanku
Makan hati jadinya cantik
Aku....cemburu
Lagu ini munculnya hampir bersamaan dengan lagu jamdur tadi. Saat usia saya mulai besar dan akan masuk masa pubertas awal. Sebenarnya sih ortu saya tak begitu mengikuti musik Indonesia yang sedang in di penghujung tahun 90an. Namun, suatu ketika ada saudara jauh yang menumpang di rumah saya untuk mengikuti tes UMPTN (sekarang SBMPTN). Dia seorang perempuan yang ngefans sekali dengan Dewa 19. Setiap malam, lagu-lagu Dewa 19 yang diputar dari kaset di tip menghiasi telinga saya. Meski saya lebih senang mendengarkan Separuh Nafas atau Dua Sejoli, saya tak bisa menghindar ketika lagu ini diputar. Saya pun mulai ikutan menyanyikan lagu ini.
Satu kata yang membuat saya bertanya-tanya dari lagu ini adalah kata “makan hati”. Saya tanya ke orang tua dan jawabannya tetap sama. Itu urusan orang dewasa. Dan lagi-lagi, karena keterbatasn IT, pertanyaan saya berakhir di situ.
5. Denpasar Moon
I saw you standing there
Through the rain I saw you turn and smile
Were you waving to me
Through the rain I ran across the street.
But you were gone, there was no one
You had vanished with my dreams.
Hahaha. Lagi-lagi saya pingin ngakak. Saya ingat kalau Bapak saya demen banget lagu ini, di awal kemunculannya, tahun 1993-1994. Musiknya memang keren. Bapak saya sama sekali tak bisa berbahasa Inggris. Meski begitu, setiap hari, untuk menemaninya menjahit, beliau memutar lagu ini berkali-kali. Sepulang dari TK, saya juga mendengarkan lagu ini dan mulai mendendangkannya. Inilah lagu berbahasa Inggris pertama yang bisa saya nyanyikan. Bukan Twinkle-Twinkle Little Star atau London Brdige is Falling Down. Setelah lagu ini, saya mulai mendendangkan lagu berbahasa Inggris lain gegara penetrasi teknologi VCD. Lagu-lagu milik Backstreet Boys, New Kids On The Block, atau N’Sync.
Itulah beberapa lagu dewasa yang sudah saya nyanyikan saat saya masih kecil. Namun, saya masih bersyukur, saya mengalami masa kecil dalam kondisi belum melek IT dan orang tua yang masih sangat paham bagaimana mengatasi kenakalan saya. Saya juga masih beruntung bisa mendengar lagu anak-anak dengan baik meski diselingi lagu-lagu dewasa. Tak seperti anak-anak sekarang kan?
Diramas-ramas tanganku, copot jantungku
Dibisik-bisik kupingku, kena kumismu
Saat dia peluk tubuh indahmu
Di depan teman-temanku
Makan hati jadinya cantik
Aku....cemburu
Lagu ini munculnya hampir bersamaan dengan lagu jamdur tadi. Saat usia saya mulai besar dan akan masuk masa pubertas awal. Sebenarnya sih ortu saya tak begitu mengikuti musik Indonesia yang sedang in di penghujung tahun 90an. Namun, suatu ketika ada saudara jauh yang menumpang di rumah saya untuk mengikuti tes UMPTN (sekarang SBMPTN). Dia seorang perempuan yang ngefans sekali dengan Dewa 19. Setiap malam, lagu-lagu Dewa 19 yang diputar dari kaset di tip menghiasi telinga saya. Meski saya lebih senang mendengarkan Separuh Nafas atau Dua Sejoli, saya tak bisa menghindar ketika lagu ini diputar. Saya pun mulai ikutan menyanyikan lagu ini.
Satu kata yang membuat saya bertanya-tanya dari lagu ini adalah kata “makan hati”. Saya tanya ke orang tua dan jawabannya tetap sama. Itu urusan orang dewasa. Dan lagi-lagi, karena keterbatasn IT, pertanyaan saya berakhir di situ.
Through the rain I saw you turn and smile
Were you waving to me
Through the rain I ran across the street.
But you were gone, there was no one
You had vanished with my dreams.
Hahaha. Lagi-lagi saya pingin ngakak. Saya ingat kalau Bapak saya demen banget lagu ini, di awal kemunculannya, tahun 1993-1994. Musiknya memang keren. Bapak saya sama sekali tak bisa berbahasa Inggris. Meski begitu, setiap hari, untuk menemaninya menjahit, beliau memutar lagu ini berkali-kali. Sepulang dari TK, saya juga mendengarkan lagu ini dan mulai mendendangkannya. Inilah lagu berbahasa Inggris pertama yang bisa saya nyanyikan. Bukan Twinkle-Twinkle Little Star atau London Brdige is Falling Down. Setelah lagu ini, saya mulai mendendangkan lagu berbahasa Inggris lain gegara penetrasi teknologi VCD. Lagu-lagu milik Backstreet Boys, New Kids On The Block, atau N’Sync.
Itulah beberapa lagu dewasa yang sudah saya nyanyikan saat saya masih kecil. Namun, saya masih bersyukur, saya mengalami masa kecil dalam kondisi belum melek IT dan orang tua yang masih sangat paham bagaimana mengatasi kenakalan saya. Saya juga masih beruntung bisa mendengar lagu anak-anak dengan baik meski diselingi lagu-lagu dewasa. Tak seperti anak-anak sekarang kan?
Tags
Hiburan