Gambar dicopas dari soundtreemagazine.com |
Bukan sombong, entah mengapa pekerjaan saya kok ya sering
dijiplak oleh orang lain.
Mulai dari bangku SD sampai kuliah, tak jarang teman sekelas
meminjam pekerjaan saya (entah PR harian, LKS, atau tugas terstruktur). Padahal saya bukan termasuk "smart student", ya gitu-gitu aja. Kadang saya
menemukan perkejaan saya, terutama tugas lembaran yang diberi oleh sang guru sudah lecek
tak karuan, terkena noda di sana-sini dan sebagainya. Kalau sudah begini,
rasanya saya ingin sekali bilang,”Woi, lu kalo nyontek kira-kira dong, seenak
udel aja,” sambil berkacak pinggang seperti Pak Ahok kalau lagi marah. Tapi,
mengingat dan mempertimbangkan itu masih teman saya dan saya tak mau berkonflik
(saya tipe orang yang malas berkonflik), maka ya sudah saya diamkan saja, lha
mau gimana lagi? (sekarang Jokowi mode on).
Meski begitu, seringnya teman mengkopas pekerjaan saya juga
bikin keki. Lha wong gak keki, saya mengerjakan berbagai tugas itu kadang mikir
sampe jidat saya berasap. Kalau pas kuliah tak jarang naik turun perpusatakaan
3 lantai buat cari jawabannya. Lha pas udah keisi eh dicopas gitu aja. Yang
membikin saya keki sebenarnya teman-teman yang asal copas saja, tanpa mau
belajar apa yang dicopaskan. Kalau teman lain yang setelah mengkopas lalu
berusaha memahami apa yang sudah dicopaskan, saya masih salut. Paling tidak
mereka tak hanya asal copas, tak hanya asal tempel nama dan mendapat nilai
A. Bahkan kadang dari pertanyaan mereka
seputar jawaban yang telah saya jawab, saya bisa mengecek kembali pekerjaan
saya sambil saya juga memahami lebih lanjut materi yang telah saya pelajari.
Bicara copas-mengkopas, menurut pengamatan saya kini menjadi
budaya mengakar bangsa Indonesia, selain gotong royong dan tenggang rasa yang
sering diajarkan pada pelajaran PPKn. Kalau ada meme yang lucu, pasti akan
tercopas dengan cepat. Ada artikel menarik juga seperti itu. Untung kalau ada
kata permisi, ijin copas ya, ijin share ya, tapi gak bayar ya, hehe. Apalagi
kalau ada jawaban ulangan yang menarik, wah langsung bakal tercopas dengan
cepat.
Perkembangan teknologi memang membuat orang bisa mengcopas
sesuatu dnegan cepat. Jari-jemari akan dengan cepat membagikan sesuatu kepada
orang lain. Nah di sinilah boomerang itu terjadi. Kadang kita dengan enaknya
mencopas tanpa membaca dahulu apa yang kita copaskan. Membaca, ya membaca. membaca
dan memahami sesuatu yang kita copaskan. Bisa jadi, hal itu bisa bermanfaat
atau bisa jadi sesuatu yang menjerumuskan orang lain. Kalau sudah begini, dosa
paling besar ditanggung yang pertama kali memberi tahu (yang pertama kali mengkopaskan). Tentunya, sumbernya juga ikut andil.
Saya hubungkan copas-menkopas ini dengan kasus BKS yang
heboh kemarin. Setelah saya memasang radar cenayang, ternyata hampir semua
bacaan di BKS tersebut adalah hasil copas beberapa blog. Bacaan yang diambil
terkesan disambung-sambungkan dari materi yang ada. Tapi, banyak bacaan yang
tidak nyambung, setidak nyambungnya jawaban murid saya saat ulangan bahasa Jawa
>.<. Maka, ibu yang boleh jadi pe-xxx pun muncul dan spiderman yang
ber-xxx dengan saras pun tampak. Dari sini sudah terbukti bahwa penulis hanya
mengcopas tanpa ampun dari blog-blog yang belum tentu baik isinya.
Memang, copas itu pekerjaan yang menyenangkan. Tapi,
pernahkan kita berpikir bahwa menghasilkan sesuatu dari pemikiran kita sendiri
adalah jauh lebih menyenangkan. Membuat blog dengan tampilan wow dan dibaca
jutaan pembaca memang mengasyikkan, tapi apa rasanya jika konten hanya copas
dari sana-sini. Justru membuat blog dengan konten pemikiran sendiri meski
sedikit pembaca jauh lebih menyenangkan. Buat apa dapat nilai A tapi hasil
pekerjaan teman, lebih baik dapat nilai C tapi hasil usaha sendiri. Dan saya
pernah mengalami itu, di saat teman-teman yang mengkopas jawaban saya mendapat
nilai A atau B tapi saya malah mendapat C. Namun, saya sangat puas karena saya
benar-benar memahami materi tersebut dan bisa saya ajarkan ke anak didik saya. Intinya
adalah bisa anda simpulkan sendiri, tapi yang jelas jangan sampai budaya copas
nantinya sejajar dengan budaya gotong royong yang mengakar hingga ke berbagai
lapisan bangsa.
Selamat malam, selamat berakhir pekan.
Tags
Catatanku