Kriiing......
“Halo SD XXX Selamat Siang,”
“Anak Kelas 4 pulang jam berapa ya?” suara ibu-ibu dari
seberang membangunkan saya dari konsentrasi mengetik di depan PC.
“Sudah dari tadi bu, jam setengah 1,” saya jawab agak ketus.
Ini kali ke 40 telepon dengan pertanyaan yang sama dan nada yang sama.
“Wah anak saya kok belum pulang ya?” tanya suara seberang
lagi.
Ya meneketehek. Batin saya. “Mungkin di temannya Bu. Saya lihat
tadi beberapa anak Kelas 4 meminta izin ke orang tuanya lewat telepon sekolah
mau kerja kelompok,” jawab saya diplomatis. “Coba saja hubungi temannya Bu,”
jawab saya lagi.
“Baik trimakasih Pak, selamat siang,”
“Selamat siang,” jawab saya. Lagi-lagi datar.
Saya lanjut mengetik. Sudah separuh jalan mengerjakan
aplikasi Padamu Negeri, yang kini tinggal kenangan. Masih ada 5 kelas yang
belum kelar. Saya lihat jam. Jam 2 kurang 5 menit. Tumben tak ada guru yang
berhaha-hihi di ruang guru. Bapak KS sudah meninggalkan singgasananya sejak jam
1 siang. Ada rapat K3S.
Jadi di ruangan ini saya sendiri. Ruang TU yang berada di
antara ruang KS dan ruang guru. Biasanya ruang ini masih ramai oleh celetukan
khas beberapa guru yang sedang mengeprint RPP dan kawan-kawannya. Tapi entah
pada hari itu pergi ke mana orang-orang.
Kriiing....
Hadoo, siapa lagi sih ini. Pertanyaan saya belum terjawab. Terburu
dibuyarkan telepon itu.
“Haloo, SD XXX selamat siang,” kalimat ke-79 yang saya
ucapkan hari itu,
“Pak Ikrom, itu yang Data mengenai BSM diprin berapa kali.
Dikirim sama soft copinya atau hard copinya saja. Oh ya, laporan BOSnya itu
yang dideadline apa cuma BOSNAS, apa sekalian sama BOSDA? Terus ......... “
pertanyaan bertubi-tubi langsung menghajar saya.
Suara Ibu A, staf TU sekolah swasta yang tinggal
sepelemparan batu dari sekolah tempat saya bekerja, langsung saya kenali. Seorang
wanita yang tak bisa dibilang muda, tapi penuh energik. Sayang, sekarang tak
diketahui keberadaannya.
Saya menjawab satu per satu pertanyaan beliau. Dan tentunya
dengan sedikit adu otot karena ada beberapa hal yang memang kami selalu
bersebarangan pendapat. Sekira 3 menit kami mengobrol. Lalu, telepon saya
tutup. Saya lihat jam lagi, masih 2 lebih sepuluh.
Saya berniat menyelesaikan tugas memasukkan jadawal di
Padamu Negeri hingga sampai jam 3 nanti. Nanggung, mumpung servernya sedang
obral buka jalan tol.
Kriiing...
Hado, siapa lagi ini. Paling Bu A. Ya Tuhan itu orang dari
tadi pagi kok ya, tapi bagamana lagi. Maklum saja, yang muda yang ngerti. Atau mungkin
dari Mas I, staf UPT Pendas yang gak kira-kira kalau nelpon suruh ke UPT ambil
ini-itu dan mengumpulkan ini-itu dengan segera.
“Halo, SD XXXX Selamat Siang” kalimat ke-80 yang saya
ucapkan.
Hening. Tak ada jawaban.
“Halo, SD XXXX Selamat Siang” kalimat ke-81 yang saya
ucapkan.
Hening. Masih tak ada jawaban.
“Halo, SD XXXX Selamat Siang, Ini dengan siapa? Bisa
dibantu?” kalimat ke-81 yang saya ucapkan dengan sedikit penambahan beberapa
suku kata.
Kkhhhkkkkkkhhhhhhhhhhhhhhh.
Tiba-tiba saya mendengar orang seperti mau batuk atau
seperti orang yang menelan air minum tapi dibuat-buat.
“Halo siapa ya?”
Kkhhhkkkkkkhhhhhhhhhhhhhhkkkkkkkkhhhhhhhhkhkkkkkkkkkkkhhhhhhhhhhh.
Kali ini lebih panjang.
Saya diam. Saya mencoba mendengarkan seksama.
Kkhhhkkkkkkhhhhhhhhhhhhhhkkkkkkkkhhhhhhhhkhkkkkkkkkkkkhhhhhhhhhhh.
Kkhhhkkkkkkhhhhhhhhhhhhhhkkkkkkkkhhhhhhhhkhkkkkkkkkkkkhhhhhhhhhhh Kkhhhkkkkkkhhhhhhhhhhhhhhkkkkkkkkhhhhhhhhkhkkkkkkkkkkkhhhhhhhhhhh
Kkhhhkkkkkkhhhhhhhhhhhhhhkkkkkkkkhhhhhhhhkhkkkkkkkkkkkhhhhhhhhhhh Kkhhhkkkkkkhhhhhhhhhhhhhhkkkkkkkkhhhhhhhhkhkkkkkkkkkkkhhhhhhhhhhh
Lha suaranya kok tambah panjang. Tapi kali ini tiba-tiba
perut saya kok gak enak ya. Padahal tadi sudah makan. Jangan-jangan ini yang
dibilang Pak S, mantan TU yang dulu pada jam-jam segini menguni tempat saya
berada.
Kata Pak S, pada sekira jam 2 hingga setengah 3, sering
ditelpon Si KKhh. Tapi, telepon dari si doi hanya muncul jika tak ada orang,
atau hanya ada 2 orang di ruang TU. Tidak akan ada kalau rame-rame. Saya sih
awalnya hanya berpikiran mungkin orang iseng atau anak-anak yang usil. Atau mungkin
ada orang yang sengaja menakut-nakuti agar tak ada siapa-siapa di ruangan itu
sehingga bisa mengambil barang-barang penting. Tapi kok pas saya mendengar si
Khhh, kok rasanya lain ya. Saya bisa merasakan ada sesuatu yang ingin ia
sampaikan. Sesuatu yang belum saya ketahui, mungkin tentang sekolah itu atau
tentang orang-orang di situ. Bukan sok tau sih, tapi rasanya ada sesuatu yang
memang harus saya tahu.
Just to know, saya lalu membuka beberapa arsip tentang
sekolah. saya baru tahu kalau sekolah saya dulunya pernah menjadi sekolah untuk
orang Tionghoa di saat penjajahan Belanda. Lalu sempat dipakai sebagai barak
militer, balai pengobatan sementara sebelum rumah sakit katholik di depan
sekolah dibangun, hingga kini menjadi SD Negeri satu-satunya di wilayah selatan
Kecamatan paling tengah di kota saya (halah ribet banget).
Sempat pula tedengar cerita kalau dulu bangunan itu sering
digunakan sebagai tempat pembataian, baik saat perang revolusi maupun saat
peristiwa G-30 S. Tapi, tak lantas cerita itu membuat saya takut bekerja dan
pulang sore-sore. Hanya saja mungkin ada yang mau nostalgia dengan “sekolahnya”.
Tapi indra ke-8 saya punya pendapat lain. Mungkin ada yang
protes gegara pohon besar di halaman depan ditebang untuk tempat senam dan
tempat bermain anak-anak. Meski kedua tempat itu kokoh berdiri, tapi saya lihat
kok ada suasana yang kurang “hidup” di sana. Anak-anak jarang sekali main di
sana. Mereka lebih suka bermain di tempat lain. Padahal tempatnya lebih nyaman
dan luas. Ada sesuatu yang membuat orang tak betah lama-lama di bekas pohon
besar tadi. Atau ini hanya dugaan saya. Entahlah.
Kini, saya tak lagi berlama-lama di ruang TU karena ada
orang lain yang menggantikan. Telepon tanpa henti dari wali murid sudah tak
saya angkat lagi. Ibu A, yang sekira
bulan lalu menghilang tanpa sebab juga tak lagi terdengar suaranya. Hanya
saja, di suatu siang saat saya mengoreksi ulangan anak-anak di ruang guru.
Telepon pun berbunyi.
Kriiing.....
“Halo, SD XXXX Selamat Siang” sapa saya.
Kkhhhkkkkkkhhhhhhhhhhhhhhkkkkkkkkhhhhhhhhkhkkkkkkkkkkkhhhhhhhhhhh.
Kkhhhkkkkkkhhhhhhhhhhhhhhkkkkkkkkhhhhhhhhkhkkkkkkkkkkkhhhhhhhhhhh Kkhhhkkkkkkhhhhhhhhhhhhhhkkkkkkkkhhhhhhhhkhkkkkkkkkkkkhhhhhhhhhhh
Kkhhhkkkkkkhhhhhhhhhhhhhhkkkkkkkkhhhhhhhhkhkkkkkkkkkkkhhhhhhhhhhh Kkhhhkkkkkkhhhhhhhhhhhhhhkkkkkkkkhhhhhhhhkhkkkkkkkkkkkhhhhhhhhhhh
Suara itu lagi. Saya lihat jam. 2 lebih 10 menit. Saya lihat
sekeliling. Tak ada orang. Yas udah. Saya tutup saja. Merapikan tas. Menutup ruang
guru dan pulang.
Sekian. Salam.
Tags
Catatanku
kkkkhhhhh mungkin dia mau ngomong, kkkkkkhhherajinen pak, wayahe moleh hahahahaha
ReplyDeleteiyo, jam yamono kok gak mulih2 -_-
ReplyDeleteGood Articel no doubt. thats awesome dude i hope you always make content like this.
ReplyDelete