Saya termasuk jarang menggunakan jejaring sosial satu ini. Karena selain sering lebih sering menggunakan jejaring sosial satunya (Twitter), beranda Facebook saya lama-lama penuh dengan keluhan, umpatan, makian, dan cercaan lain, tidak seperti di Twitter yang akan mendapatkan informasi cepat tentang sekitar. Satu per satu teman (saya tidak tahu kok bisa berteman) saya hapus dan saya blokir. Sempat kepikiran juga menutup akun Facebook. Tapi, mendadak saya batalkan karena saya masih memiliki beberapa teman dari luar negeri yang sayang untuk ditinggalkan. Selain saya dapat menggali informasi mengenai kehidupan mereka dan negaranya, saya juga dapat belatih bahasa asing, entah bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya. Dan, setiap membuka Facebook, maka saya pun jadi kepoin mereka, dan inilah sedikit hasil kepoan saya. Kebanyakan dari Negara Asia sekitar yang penduduknya sangat senang berfacebook ria.
Teman saya ada yang berasal dari Makati (Metro Manila) dan beberapa dari Kota Davao. Setelah saya amati ternyata perilaku teman dari Filipina hamper sama dengan teman-teman dari Indonesia. Mereka senang sekali mengeluarkan candaan-candaan nasional (seperti kalau di kita bahasa Vikinisasi), senang memposting foto di Instagram (terutama foto bersama makanan di restoran), senang menyiarkan PIN BB, line, dan sejenisnya. Kalau gaya foto hampir sama juga, gaya apapun masuk, tapi saya rasa masih kalah sama teman Indonesia kalau narsis. Cuman mereka tidak segan memposting foto saat berpesta atau minum alkohol. Rupanya teman dari Filipina sangat gemar berpesta. Dari teman FB Filipina saya jadi tertarik belajar sedikit-sedikit Bahasa Tagalog yang mirip-mirip dengan bahasa Indonesia dan bahasa Jawa. Oh iya yang saya kagum dari teman-teman di Filipina mereka tidak malu untuk memposting foto saat mereka bekerja, padahal beberapa pekerjaan mereka antara lain sebagai cleaning service di suatu kantor atau pelayan di restoran cepat saji.
Vietnam
Ketika saya menerima permintaan pertemanan dari Vietnam, saya cukup terpukau dengan foto profilnya yang menurut saya posenya alami tapi bagus. Setelah saya lihat-lihat memang bagus-bagus foto yang dipajang. Yang paling saya senang adalah saat mereka memajang foto-foto perayaan tertentu. Dibanding dengan teman dari Indonesia yang kalau mengambil gambar saat acara tertentu kadang-kadang tidak memerhatikan keadaan sekitar (pokoknya narsis, tapi kelihatan maksa), teman dari Vietnam sangat natural dalam bernarsis ria. Entah dari kameranya yang bagus atau memang posenya mereka yang seperti itu, tapi saya sangat senang meihat foto-foto teman dari Vietnam (apalagi foto teman wanita,hehe). Soal status facebook, saya jarang mengerti (kendala bahasa), tapi setelah saya translate mereka jarang sekali mengeluh. Lebih banyak mereka bercerita tentang keinginan mereka, entah itu bakal kesampaian atau tidak. Yang jelas, menurut pengamatan saya meskipun mereka hidup di Negara Komunis, tapi dari foto dan status yang dipajang, mereka enjoy sekali menikmati hidup. Mungkin ini yang dapat dicontoh oleh teman dari Indonesia.
Malaysia
Meskipun sebenarnya berteman dengan orang Malaysia kemungkinan besarnya lebih nyambung, tapi saya tidak begitu tertarik berteman dengan orang Malaysia. Tidak tahu kenapa. Teman Malaysia saya yang tersisa rata-rata “radikal”. Senang sekali “demo” di Facebook. Mengutuk invasi amerika, merecap program partai pemerintah, atau (maaf) mengutuki paham islam lainnya yang tidak sealiran. Satu-satunya teman dari Malaysia yang cukup nyambung berasal dari Miri, Serawak. Dia bernama Syahid. Kami sering mengobrol kebiasaan sehari-hari mulai dari makanan, kapan bangun pagi, artis Indonesia yang lagi naik daun, dan sekolah. Teman saya itu sangat ngefans sama ST12 (sekarang Setia Band). Status Facebooknya rata-rata penggalan syair dari lagu-lagu ST12. Katanya lagu-lagu ST12 sangat sesuai dengan kehidupannya, ceile… Sayangnya, hampir setahun ini dia taka da kabar. Jadinya saya gak bisa lagi kepoin dia. Pose Narsis Bersama Teman dari Malaysia
India
Dari teman-teman India, saya baru ngerti kalau India itu seperti Indonesia, heterogen. Akibatnya kebudayaannya berbeda sehingga kebiasaan di Facebook pun berbeda. Pertama kali saya diadd oleh teman pria dari Kota Ottapalam (India Barat). Wah surprise ada orang India yang mau jadi teman saya. Setelah saya konfirm, dia cukup friendly. Meskipun kadang-kadang bahasanya agak kurang jelas karena banyak huruf "t" jadi huruf "d" , tapi kami lumayan nyambung. Tapi anehnya pertanyaannya kadang-kadang aneh dan gak begitu penting. Pernah dia bertanya "How many times you get married??" . Dengan semangat 45 saya jawab " I'm still Jojoba". Gak tau dia ngerti apa gak. Tiap hari dia hanya masang status "gud mrng". "hv lunc" atau "dude". Gitu aja. Model pasang status seperti ini juga dilakukan teman-teman dari India Barat. Lucunya dia mengadd teman-teman perempuan saya. Sampai saya diprotes sama teman perempuan saya "Eh itu kamu dapet teman darimana? Ngrayu-ngrayu gak jelas!" Saya bilang, " Lumayan boo'. Tetangganya Sharuk Khan. Masih brondong".hihi Lambat laun saya diadd sama temannya teman saya. Ada yang laki-laki dan perempuan. Tapi anehnya, yang perempuan tidak begitu aktif. Jarang sekali mengapdate status. Paling-paling seminggu sekali, itupun dengan bahasa Hindi yang saya tidak mengerti. Suatu ketika saya buka percakapan eh dia bilang "Sorry, I'm still love my husband". Saat saya lihat usianya, masih 19 my age. Yaelah.
Surprise lagi ketika ada cewek mengadd saya. Dari mukanya dia kayak orang China. Tapi kok rumahnya di Darjeeling, India. Ternyata dia dari India bagian Timur yang berbatasan dengan Myanmar, Nepal, dan China. Pantesan kok wajahnya beda dengan teman India dari Ottapalam tadi. Setelah saya lihat teman-temannya rata-rata wajahnya juga hampir sama dengan orang China dan beberapa bahkan seperti orang Indonesia. Dari teman wanita ini saya baru tau kalau demam Korea (K-pop) juga melanda India bagian timur. Status dan foto-foto mereka penuh dengan artis Korea seperti Suju, Bigbang, T-Ara, dan sejenisnya. Yang lucu foto pribadi yang mereka pasang itu alay banget. Kayak foto teman dari Indonesia jaman friendster. Mesti ada lope-lope (gambar hati), bunga-bunga, bintang, dan bingkai yang sangat ramai. Saya melihat acak beberapa akun dari India Timur ini, rata-rata sama. Selain itu, mereka memberi "kata-kata mutiara" pas di foto mereka. Anehnya, biasanya foto atau status mereka disukai ratusan orang bahkan ada yang ribuan orang. Ngalah-ngalahi fanspage aja. Status saya aja ada yang ngelike alhamdulillah. Tapi sayangnya, teman-teman dari India Timur ini tidak begitu suka saat saya mengajak bicara (kecuali teman cewek tadi :D ). Saya juga baru ngerti kalau di India ada agama yang bernama Janisme karena teman saya ada yang menganutnya. Oh iya teman-teman dari India senang sekali chatting melalui Nimbuzz daripada Yahoo Massanger.
Thailand
Saya punya beberapa teman dari Thailand. Karena terkendala bahasa dan huruf Thailand yang seperti cabe rawit, saya jadi kurang kepo. Tapi, kalau dari foto yang dipajang, rata-rata mereka orangnya suka memperrhatikan penampilan. Wajahnya mulus-mulus banget, baik wanita maupun pria. Makanya gak heran banyak pria yang cantik di Thailand, hihi.
Venezuela
Saya punya 1 teman dari negaranya almarhum Hugo Chavez. Dia mengadd saya, mungkin karena nama depannya sama dengan nama belakang saya. Baru saya konfrim dia langsung merecap dengan bahasa Spanyol. Yah mana saya ngerti. Saya pun bilang "English, please". Tapi malah dia merecap panjang lagi dalam bahasa Spanyol. Ya sudah, jurus andalan pun saya lakukan : Google Translate. Ajaib, kami langsung nyambung. Saya dan dia pun saling kepo mengkepo. Saya kepo banget apa rasanya dipimpin oleh tokoh sekharisma Hugio Chavez. Dengan nada berbunga-bunga dia bilang "Kami dididik untuk bisa berusaha dengan jerih payah sendiri, tanpa bantuan asing, tidak seperti negara kebanyakan dan negara anda." Glek. Speechless. Tapi saya balas saat dia mengomentari foto saya saat makan dengan muluk (pakai tangan). Dia heran apa bisa makan dengan cara seperti itu. Saya bilang "Ini cara makan paling enak di dunia dan hanya ada di Indonesia. 1-1 Rupanya dia seorang ayah yang pekerja keras dan mencintai perkerjaannya. Salut deh. Soal statusnya, dia biasanya berdoa kepada Tuhan untuk hidupnya dan akan terus berusaha terbaik bagi keluarganya. Salut lagi.
Mozambik
Surprise lagi diadd sama cewek Afrika dari Mozambiq. Bukan Ge-er ya, rupanya dia naksir sama saya, hihi. Setiap ganti foto profil mesti berkomentar nyc pctre dan rajin ngelike status saya. Dia rupanya sedang belajar di suatu universitas. Soal statusnya saya tidak terlalu paham karena bahasanya tidak ngerti (mungkin bahasa Swahili). Tapi dia cukup fotogenik dan pakaian yang dikenakan cukup pas. Teman dari Mozambik
Kazakhstan
Filipina
Teman saya ada yang berasal dari Makati (Metro Manila) dan beberapa dari Kota Davao. Setelah saya amati ternyata perilaku teman dari Filipina hamper sama dengan teman-teman dari Indonesia. Mereka senang sekali mengeluarkan candaan-candaan nasional (seperti kalau di kita bahasa Vikinisasi), senang memposting foto di Instagram (terutama foto bersama makanan di restoran), senang menyiarkan PIN BB, line, dan sejenisnya. Kalau gaya foto hampir sama juga, gaya apapun masuk, tapi saya rasa masih kalah sama teman Indonesia kalau narsis. Cuman mereka tidak segan memposting foto saat berpesta atau minum alkohol. Rupanya teman dari Filipina sangat gemar berpesta. Dari teman FB Filipina saya jadi tertarik belajar sedikit-sedikit Bahasa Tagalog yang mirip-mirip dengan bahasa Indonesia dan bahasa Jawa. Oh iya yang saya kagum dari teman-teman di Filipina mereka tidak malu untuk memposting foto saat mereka bekerja, padahal beberapa pekerjaan mereka antara lain sebagai cleaning service di suatu kantor atau pelayan di restoran cepat saji.
Vietnam
Ketika saya menerima permintaan pertemanan dari Vietnam, saya cukup terpukau dengan foto profilnya yang menurut saya posenya alami tapi bagus. Setelah saya lihat-lihat memang bagus-bagus foto yang dipajang. Yang paling saya senang adalah saat mereka memajang foto-foto perayaan tertentu. Dibanding dengan teman dari Indonesia yang kalau mengambil gambar saat acara tertentu kadang-kadang tidak memerhatikan keadaan sekitar (pokoknya narsis, tapi kelihatan maksa), teman dari Vietnam sangat natural dalam bernarsis ria. Entah dari kameranya yang bagus atau memang posenya mereka yang seperti itu, tapi saya sangat senang meihat foto-foto teman dari Vietnam (apalagi foto teman wanita,hehe). Soal status facebook, saya jarang mengerti (kendala bahasa), tapi setelah saya translate mereka jarang sekali mengeluh. Lebih banyak mereka bercerita tentang keinginan mereka, entah itu bakal kesampaian atau tidak. Yang jelas, menurut pengamatan saya meskipun mereka hidup di Negara Komunis, tapi dari foto dan status yang dipajang, mereka enjoy sekali menikmati hidup. Mungkin ini yang dapat dicontoh oleh teman dari Indonesia.
Meskipun sebenarnya berteman dengan orang Malaysia kemungkinan besarnya lebih nyambung, tapi saya tidak begitu tertarik berteman dengan orang Malaysia. Tidak tahu kenapa. Teman Malaysia saya yang tersisa rata-rata “radikal”. Senang sekali “demo” di Facebook. Mengutuk invasi amerika, merecap program partai pemerintah, atau (maaf) mengutuki paham islam lainnya yang tidak sealiran. Satu-satunya teman dari Malaysia yang cukup nyambung berasal dari Miri, Serawak. Dia bernama Syahid. Kami sering mengobrol kebiasaan sehari-hari mulai dari makanan, kapan bangun pagi, artis Indonesia yang lagi naik daun, dan sekolah. Teman saya itu sangat ngefans sama ST12 (sekarang Setia Band). Status Facebooknya rata-rata penggalan syair dari lagu-lagu ST12. Katanya lagu-lagu ST12 sangat sesuai dengan kehidupannya, ceile… Sayangnya, hampir setahun ini dia taka da kabar. Jadinya saya gak bisa lagi kepoin dia. Pose Narsis Bersama Teman dari Malaysia
India
Dari teman-teman India, saya baru ngerti kalau India itu seperti Indonesia, heterogen. Akibatnya kebudayaannya berbeda sehingga kebiasaan di Facebook pun berbeda. Pertama kali saya diadd oleh teman pria dari Kota Ottapalam (India Barat). Wah surprise ada orang India yang mau jadi teman saya. Setelah saya konfirm, dia cukup friendly. Meskipun kadang-kadang bahasanya agak kurang jelas karena banyak huruf "t" jadi huruf "d" , tapi kami lumayan nyambung. Tapi anehnya pertanyaannya kadang-kadang aneh dan gak begitu penting. Pernah dia bertanya "How many times you get married??" . Dengan semangat 45 saya jawab " I'm still Jojoba". Gak tau dia ngerti apa gak. Tiap hari dia hanya masang status "gud mrng". "hv lunc" atau "dude". Gitu aja. Model pasang status seperti ini juga dilakukan teman-teman dari India Barat. Lucunya dia mengadd teman-teman perempuan saya. Sampai saya diprotes sama teman perempuan saya "Eh itu kamu dapet teman darimana? Ngrayu-ngrayu gak jelas!" Saya bilang, " Lumayan boo'. Tetangganya Sharuk Khan. Masih brondong".hihi Lambat laun saya diadd sama temannya teman saya. Ada yang laki-laki dan perempuan. Tapi anehnya, yang perempuan tidak begitu aktif. Jarang sekali mengapdate status. Paling-paling seminggu sekali, itupun dengan bahasa Hindi yang saya tidak mengerti. Suatu ketika saya buka percakapan eh dia bilang "Sorry, I'm still love my husband". Saat saya lihat usianya, masih 19 my age. Yaelah.
Si Mbaknya yang ngeadd saya :) |
Venezuela
Mozambik
Kazakhstan
Wow, Fantastic Baby |
Wa ini nih favorit saya. Teman dari Kazakhstan. Bermula dari saling berbalas komentar di Fanpage Asian Games 2014, akhirnya saya menemukan seorang teman wanita asal Kazakstan. Namanya Karina Juzbaeva. Dia masih remaja. Saya senang sekali bisa kenalan dengannya (hehe modus). Gimana enggak cantik, terus sering balas chat saya. Satu hal lagi yang saya suka yakni dia masih sopan saat mengenakan berbagai macam busana. Teman saya ini kelihatan cukup enerjik, jika saya lihat dari foto yang ia unggah. Dia sering terlihat melakukan berbagai aktivitas fisik. Berada di daerah Asia Tengah membuat wajah orang Kazakhstan begitu khas. Ada unsur europid dan mongoloid yang menurut saya menyatu dengan indahnya. Entah ini benar atau salah, jika saya melihat wajah-wajah orang dari negara pecahan Uni Soviet di Asia Tengah kok asyik gitu.
Ya dia sudah punya pacar. Penonton kecewa... |
Israel
Nah akhirnya saya mencoba mencari teman dari "bangsa yang terpilih". Saya meminta pertemanan dengan seorang cewek dari Haifa. Saya mencoba untuk mendekatinya. Saya buka obrolan. Tapi apa jawabanya? "Not interested" Lalu saya diblokir. Ya sudah. Seru juga bisa berteman dengan orang-orang dari luar negeri, meskipun cuma di FB. Saya jadi banyak belajar tentang kebiasaan mereka. Meskipun belum tentu seperti di dunia nyata, tapi saya senang. Semoga suatu nanti saya bisa mengunjungi mereka di dunia nyata. Sebagai penutup, saya beri foto narsis dari Indonesia.
Sumber Gambar : Facebook.com
Nah akhirnya saya mencoba mencari teman dari "bangsa yang terpilih". Saya meminta pertemanan dengan seorang cewek dari Haifa. Saya mencoba untuk mendekatinya. Saya buka obrolan. Tapi apa jawabanya? "Not interested" Lalu saya diblokir. Ya sudah. Seru juga bisa berteman dengan orang-orang dari luar negeri, meskipun cuma di FB. Saya jadi banyak belajar tentang kebiasaan mereka. Meskipun belum tentu seperti di dunia nyata, tapi saya senang. Semoga suatu nanti saya bisa mengunjungi mereka di dunia nyata. Sebagai penutup, saya beri foto narsis dari Indonesia.
Sumber Gambar : Facebook.com
Tags
Hiburan